Saat saya mendapat kesempatan ekspedisi ke-15 negara, saya menyimpan satu lembar uang kertas dari masing-masing negara. Waktu itu memang tidak ada perjalanan ke Amerika tetapi kali ini saya pengen nulis tentang uang dolar Amerika karena nilai tukarnya yang melaju sejak kemarin. Saya pribadi senang dolar Amerika bukan hanya karena nilai tukarnya yang tinggi tetapi karena pada uang kertas Amerika itu tertulis, “In God We Trust” atau “Kepada TUHAN Kami Percaya” sesuatu yang kelihatannya rohani. Ternyata uang kertas dengan tulisan itu pertama kali dicetak tahun 1957, setahun setelah Presiden Dwight Eisenhower menetapkan “In God We Trust” sebagai semboyan Amerika Serikat pada 30 Juli 1956. Secara hukum pemerintah mewajibkan motto tersebut dicetak pada semua mata uang kertas Amerika. Presiden Eisenhower dalam sebuah pidato menyatakan, “Dengan cara ini kita menegaskan kembali iman religius dalam warisan dan masa depan Amerika; dengan cara ini kita akan terus memperkuat senjata spiritual yang selamanya akan menjadi sumber daya terkuat negara kita dalam perdamaian dan perang.”
Dalam lembaran uang kertas dolar Amerika juga tercantum simbol $ yang sudah dipergunakan sebelum Amerika menggunakan dolar pada tahun 1785. Tulisan “E Pluribus Unum” bermakna “Dari Banyak Menjadi Satu”. Terdapat pula simbol yang sering disalahartikan oleh penggemar teori konspirasi yaitu gambar “Mata Satu” yang bermakna “Mata Tuhan yang Serba Melihat” yang sesungguhnya terdapat dalam Alkitab, lihat di Kitab 2 Tawarikh 16:9 “Karena mata TUHAN menjelajah seluruh bumi untuk melimpahkan kekuatanNya kepada mereka yang bersungguh hati terhadap Dia (TUHAN).”
Di atas gambar piramida terdapat tulisan “Annuit Coeptis” yang berarti “Dia (TUHAN) lebih menyukai usaha kita”. “Annuit Coeptis” ditulis atau dimasukkan oleh Charles Thomson, Sekretaris Kongres Kontinental, seorang ahli bahasa Latin yang menjabat pada tahun 1774-1789. Ia termasuk founding father-nya Amerika Serikat. Selain sibuk mengurus negara, Charles Thomson juga sibuk urusan iman. Charles Thomson mulai menerjemahkan Alkitab Septuaginta (Perjanjian Lama yang ditulis dalam bahasa Yunani) dan Perjanjian Baru ke dalam bahasa Inggris. Selama 19 tahun bekerja akhirnya Charles Thomson menerbitkan Alkitab pertama dalam bahasa Inggris di Amerika pada tahun 1808, lihat foto.
Gambar piramida sebanyak 13 baris melambangkan kekuatan dan ketahanan. Pada baris pertama adalah tahun 1776, tahun lahirnya Amerika dalam angka Romawi. Spanduk di bawahnya tertulis “Novus Ordo Seclorum” atau “A New Order of the Ages” atau “Awal Era Baru” yang merujuk pada awal era baru Amerika Serikat, ngga ada hubungannya dengan iluminati. “Novus Ordo Seclorum” inipun diusulkan pada tahun 1782 oleh Charles Thompson tadi yang menerjemahkan Alkitab. Masa iya penerjemah Alkitab menjadi anggota kelompok yang tidak percaya TUHAN? Orde Baru dalam sejarah bangsa Indonesia pun dalam bahasa Inggris ditulisnya “New Order” bukan berarti Orba itu iluminati, kan!
Jika mengacu pada cocoklogi ala saya, bisa jadi karena klaim-klaim rohani itulah maka mata uang Amerika sangat perkasa di dunia. Karena para Bapak Bangsa Amerika itu tahu kepada siapa mereka percaya! Salah satu kekuatan dolar Amerika adalah perannya sebagai mata uang cadangan dunia dan digunakan dalam hampir semua transaksi perdagangan internasional. Bahkan meski negara-negara Arab memiliki minyak bumi berlimpah ruah, transaksi penjualan minyak bumi tetap dilakukan dalam dolar Amerika. Hal ini berkat Perjanjian Bretton Woods yang mengatur moneter internasional. Tahun 1944, para pemenang Perang Dunia II yakni negara-negara sekutu, terutama dan negara lainnya yang berjumlah total 44 negara setuju mematok mata uang mereka terhadap dolar yang akan didukung oleh jumlah emas yang tetap. Negara-negara sekutu bersedia menetapkan sistem nilai tukar tetap dengan dolar Amerika sebagai mata uang cadangan internasional.
Tahun 1944, berarti Indonesia belum eksis sehingga kita sebenarnya hanya menerima keputusan 44 negara itu. Mungkin… kalau saat itu Indonesia udah eksis bisa mengusulkan memakai rupiah sebagai mata uang cadangan internasional. Atau jika perekonomian Indonesia benar-benar hebat, Indonesia bisa mengusulkan atau berperan besar menentukan arsitektur finansial global yang lebih menguntungkan Indonesia. Namun saya yakin meski Peruri menambah kata “In God We Trust” pada uang kertas rupiah tentu tidak serta merta rupiah jadi sakti. Hehehe…segala sesuatu yang dilakukan tanpa iman akan sia-sia. Iman para Bapak Bangsa Amerika kepada TUHAN Abraham, Ishak dan Yakub-lah yang membuat perbedaan.
#sejarah
#kekristenan
Ditulis fb Monique Rijkers
Flum GIO Flavors offers a premium vaping experience with a range of rich, satisfying flavors. Its sleek, disposable design provides smooth puffs and vibrant tastes, ideal for convenient, on-the-go use.