Diedit -revisi profil saya yang terbit tahun 2017.
Pada 1 Oktober 2017, Yayasan Peduli Indonesia telah mengeluarkan surat pengangkatan kepada Bapak Melani Butarbutar sebagai Redaktur Pelaksana Harian Online KabarIndonesia (HOKI).
Bapak Melani Butarbutar adalah anak pertama dari delapan orang (laki-laki) bersaudara, berasal dari keluarga sederhana. Dengan nama baptis Danny Melani Michler Hotpantolo Butarbutar, beliau lahir di Raja Maligas I, Simalungun pada bulan September tahun 1957.
Ayahnya almarhum St. Enos Waldemar Butarbutar bekerja sebagai petani penggarap dan tukang jahit pakaian. Almarhum ibunya, Tiur Herdina br. Siahaan semasa hidupnya tinggal di desa Raja Maligas I, Kecamatan Hutabayu, Kabupaten Simalungun. Hal yang tidak terlupakan dari kehidupan bersama orangtuanya adalah beliau terlahir tanpa saudara perempuan dan adiknya si bungsu lahir setelah ayahnya meninggal.
Pada bulan Februari tahun 2017 yang lalu, dia memasuki purna bakti (pensiun) sebagai Aparatur Sipil Negara pada batas usia maksimum 60 tahun dengan masa kerja 40 tahun dan dengan pangkat (pensiun) Pembina Utama Madya (IV/d). Terakhir kalinya beliau bertugas sebagai Staf Ahli Bupati Samosir, dan Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Samosir (November 2014-Januari 2017).
Selama 40 tahun menjadi abdi/pelayan masyarakat, Melani Butarbutar (di media ini disebut Danny Melani Butarbutar) dia mengawali karier bekerja sebagai CPNS tahun 1976 di kantor Camat Simanindo Ambarita (Kabupaten Tapanuli Utara, Sumatera Utara) dengan pangkat/golongan Juru Muda Tingkat I (I/b) dengan ijazah SMP.
Pendidikan SD dan SMP ditempuh di tanah kelahirannya Raja Maligas I, kecamatan Tanah Jawa, kabupaten Simalungun. Beliau menempuh pendidikan di SMA Negeri 1 Pematang Siantar tahun 1975. Kondisi ekonomi orangtua, musim paceklik dan hasil pertanian waktu itu fuso selama lebih dari 3 tahun sehingga dia tidak melanjut ke perguruan tinggi.
Semasa bekerja di kantor Camat Simanindo, pak Melani melakukan pernikahan dengan seorang guru Rusmida Sidabutar, pada bulan Juli 1980 mereka dikaruniai tiga orang putra dan dua orang putri. Anak pertama telah menikah dan anak kedua telah menghadap sang Khalik tahun 2015. Kelima putra/putrinya telah lulus sarjana dan bekerja. Putra pertama telah menikah dan mempunyai seorang putri, yang sekaligus menjadi cucu pertama. Demikian juga seorang putrinya sudah menikah pada tahun 2017 yang lalu.
Setelah menyelesaikan pendidikan sarjana sebagai pegawai tugas belajar di Fisipol USU Medan tahun 1990, beliau bersama keluarga pindah bertugas ke kantor Bupati Tapanuli Utara di Tarutung. Sebelumnya Pak Melani mendapatkan kesempatan untuk tugas belajar di APDN Medan dan lulus tahun 1984. Sambil kembali bekerja di kantor Camat Ambarita, dia berbagi ilmu menjadi guru di SMA Pembangunan Ambarita (sekarang disebut SMA Neg.1 Simanindo) sejak 1984 – 1988. Lalu beliau melanjutkan pendidikan Sarjana di Fisipol USU Medan hingga wisuda tahun 1990.
Dari pernikahannya dengan Rusmida Sidabutar, pada bulan Juli 1980 mereka telah dikaruniai tiga orang putra dan dua orang putri. Anak pertama telah menikah dan anak kedua telah menghadap sang Khalik tahun 2015. Kelima putra/putrinya telah lulus sarjana. Saat ini empat putra/putri pak Melani sudah bekerja di luar Samosir, artinya pak Melani dan isteri tinggal berdua di Ambarita menikmati masa pensiun.
Beberapa pengalaman kerja beliau setelah pindah dari Samosir tahun 1991 dan bekerja di Kantor Bupati Tapanuli Utara di Tarutung adalah sebagai Kepala Bagian Perekonomian, Umum, Perlengkapan, Humas, Kepala PDE, kabag Umum hingga jabatan Asisten Sekda tahun 2005-2006.
Kemudian beliau pindah ke Samosir tahun 2007, menduduki jabatan sebagai Asisten Pemerintahan, Plt. Kepala Dinas Pendapatan/Dinas Pariwisata, Kepala Dinas Pariwisata Seni dan Budaya, Staf Ahli Bupati dan terakhir Plt. Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Samosir.
Dengan kesadaran bahwa PNS adalah pelayan masyarakat, maka sejak awal menjadi pegawai negeri beliau berusaha melayani dan memberi yang terbaik, belajar dan belajar. Dengan motto bahwa persahabatan jangan pernah diukur dengan materi, maka beliau berusaha membangun komunikasi dan kebersamaan dengan para rekan staf dan masyarakat. Menurutnya jabatan itu adalah amanah dan tugas kewajiban sehingga tidak perlu terlalu dikejar dan jangan dianggap sebagai kekuasaan.
