Kendatipun Hari Raya Paskah yang ditetapkan di kalender telah berlalu tiga minggu (29-30 Maret 2013), namun nuansanya masih terasa di Samosir hingga bulan April ini. Panitia Perayaan Paskah yang dibentuk dan ditetapkan Forum Komunikasi Kristen-Katolik (FK3) Samosir menggelar Perayaan Paskah Kabupaten Samosir tahun 2013 di Tanah Lapang Pangururan pada Senin 22 April 2013.Tema perayaan paskah dikutip dari Injil Yohannes 20: 18 berbunyi: “Aku telah melihat Tuhan” dengan sub tema : “Dengan perayaan paskah kiranya kita mampu melihat peluang dan potensi untuk membangun Kabupaten Samosir berlandaskan iman yang sejati akan Yesus Kristus yang telah bangkit”
Sekitar pukul 5 sore, jemaat Kristen sudah hadir telah memadati kursi diperkirakan lebih dari seribu orang hingga Panitia menambah jumlah kursi. Menurut pengamatan kebanyakan yang hadir dari pegawai Pemerintah Daerah, karena diperoleh informasi ada semacam ‘instruksi’ dan dicatat kehadirannya oleh pimpinan SKPD. Peserta perayaan yang lainnya berasal dari kelompok Paduan Suara gabungan Gereja per denominasi yang ada di Kecamatan Pangururan.
Acara diawali dengan penerimaan rombongan prosesi yang terdiri dari Bupati Samosir dan Ny; Sekdakab Samosir dan Ny. Dandim 0210 Taput, Wakapolres, para Staf Ahli Bupati, Pimpinan SKPD dan rombongan Rohaniwan antara lain Praeses HKBP Distrik VII Samosir, Pastor Katolik Pangururan, termasuk Pendeta yang akan melayani acara kebaktian. Dengan iringan musik tiup dari Kec.Simanindo dan drum band siswa/I SMA Katolik Pangururan, rombongan berjalan kaki dari rumah dinas Bupati melintas kota Pangururan menuju lokasi acara disambut dengan tortor panomu-nomuonyang dibawakan SMA Neg 1/2 Pangururan.
Selanjutnya setelah peserta prosesi menempati tempat duduk masing-masing di tratak/tenda kiri kanan lokasi, acara dimulai dengan kata pembukaan yang disuarakan oleh dua orang Pembawa Acara sekaligus menghantar warga jemaat untuk menyaksikan tablo “kubur kosong” yang digelar Orang Muda Katolik Lumban Silintong. Usai gelar tablo dilanjutkan dengan laporan Ketua Panitia yang menyampaikan bahwa Panitia yang hanya terdiri dari tiga seksi, namun sesuai kemampuan telah mempersiapkan kegiatan utama perayaan bekerjasama dengan instansi dan pihak terkait, termasuk seksi penerima tamu yang ditangani oleh pihak Koramil dan Kepolisian setempat.
Perayaan Paskah Oikumene Kabupaten Samosir digelar dengan metoda inkulturatif, karena seluruh rangkaian acara membutuhkan partisipasi jemaat dengan responsoria diselingi acara koor dari kelompok paduan suara Katolik (6 gereja di kawasan Pangururan), paduan suara Kristen (HKBP, GKPI, GPI) diiringi musik tradisional dan full band, beberapa adegan drama dan tortor terlihat disela-sela berlangsungnya acara kebaktian.
Dalam suasana seriusnya jemaat mengikuti kebaktian, hujan deras turun menguyur kota Pangururan sehingga membasahi pembawa acara, kelompok paduan suara, pemain musik dan liturgis di panggung terbuka yang dipersiapkan dengan dekorasi tanpa tenda atau tratak, bahkan peralatan elektronik seperti soundsystem, keyboard, in focus-screen basah kuyup. Mereka yang berada di tenda-tratakpun turut basah, sebagian besar terpaksa berdiri karena kursinya sudah dibasahi air hujan.
Kendati hujan terus mengguyur namun peserta tetap mengikuti acara dengan semangat.
Pdt DR. Eben Ezer Siagian yang memimpin kebaktian perayaan paskah tersebut menyampaikan khotbah sesuai tema Yoh 20: 18 dan sub tema perayaan. Dengan memakai payung yang dipegang oleh seorang jemaat, Penghotbah menyampaikan bahwa sesungguhnya masyarakat Samosir sudah melihat Tuhan, karena dengan melihat anugerah Tuhan yang sangat besar yakni keindahan Danau Toba yang terbentang luas dihadapan kita, mata kita jelas sudah melihat Tuhan. “Anugerah Tuhan telah nyata, telah dilihat oleh mata manusia, lihatlah danau Toba yang sangat luas, indah, tidak ada duanya di belahan bumi ini, tiada bandingannya” ujarnya.
“ Untuk itu diharapkan, seluruh jemaat dan elemen masyarakat di Samosir hendaknya selalu bersatu padu, dengan cinta kasih dari Yesus yang telah bangkit. Masyarakat harus berpartisipasi, bahu membahu, bekerja sama dengan Pemerintah untuk menaga dan memelihara keindahan anugerah itu. Danau Toba adalah salah satu keajaiban dunia yang dapat dijadikan menjadi daerah tujuan tempat wisata. Samosir sudah ditetapkan dan memiliki visi pariwisata untuk mewujudkan cita-cita masa depan yakni peningkatan kesejahteraan masyarakat” jelasnya. “Karena itu, seluruh elemen masyarakat harus membantu Pemerintah untuk mewujudkan cita-cita itu, menjaga kebersihan keamanan, memberikan pelayanan dengan ramah tamah; Jika hal itu dapat terwujud maka Samosir sungguh-sungguh telah melihat Tuhan” tandasnya lagi. Di akhir khotbahnya, Pendeta Siagian mengajak seluruh jemaat dan elemen masayrakat untuk tetap berdoa dan rajin ke gereja, sehingga keimanan meningkat, rasa kasih tetap ada dan takut akan Tuhan akan selalu ada dalam sanubari. Takut akan Tuhan dan berdoa memohon Tuhan melindungi jemaat dan memberikan anugerahNya bagi warga dan bumi Samosir sebagai daerah yang penuh keindahan dan tujuan wisata.
Usai khotbah, hujan masih mengguyur makin deras, Pendeta JM Sinaga menyampaikan doa syafaat sekaligus memohon pada Tuhan untuk “menghentikan” hujan. Untuk beberapa saat hujan memang reda, namun sampai acara kebaktian ditutup Pdt. Eben Siagian, dengan doa peersembahan dan berkat, hujan masih tetap membasahi bumi Pangururan. Acara kebaktian perayaan paskah sudah selesai, dilanjutkan dengan kata-kata sambutan dari Pimpinan dan Undangan yang telah ditetapkan.
Suatu hal yang patut menjadi catatan dalam perayaan ini adalah nuansa inkulturatif memberi semangat buat jemaat dan masyarakat, dengan gelar tablo, operette dan menyanyikan lagu Mars Samosir, dan diberikannya kesempatan buat remaja/generasi muda untuk menunjukkan kebolehannya dalam tortor dan menyanyi (vocal group) merupakan langkah baik untuk membina seni budaya sebagai bagian dari kepariwisataan.