Peningkatan pengetahuan, kepedulian dan aksi masyarakat di kawasan Danau Toba adalah suatu hal yang menjadi prioritas dan sangat penting dalam upaya mendukung program pengembangan pariwisata kawasan Danau Toba. Demikian disampaikan Drs.Melani Butarbutar, MM, Staf Ahli Bupati Samosir pada pembukaan kegiatan Kampanye Lingkungan Yang Efektif untuk Pariwisata Berkelanjutan, Jumat 5/9 di Hotel Ambaroba Tuktuksiadong.
Lebih lanjut Butarbutar menjelaskan bahwa atas fasilitasi Direktorat Perancangan Destinasi dan Investasi Pariwisata, Ditjen PDP Kementerian Parekraf, selama 2 (hari) tgl. 5-6 September 2014 akan dilakukan kegiatan Kampanye Lingkungan Yang Efektif untuk Pariwisata Berkelanjutan yang diikuti Staf Dinas Pariwisata, Guru SD, Guru SMP, Guru SMA/SMK dari Kab.Simalungun, Samosir, Tobasa, Tapanuli Utara dan Humbang Hasundutan serta dari LWG/FPP di 3 Kabupaten, dengan mengirimkan dua orang peserta dari masing-masing LWG dan Sekolah.
Dalam rangka pengembangan tata kelola destinasi pariwisata, sejak tahun 2011 Kementerian Pariwisata dan Ekonomif Kreatif telah menerapkan Destination Management Organization(DMO) pada 15 cluster di Indonesia, salah satu diantaranya clusterDanau Toba. Salah satu kegiatan antara lain melakukan inisiasi dan pembentukan DMO atau yang lazim disebut Kelompok Kerja Lokal (Local Working Group ) sehingga terbentuklah 3 (tiga) LWG di kawasan Danau Toba yakni Forum Pengembangan Pariwisata (FPP) Kabupaten Samosir, Forum Pengembangan Pariwisata Simalungun dan Forum Pengembangan Pariwisata Tobasa, sementara di Kabupaten Tapanuli Utara dan Kabupaten Humbang Hasundutan masih dalam tahap sosialisasi dan inisiasi.
Selain pembentukan LWGdilakukan identifikasi permasalahan pariwisata dari para pemangkut kepentingan di kawasan Danau Toba, hasilnya diketahui telah terjadi penurunan kualitas lingkungan yang berdampak pada penururan kualitas pariwisata Danau Toba.
Tujuan dilaksanakannya kegiatan ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan, kepedulian dan aksi masyarakat Danau Toba dalam pengelolaan lingkunan hidup yang lestari, serta mendukung peningkatan kualitas lingkungan sebagai bagian dari produk pariwisata di kawasan Danau Toba, lanjut Melani Butarbutar yang juga Sekretaris FPP Samosir.
Dengan demikian kegiatan pendidikan kampanye ini lebih focus untuk meningkatkan kemampuan metodologi guru dalam mengintegrasikan muata pendidikan lingkungan hidup dan pariwisata ke dalam mata pelajaran dan kegiatan praktis untuk mendorong perilaku siswa agar lebih ramah pada lingkungan sekitar baik lingkungan agama, budaya, masyarakat dan keluarga, sebab melalui sekolah diharapkan kampanye dan perubahan sikap perilaku akan lebih efektif, pungkas Butarbutar mengakhiri kata pembukaan.
Informasi yang diperoleh dari staf Direktorat PD dan IP Kementerian Parekraf dan Indecon sebagai penyelenggara, materi “pendidikan” di hari pertama antara lain Adaptasi Kurikulum 2013 dalam pendukung integrasi Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) di sekolah; Mendesain metodologi PLH dan pariwisata yang efektif dan menyenangkan, Pengembangan jejaring PLH sebagai media efektif dalam pemahaman lintas geografis dan budaya dengan nara sumber Adhitya Dharma, Stien Matakupan dari UI dan AgusWiyono. dari Indecon.
Sementara pada hari kedua, dilakukan kunjungan ke Sopo Belajar di kawasan Lontung Kec.Simanindo, praktek pembuatan pupuk organic dari eceng gondok dan sampah serta penugasan praktek dan menyusun Rencana tindak lanjut (RTL) di Sekolah yang difasilitasi LWG/FPP setempat. Sekolah-sekolah akan didorong untuk melakukan kegiatan produk kepariwisataan sekaligus untuk menjaga kebersihan dan pengelolaan lingkungan hidup di sekolah, tentunya FPP akan melakukan kajian dan evaluasi sejauhmana terjadi perubahan sikap dalam pengelolaan lingkungan.