ijuk di para-para,
hotang di parlabian,
na bisuk nampuna hata,
na oto tu pangadisan,
mungkin dahulu hikmat difahami,
dalam artian kemampuan diplomatis,
pengertian bersilat lidah,
manis dan cantik bermain kata-kata,
sehingga yang bodoh terlena,
dan dapat meraup untung dari kebodohan,
amsal sulaiman supaya kaya,
berpengaruh dan dihormati,
bukan dengan kerakusan dan pembodohan,
tapi hanya mendengar pertimbangan,
bertindak adil,
dari takut akan Tuhan,
serta rela membeli ilmu pengetahuan,
dan mencari pengertian,
dari itu dia menjadi kaya,
lebih berkuasa,
berpengaruh dari raja mana pun,
namun ketika dia tergoda dari roh zaman,
semua yang sudah diperolehnya pupus,
tak berkelanjutan,
dia jatuh menerapkan perbudakan,
pajak yang menyesakkan,
bertindak keras pada yg mengkritik,
beristri banyak,
dan akhirnya menyembah berhala,
akibatnya regenerasi takut akan Tuhan sirna,
kerajaan terpecah dua,
rehabeam menerapkan kekerasan,
pajak serta penindasan yang jauh lebih hebat dari sebelumnya,
sehingga 10 marga di Israel utara bangkit,
jerobeam yg bukan asli keturunan David dinobatkan menjadi raja,
kini hikmat bagi kekristenan,
selain takut akan Tuhan,
adalah memberitakan dan memahami salib Kristus,
salib bagi orang lain kebodohan,
tapi bagi kita kekuatan dan keselamatan,
disalibkan karena berkorban untuk semua,
untuk seluruh alam kosmos,
tidak lagi karena kejahatan,
karena kerakusan untuk berkuasa,
atau karena membodohi,
menindas atau memenuhi nafsu,
salib adalah hikmat pengampunan,
menolak persamaan dengan cara-cara duniawi,
Your article helped me a lot, is there any more related content? Thanks! https://accounts.binance.com/el/register?ref=S5H7X3LP
Thank you for your sharing. I am worried that I lack creative ideas. It is your article that makes me full of hope. Thank you. But, I have a question, can you help me?