Hidup manusia bagaikan sebuah perjalanan menaiki kereta, dengan stasiun-stasiun pemberhentiannya, dengan perubahan-perubahan route perjalanan
dan dengan peristiwa-peristiwa yg menyertainya. Kereta yang dibuat sendiri pemiliknya dan rute perjalanan juga dirancang oleh Dia yang empunya.
Kita mulai menaiki kereta ini ketika kita lahir ke dunia. Orangtua kita yg memesankan tiket utk kita dan bekal pendampingan juga disediakan mereka. Kita menduga bahwa mereka akan selalu bersama kita di dalam kereta, namun di suatu stasiun, orangtua kita akan turun dari kereta dan meninggalkan kita ‘sendirian’ dalam perjalanan ini. Hingga terkadang kita merasa ‘sepi’ dalam keramaian.
Waktu berlalu, silih berganti penumpang lain akan menaiki atau turun dari kereta ini. Banyak diantara mereka akan menjadi orang yg berarti dalam hidup kita, pasangan kita, teman-teman, anak-cucu dan orang2 yg kita sayangi. Banyak di antara mereka yg akan turun dari kereta selama perjalanan ini, dan meninggalkan ruang kosong dalam hidup kita. Banyak di antara mereka yg pergi tanpa kita sadari bahkan, kita tak tahu dimana mereka duduk dan kapan mereka meninggalkan kereta.
Perjalanan kereta ini penuh dengan rasa suka, duka, impian dan harapan, ada tangis, ada ceria. Ucapan selamat bertemu, selamat datang, selamat tinggal, cinta dan airmata silih berganti. Suatu hal, perjalanan yg indah akan diwarnai dengan saling menolong, saling mengasihi dan hubungan baik dengan seluruh penumpang kereta. Dan memastikan bahwa kita memberi yg terbaik agar perjalanan mereka nyaman.
Satu misteri dalam perjalanan yg mempesona ini adalah kita tak tahu di stasiun mana kita akan turun dan kapan. Maka kita harus hidup dengan cara yg terbaik, menyesuaikan diri, memaafkan dan melupakan kesalahan orang lain dan memberikan yg terbaik yg kita miliki.
Sangatlah penting untuk melakukan ini, sebab, bila tiba saatnya bagi kita untuk meninggalkan kereta, kita harus meninggalkan kenangan indah bagi mereka yg meneruskan perjalanan di dalam kereta kehidupan ini. Kita harus memberi bekal yang terbaik buat perjalanan panjang di kereta ini.
Saat ini, terimakasih keluargaku, sahabatku, yg telah menjadi salah satu penumpang istimewa di dalam kereta kehidupan bersama. Aku tak tahu kapan aku akan tiba di stasiunku. Yang jelas kereta kehidupan ini melaju dgn cepat, tdk terasa ia sdh ada dan melaju di pos 2018.
Selamat kita menempuh perjalanan hidup bermakna bersama Tuhan. Terus jalanlah kereta ini, bersama penumpang-penumpang istimewa dengan penuh rasa mecintai kepada sesama. Karena “mencintai” bukanlah tentang memberikan yg terbaik dalam kelebihan tetapi memberikan yg terbaik dalam kekurangan. “Keturunan yang satu pergi dan keturunan yang lain datang, tetapi bumi tetap ada.” (Pengkotbah 1: 4), maka “Ajarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian, hingga kami beroleh hati yang bijaksana.”
(Mazmur 90: 12).
Halelluyah, Have a blessed day in JESUS name. From glory to glory, everyday is miracle day. (*)
http://www.kabarindonesia.com/berita.php?pil=19&jd=Kereta+Kehidupan&dn=20180103030801