Hubungan kerja dan pribadi untuk kalangan media maupun lembaga masyarakat juga selalu dibinanya dengan baik. Menurutnya, untuk menjadi seorang wartawan harus memahami diri sebagai seorang mediator dan komunikator yang baik, tulislah apa yang diketahui dan dipikirkan, belajarlah atas apa yang dialami dan rasakan, dan tetaplah bertindak sesuai aturan, etika dan nilai-nilai budaya masyarakat.
Pemahamannya sebagai penulis sesungguhnya sudah dimulai sejak SMP yang lebih diperkuat lagi setelah menjadi mahasiswa. Beliau melengkapi dirinya dengan hobi membaca. Saat duduk sebagai Kepala Bagian Humas dan Protokol di kantor Bupati Tapanuli Utara, Tarutung, beliau belajar memahami jurnalistik dari membaca koran, membaca artikel hingga meyusun berita rilis dari lembaga resmi.
Dengan status selaku public relation (humas) dan pejabat protokoler, beliau mengimplementasikan melalui tugas mengatur jalannya tata-upacara, sebagai pembawa acara, menulis pidato–arahan-sambutan Bupati selama kurang lebih 10 tahun, juga pernah menerbitkan sebuah majalah internal Tapanuli Utara Membangun. Saat itu majalah tersebut menjadi satu-satunya majalah yang diterbitkan oleh kabupaten/kota di Provinsi Sumatera Utara.
Pada tahun 2008 beliau bergabung dengan HOKI sebagai pewarta warga ketika menjabat sebagai Kepala Dinas Pariwisata sebagai buah kesadaran atas tugas bahwa peningkatan pengembangan kepariwisataan di Samosir tidak terlepas dari berita dan promosi. Tahun itu juga beliau membuat sebuah blog dengan judul www.scalatoba.blogspot.com (scala= Samosir culture and lake toba) yang masih aktif hingga saat ini.
Pada tahun 2015 beliau bergabung sebagai salah satu tim redaktur HOKI. Dalam menjalankan tugas sebagai pewarta warga dan tim redaktur HOKI, beliau membangun komunikasi dengan berbagai komunitas masyarakat, lembaga pendidikan dan mempromosikan HOKI ke rekan-rekannya yang masih bertugas di pemerintahan (bagian humas, kominfo). Beliau juga membangun hubungan melalui media sosial seperti facebook, whatsapp, atau media online lain. Hubungan komunikasi tersebut dirancang dengan sikap hati-hati, jangan sampai melanggar aturan, etika-moral-budaya yang berlaku.
Pasca purna bakti sebagai PNS, beliau menjadi koordinator divisi sosialisasi-edukasi Geopark Kaldera Toba di geoarea Samosir, nara sumber pada pertemuan/rapat, bergabung di komunitas tokoh masyarakat, komunitas tata-kelola destinasi pariwisata, komunitas lembaga gereja/lembaga keagamaan, dan pembina di sekolah swasta milik Gereja di kawasan tempat tinggalnya.
Saat ini beliau tinggal bersama istri di kawasan wisata danau toba, yaitu desa Ambarita, Kecamatan Simanindo. Di sanalah beliau menjalankan tugasnya sebagai pewarta dan tim redaktur HOKI. Selama hampir sepuluh tahun bergabung dengan HOKI, beliau pernah terpilih sebagai Top Reporter sebanyak dua kali, yaitu di bulan Mei 2013 dan Mei 2017.
# catatan tambahan:
Kendati sdh pensiun sbg ASN, selain sebagai orang yang sudah mengalami langsung pasang surutnya perkembangan dan pembangunan kepariwisataan, lingkungan dan budaya masyarakat di Samosir sejak tahun 1976 lalu, juga sebagai “putra/i” Samosir yang pensiun di Samosir, saya merasa apa yang saya lakukan/perbuat selama ini belumlah cukup. Karena dari sisi waktu, 40 tahun itu full bekerja sebagai aparat pemerintah/bekerja kantoran. Lalu setelah purna bakti, saya merenungkan kembali betapa Tuhan masih memberi kesempatan untuk menjadi “penghubung, menampung dan penyalur aspirasi” masyarakat melalui status sbg wakil rakyat. Berbekal motto kerja yang sudah saya lakukan di tempat kerja terakhir Dukcapil yakni “Bisa, melayani sepenuh hati”
Disertai doa dan janji pada Tuhan kiranya saya menjadi “berkat dan saluran berkat” buat masyarakat, maka saya dan istri serta keluarga, mencalonkan diri menjadi anggota legislatif di kabupaten samosir, melalui partai Nasdem nomor urut 3 di dapil 2 kec.simanindo-onanrunggu. Saya menyadari akan kemampuan finansial yang sangat terbatas/kecil, tetapi saya ingin-berhasrat merubah kebiasaan atau menghilangkan politik uang (transaksional) dan janji-janji muluk yang terjadi pada pemilu beberapa periode belakangan ini. Merubahnya harus dimulai dari diri sendiri, sekarang. Itulah yang bergelora dalam hati dan pikiran saya.
Terimakasih, salam HOKI.