Virus corona: Kalau terkena, berapa lama kita akan sakit dan pertanyaan yang paling sering diajukan soal Covid-19 beserta jawabannya
-
24 Maret 2020
Wabah virus corona telah menjadi pandemi. Pertanyaan besar menggantung di benak banyak orang seperti, seberapa mematikan penyakit ini?
Kalau kita pernah terkena, apakah kita memang menjadi kebal?
Bisakah kita melindungi diri kita? Bagaimana cara virus ini menyebar begitu cepat?
- Apakah masker bisa mencegah kita tertular virus, mengapa perlu hand sanitizer, dan bagaimana sebaiknya bersalaman?
- Apa yang terjadi pada tubuh jika terinfeksi virus corona?
- Berapa lama virus corona bisa bertahan pada permukaan?
Kami rangkum sejumlah pertanyaan dari para pembaca BBC News dari seluruh penjuru dunia, termasuk Indonesia, mengenai hal yang ingin Anda ketahui.
Berikut sejumlah pertanyaan dan jawabannya.
Jika kita sembuh dari virus corona, apakah kita akan kebal terhadap virus ini? – Dari RubyRed melalui Twitter
Masih terlalu dini untuk mendapatkan jawabannya secara pasti.
Kemunculan virus ini baru diketahui akhir Desember lalu, namun dari pengamatan terhadap virus dan jenis virus corona lain, mestinya tubuh kita akan punya antibodi yang akan melindungi kita.
Pengalaman pasien SARS dan jenis virus corona yang lain, kecenderungannya adalah orang yang sudah terkena tidak akan lagi mengalami infeksi.
Tapi ada laporan juga bahwa orang-orang di China yang sudah dinyatakan sembuh dari Covid-19 ternyata positif lagi terkena.
Yang penting dipastikan adalah orang-orang ini tak menularkan virus corona ke orang lain.
Jika terkena, berapa lama kita akan sakit? – Nita, Maidstone, Inggris
Empat dari lima orang yang terkena virus corona, dampaknya bisa dikategorikan sebagai sedang, mirip dengan flu.
Gejala yang ditimbulkan — yang paling sering — mencakup demam dan batuk kering.
Mungkin Anda akan merasa tak enak badan selama beberapa hari, dan mestinya akan kembali normal dalam tujuh hari setelah mengalami gejala-gejala tersebut.
Jika virus mencapai paru-paru, Anda bisa mengalami sesak napas dan pneumonia.
Sekitar satu dari tujuh orang yang terkena virus corona perlu dirawat di rumah sakit.
Seberapa bahaya virus corona bagi para penderita asma? – Lesley-Anne, Falkirk, Skotlandia
Pemerintah di Inggris mengatakan para penderita asma “sangat rentan” terhadap virus corona.
Ini karena ketika penderita asma mengalami infeksi saluran pernafasan, misalnya yang disebabkan oleh virus corona, maka gejala asmanya akan kambuh.
Dianjurkan, mereka yang memiliki asma untuk tinggal di rumah selama setidaknya 12 pekan.
Organisasi asma di Inggris menganjurkan pil yang sudah diresepkan oleh dokter untuk mencegah serangan asma yang bisa dipicu oleh virus corona.
Selain itu, dianjurkan pula untuk selalu membawa inhaler, siapa tahu terjadi serangan asma.
Apakah masker benar-benar berguna untuk melawan virus corona? – Tom Lim, Bali-Indonesia
Hanya ada sedikit bukti bahwa mengenakan masker membuat perubahan terkait berjangkitnya virus corona.
Para pakar menyatakan yang lebih efektif adalah menjagagaya hidup higienis, seperti sering mencuci tangan menggunakan sabun di bawah air mengalir serta mencuci tangan sebelum menyentuh wajah terutama di sekitar mulut.
Apakah virus corona dapat ditularkan melalui pegangan pintu dan berapa lama virus corona dapat bertahan? – Jean Jimenez, Panama
Bila orang yang terinfeksi virus dan menutup batuk dengan tangan mereka, kemudian mereka memegang sebuah benda, permukaan benda tersebut amat mungkin terkontaminasi.
Pegangan pintu merupakan salah satu contoh permukaan benda yang dapat terkontaminasi virus.
Para pakar berpendapat virus corona dapat bertahan di permukaan benda selama beberapa hari.
Jadi, memang yang terbaik adalah sering mencuci tangan Anda untuk membantu mengurangi risiko tertular serta untuk mencegah penyebaran virus.
Dapatkah virus corona menular melalui hubungan seks? – David Cheong, Singapura
Belum ada penjelasan mengenai hal ini, apakah hubungan seksual (cairan vagina dan sperma) merupakan salah satu cara transmisi virus corona yang harus kita waspadai.
Sejauh ini, batuk dan bersin dinyatakan sebagai cara utama penyebaran virus corona.
Apa perbedaan antara virus corona dan flu? – Brent Starr, Gresham, Oregon, AS
Virus corona dan influenza memiliki gejala yang mirip, membuat dokter sulit mendiagnosanya tanpa tes Covid-19.
Gejala utama virus corona adalah demam dan batuk.
Sementara influenza sering kali diikuti dengan gejala lain, seperti sakit tenggorokan. Sedangkan virus corona bisa menyebabkan seseorang sesak nafas.
- Mengerahkan ‘detektif’, cara Singapura melacak kasus virus corona
- Penanganan virus corona ala Korea Selatan layak jadi panutan?
- Pemerintah perpanjang masa darurat, Jokowi larang pemda tetapkan status ‘lockdown’
Apakah virus corona lebih menular dibandingkan influenza? – Merry Fitzpatrick, Sydney, Australia
Masih terlalu dini untuk membandingkan. Namun kita tahu, baik virus corona maupun virus influenza memang sangat menular.
Rata-rata, orang yang terinfeksi virus corona menularkannya pada dua hingga tiga orang lainnya, sementara mereka yang flu menularkannya kepada rata-rata satu orang.
Bagaimana pun, orang yang terinfeksi flu cenderung lebih cepat menularkan pada orang lain, sehingga kedua virus ini dapat menyebar dengan mudah.
Dapatkah kita tertular virus corona dari makanan yang disiapkan oleh orang yang terinfeksi virus corona? – Sean McIntyre, Brisbane, Australia
Seseorang yang sudah terjangkit virus corona dapat menularkan penyakitnya pada orang lain bila ia menyiapkan makanan secara tidak higienis.
Virus corona dapat tersebar melalui percikan air liur atau dahak ketika seseorang batuk.
Cuci tangan Anda sebelum memegang benda apa pun juga wajah serta sebelum makan. Ini imbauan yang diberikan untuk menghentikan penularan virus.
Saya seorang warga negara Inggris yang tinggal di Italia, tindak pencegahan apa yang dapat saya lakukan? – Alex Darlbosco, Milan
Untuk mereka yang tinggal di Italia- dan ribuan orang yang bepergian ke negara ini- ada sejumlah langkah yang dapat dilakukan untuk mencegah risiko virus corona.
Virus ini menyebar melalui kontak antar manusia, melalui percikan air liur atau dahak ketika batuk.
Jadi sering mencuci tangan sangatlah penting. Cuci tangan menggunakan hand sanitizer yang berbasis alkohol atau pakai air hangat dan sabun. Hindari memegang wajah. Hindari pula kontak dengan orang yang tengah batuk, bersin atau demam.
Setiap orang yang merasa terkena virus corona harus segera bicara dengan dokter mereka melalui telepon.
Apakah ada vaksinasi untuk mencegah terjangkit virus corona ini? – Hans Friedrich
Saat ini belum ada vaksin yang sudah teruji dapat melindungi kita dari virus corona jenis baru ini. Namun sejumlah peneliti tengah mengembangkannya.
Virus ini merupakan jenis baru sehingga ada banyak hal yang harus dipelajari oleh para dokter dan pakar.
- Ilmuwan ungkap cara sistem kekebalan tubuh perangi Covid-19
- Virus corona: Kapan vaksin virus corona tersedia?
- Sejumlah peneliti Indonesia berikhtiar mencari ‘penawar’ Covid-19, mulai empon-empon hingga propolis
Apakah iklim dan suhu berpengaruh terhadap penularan virus corona? – Ariyana, Märkisch-Oderland, Jerman
Belum jelas, apakah suhu berpengaruh terhadap penyebaran virus corona.
Virus-virus lain memiliki pola tertentu, seperti influenza yang lebih banyak berjangkit di bulan-bulan yang bersuhu lebih rendah atau hawa dingin.
Sejumlah riset menyatakan penyakit Mers (Middle East respiratory syndrome) -virus yang termasuk dalam kelompok virus corona- terpengaruh dengan kondisi iklim. Mers berkurang di bulan-bulan hangat.
Apakah orang yang sudah pernah kena pneumonia akan mengalami gejala virus corona yang lebih ringan? – Marje, Montreal, Kanada
Virus corona, dalam beberapa kasus, dapat menjadi pneumonia, terutama pada orang yang sudah memiliki gangguan paru-paru.
Namun, karena ini merupakan virus corona jenis baru, tidak ada seorang pun yang memiliki kekebalan terhadap virus ini.
Dengan demikian, pernah menderita pneumonia, atau penyakit yang berasal dari virus corona jenis lain seperti Sars, tidak membuat orang tersebut kebal terhadap penyakit covid-19 yang disebabkan virus corona jenis baru.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan kemungkinan butuh waktu 18 bulan sebelum vaksin untuk virus corona dapat diberikan kepada masyarakat.