LITERASI BACA TULIS: TELINGA DUA, MULUT CUMA SATU

Masalah utama dalam media sosial: minusnya literasi netizen.

* * *
Bertahun-tahun silam seorang wartawan pemula pernah meminta saran atau kiat dari saya tentang penulisan berita. Saya menyahut, “Yang akan kukatakan kepada kau sederhana, dan inilah saran terbaik berdasarkan pengalamanku sendiri, dari kesalahanku pada tahun-tahun awal menjadi wartawan.” Dia pun antusias, taksabar mendengar tuturan saya selanjutnya.

“Sebelum kau mulai belajar menulis berita,” kata saya, “kau harus lebih dulu belajar membaca semantik.”

“Apa itu?” katanya.

Saya menjawab bahwa seorang penulis mesti belajar membaca makna, baik yang tersurat maupun yang tersirat, agar dapat memahami kalimat seturut koteks dan konteksnya. Akan lebih baik lagi kalau dia juga belajar dasar filsafat, ilmu logika, khususnya cara menarik kesimpulan yang logis. “Kau harus lebih banyak ‘diam’, berpikir dalam-dalam, sebelum menulis apa pun,” kata saya.

Hasilnya? Sampai hari ini dia tidak khatam juga “cara membaca”, tetapi merasa sudah menguasai “cara menulis”.

* * *
Satu alinea berikut saya pungut secara verbatim dari situs web Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan:

“Membaca merupakan kunci untuk mempelajari segala ilmu pengetahuan, termasuk informasi dan petunjuk sehari-hari yang berdampak besar bagi kehidupan. Ketika menerima resep obat, dibutuhkan kemampuan untuk memahami petunjuk pemakaian yang diberikan oleh dokter. Jika salah, tentu akibatnya bisa fatal.”

Sumber nukilan dan foto: http://gln.kemdikbud.go.id/glnsite/buku-literasi-baca-tulis

* * *
Urutan literasi baca tulis: belajar membaca, baru belajar menulis. Karena itulah disebut “literasi baca tulis”, bukan “literasi tulis baca”.

Begitu juga dalam bahasa lisan: belajar mendengar, baru belajar berbicara. Mendengar (memahami) sebenarnya lebih sulit daripada berucap. Barangkali itulah perlunya homo Sapiens punya dua telinga: untuk menandingi mulutnya yang cuma satu.

Dus, wahai wartawan dan netizen yang “mahabenar”, belajarlah membaca dan mendengar sebelum berkomentar atau berkoar-koar.

Balige, 18 Agustus 2019

Jarar Siahaan
www.laklak.id
______________

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *