Jejesomuntul tobing

Abdul Somad, Saya dan Nai Peranca
Edisi; Mimbar Agama Kristen

Tayangan Video berdurasi 2 menit, berisi ceramah Abdul Somad dihadapan jemaahnya, yang menyebut ada Jin Kafir pada Salib Yesus, terus menuai beragam reaksi dan tanggapan dari para Netizen.
Reaksi keras itu, datangnya bukan saja dari kalangan Kristen/ Nasrani, tetapi ada juga dari kalangan Non Kristen: dari orang awam hingga ke tokoh publik: dari bentuk puisi, caci maki, himbauan memberi maaf hingga desakan agar segera dilaporkan.
===========

Kemarin, disela nonton acara Panjat pinang, Nai Peranca pun meminta tanggapan saya terkait video Viral tsbt. Tak cuma minta pendapat ‘tahe’, malah dianya seperti kesal karena saya tidak atau belum menulis status terkait ceramah yg patut diduga telah melakukan penistaan agama, melanggar  UU Pidana 156a itu.
=============

“Sudah riuh sekali di sosmed membicarakan si  Bakul Tomat itu, Je, tapi koq kamu tak tertarik utk menulis status terkait itu,?” tanya Nai Peranca.

Saat itu, saya tiba tiba tertawa terbahak, tapi bukan karena pertanyaan Nai Peranca itu, melainkan karena celana salah seorang peserta panjat pinang koyak, dan otomatis nampak “Upa Suhut” nya.😀
(Upa Suhut = Pantat)

“Apa tadi kamu bilang? Bakkul Tomat? Maksudmu Abdul Somad toh?” Jawabku setelah lega tertawa.

“Ia, entah siapapun itu, pokoknya yang bilang bahwa ada Jin Kafir pada Salib Yesus itu lho. Kamu tak bereaksi?” Desak Nai Peranca.

“Sebetulnya, saya tak begitu tertarik lagi menulis atau membicarakan soal itu di Medsos, karena sudah banyak sekali orang membahasnya….” kataku memulai penjelasan

“Jadi..?”

“Yah, apalagi yg mau ku katakan, semua sudah lengkap; mewakili kekecewaan, kemarahan, tuntutan, bahkan sumpah serapah, hingga ajakan utk memaafkannya: Iya kan?

Nah, karena kamu mau tau pendapatku, saya hanya mau bilang:

Pertama:
Bahwa persoalan toleransi di Negeri ini memang, masih banyak yg harus diperbaiki, dan hal itu, selain menyangkut Regulasi/Peraturan, Hukum dan pelaksanaannya, Para Pejabat terkait, tapi juga menyangkut  masyarakat Indonesia sendiri, termasuk para tokoh agamanya; bahwa semakin maju pemahaman dan kesadaran seseorang terhadap Ajaran agamanya maka tingkat toleransinya akan semakin baik.
Tapi faktanya kan, justru semakin mencuat nafas dan gerakan radikalisme di NKRI ini. Ajaran yg bertentangan dgn Pancasila yg kita anut saja sudah terangterangan muncul.
Betul tidak?

Kedua,
(lanjut ku bagaikan dosen terbang yg sedang mengajari mahasiswanya.😀)

Ada dua Aspek, yg perlu disadari terkait  ceramah yg patut diduga telah melanggar itu, yaitu soal penegakan dan supremasi hukum, dan bagaimana umat Kristiani menyikapinya.

Menyangkut aspek Hukum, biarlah hal itu berjalan sebagaimana mestinya dan seharusnya, agar ada efek jera dan kedepan tidak terulang kembali.

Dan kupikir, Umat Kristiani sudah sangat dewasa dalam menyikapi sebuah penistaan, penghinaan, pelecehan agama, dll
Jangankan penistaan, pengeboman gereja dan kekerasan yg dilakukan atas nama agama saja, reaksinya wajar aja koq.
Gak sampe melakukan demo berjilid- jilid.

Nah, bandingkanlah saat Ahok keseleo bicara dan dituduh menista agama, apa yang terjadi?

Jadi, begini saja Nai Peranca;
Sebagai warga minoritas di Negara Entah Berantah ini, sebaiknya kita semakin tahu diri saja sekaligus semakin menunjukkan ajaran kita yg sebenarnya; bahwa ajaran Kristen yg paling utama dan dominan adalah KASIH.

Perhatikanlah, sejelek-jeleknya seorang Pendeta atau Pastor tetapi mereka tak akan pernah menista agama orang lain dihadapan jelmaat-Nya.

“Maksud mu, si Tomat itu jauh lebih jelek dari mereka, begitu Je?) 😀

Bukan, tapi sekejam kejamnya perlakuan terhadap Umat Kristen, bahkan banyak Gereja di Bom, dibakar, dipaksa ditutup, Jemaatnya banyak yang telah mati, masih ada yg belum sembuh dan trauma, tapi mereka tak akan pernah bereaksi keras sampai melakukan tindakan anarkis.

Ketiga:
Sebagai umat Krisriani, dan dalam konteks Iman, kita harus percaya, bahwa Tuhan mengijinkan semua itu terjadi dan akan banyak hal, atau kejadian yang menerpa setiap  pengikutn-Nya.
” Pikul Salib mu”, sebut sebuah Nats dalam Alkitab

Tuhan yg kita percaya dan Imani, tak perlu dibela, karena Kuasa dan Tangan Tuhan akan merenda dan melawat setiap jiwa jiwa gelap dan yang menyakiti hati-Nya.

“Pembalasan bukan kewajiban mu” demikian disebut dalam sebuah nats.
Jadi itulah dulu pendapat ku yah.

“Okelah ito Jeje, terimakasihlah. Tapi tulislah juga percakapan kita ini di Sosmed yah”

Wkwkwwkkwk
===========
SELAMAT HARI MINGGU

3 thoughts on “

  1. Your article gave me a lot of inspiration, I hope you can explain your point of view in more detail, because I have some doubts, thank you.

  2. Thank you for your sharing. I am worried that I lack creative ideas. It is your article that makes me full of hope. Thank you. But, I have a question, can you help me?

  3. Thank you for your sharing. I am worried that I lack creative ideas. It is your article that makes me full of hope. Thank you. But, I have a question, can you help me?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *