TERAPI BAKING SODA UNTUK KANKER
Salah satu pengobatan kanker alternatif yang cukup ramai diperbincangkan ialah terapi baking soda. Terapi ini ditemukan oleh seorang mantan ahli onkologi (ahli kanker & tumor) bernama Dr. Tullio Simoncini dan hingga kini masih dipandang sebagai salah satu terapi alternatif yang kontroversial.
Terapi ini berbasis pada prinsip bahwa tubuh yang sehat dan normal akan berjalan pada kondisi pH yang berada di kisaran 7.365—dengan kata lain tubuh berada dalam kondisi basa. Dikatakan jika kadar keasaman tubuh menjadi terlalu tinggi, akan menimbulkan sejumlah risiko pada kesehatan seseorang.
Bisa dikatakan bahwa kondisi tubuh dengan keasaman tinggi merupakan sebuah ekosistem yang memiliki kadar oksigen yang rendah. Kondisi ini dapat menjadi ekosistem yang nyaman bagi pertumbuhan segala jenis mkroba, jamur, bakteri, virus, bahkan sel-sel tubuh yang abnormal, termasuk kanker.
Dikatakan juga bahwa mereka dengan kadar pH yang tepat akan memiliki liver yang lebih aktif dan efektif. Termasuk dalam memaksimalkan fungsinya untuk mengelola lemak serta menetralisir racun juga residu metabolisme tubuh. Kondisi basa juga mendorong liver menghasilkan lebih banyak senyawa glutathion yang penting untuk proses regenerasi sel dan imunitas.
Inilah yang membuat anggapan bahwa baking soda atau sodium bikarbonat (NaHCO3) berperan untuk meningkatkan kadar basa tubuh atau menyebabkan terbentuknya kondisi alkalin dalam tubuh. Sebagaimana dijelaskan dalam laman LIVESTRONG.com.
Mengonsumsi baking soda yang sudah dilarutkan selama beberapa hari berturut-turut diyakini akan memperbaiki kadar keseimbangan pH dengan mengembalikan kondisi basa tubuh. Terapi ini dapat dijalankan dengan cara yang sangat sederhana, yakni melarutkan baking soda dengan kadar alumunium 0 persen ke dalam air.
EFEK BAKING SODA PADA PERTUMBUHAN SEL KANKER
Menurut pendapat Simoncili, kanker terbentuk dari respon imunitas sel tubuh terhadap serangan jamur kandida yang ganas dan masif. Serangan jamur ini mendorong sel untuk melindungi diri sendiri sehingga membentuk perilaku menyimpang, yang kemudian kita kenal sebagai kanker.
Dan karenanya, terapi baking soda dianggap dapat membantu mengatasi kanker. Melalui riset yang ia kemabangkan, didapati bahwa kandida tidak bisa hidup dalam kondisi tubuh alkalin. Sebagaimana sel kanker juga tidak bisa hidup dalam kondisi alkalin.
Pandangan beliau yang kontroversial ini sebenarnya sudah banyak dibantahkan. Banyak pakar beranggapan bahwa kanker umumnya tidak berkaitan dengan infeksi kandida. Bilapun kanker dapat terbentuk dari infeksi, maka kebanyakan infeksinya dipicu oleh bakteri maupun virus, bukan oleh jamur.
Akan tetapi, dugaan bahwa sel kanker bisa diganggu pertumbuhannya serta melalui serangan terapi baking soda ternyata telah dibuktikan secara empiris dengan beberapa riset. Misalnya dalam sebuah jurnal tahun 2009 yang diterbitkan oleh Cancer Research yang berjudul “Bicarbonate increases tumor pH and inhibits spontaneous metastases.”
Dijelaskan bahwa terapi baking soda akan menyebabkan terbentuknya lingkungan basa pada tubuh. Bahkan tikus yang sudah memiliki sel kanker dalam tubuhnya lalu diterapi dengan suntikan larutan baking soda dibantu untuk memperoleh area basa di tubuhnya. Hal ini dapat membantu menghambat pertumbuhan serta proses memperbanyak diri sel kanker dengan cara melemahkan fungsi nukleus sel kanker.
Diduga ini masih berkaitan terjadinya peningkatan kadar oksigen dalam tubuh pada lingkungan basa. Sementara sel kanker cenderung mengalami perlambatan pertumbuhan jika berada di area dengan kadar oksigen yang tinggi.
Pada situs TheTRUTHAboutCANCER.com juga dibahas mengenai terapi temuan Simoncili ini. Diungkapkan bahwa dibutuhkan terapi dengan larutan baking soda berkadar ph 9.0 untuk bisa mengembalikan kondisi normal kadar alkali tubuh. Pada kadar basa yang tepat, maka sistem elektrolida dalam tubuh akan mencapai titik normal, termasuk kadar oksigennya.
Dalam kondisi ini maka sel-sel akan distimulasi untuk kembali pada posisi aktif. Dan sel-sel abnormal yang sudah bermutasi karena bekerja serta hidup tanpa elektrolida yang sehat akan melemah, bahkan mati. Sama halnya dengan mikroba-mikroba tidak sehat dalam tubuh. Pada umumnya sebagian besar sel kanker dan mikroba tidak sehat lebih nyaman hidup dalam lingkungan berkadar asam tinggi.
Baking soda juga dikatakan bermanfaat untuk membantu mengendalikan kerusakan fungsi ginjal dan mengurangi kerusakan akibat efek kemoterapi serta radioterapi. Karena itu beberapa klinik terapi menyarankan pasiennya menjalankan terapi baking soda jangka pendek untuk mengurangi efek samping pengobatan kanker.
Sedangkan dalam riset lain dijelaskan bahwa terapi baking soda bukan hanya membantu pengobatan kanker, tetapi juga bermanfaat untuk mengurangi rasa nyeri hebat yang biasa dialami pasien kanker. Sebagaimana dijelaskan oleh jurnal tahun 2015 bertajuk “Oral Bicarbonate as Adjuvant for Pain Reduction in Patients With Tumor Related Pain” di ClinicalTrials.gov.
Thank you for your sharing. I am worried that I lack creative ideas. It is your article that makes me full of hope. Thank you. But, I have a question, can you help me?
Your point of view caught my eye and was very interesting. Thanks. I have a question for you.