pdt nelson siregar menulis
ijuk di para-para, hotang di parlabian, na bisuk nampuna hata, na oto tu pangadisan, mungkin dahulu hikmat difahami, dalam artian kemampuan diplomatis, pengertian bersilat lidah, manis dan cantik bermain kata-kata, sehingga yang bodoh terlena, dan dapat meraup untung dari kebodohan, amsal sulaiman supaya kaya, berpengaruh dan dihormati, bukan dengan kerakusan dan pembodohan, tapi hanya mendengar…