Lebih dari duapuluh tahun yang lalu tepatnya tahun 1992, lebih dari 100 kepala negara dunia internasional bertemu dalam Konferensi Tingkat Tinggi Bumi (Earth Summit) diselenggarakan di Rio de Janeiro, Brazil. Pertemuan besar yang dinamai dengan KTT Bumi membahas topik utama yakni mengatasi masalah yang mendesak menyangkut perlindungan lingkungan dan pembangunan sosial-ekonomi. Sama halnya dengan Hari Bumi yang diselenggarakan untuk pertama kali terjadi pada tanggal 21 Maret 1970 atas gagasan John McConnell pada Konferensi UNESCO tentang Lingkungan pada tahun 1969. Hari Bumi yang dirayakan setiap tahun adalah sebuah kegiatan dan acara untuk meningkatkan kesadaran tentang berbagai isu-isu dan masalah lingkungan, dan menginspirasi orang mengambil tindakan pribadi untuk mengatasinya.
Sangat disayangkan, waktu dua dekade ini ternyata tidak cukup untuk mewujudkan kesepakatan internasional itu. Bahkan dari tahun ke tahun, dunia (bumi) kita mengalami krisis yang membahayakan antara kepunahan spesies mahluk hidup, bertambahnya produk bahan kimia beracun, penghancuran sumber daya alam. Tindakan dan aktivitas manusia terhadap alam dan lingkungan menjadi penyebab timbulnya masalah pemanasan global (global warming).
Persoalan utama yang selalu dihadapi bersama adalah pengetahuan dan pemahaman serta kesadaran penduduk dunia tentang sebuah krisis yang terjadi. Pengetahuan dan pemahaman serta kesadaran yang rendah menjadi salah satu penyebab ketidakpedulian atas upaya yang disepakati untuk mengatasi masalah krisis ini.
Tulisan ini bertujuan untuk membangun kesadaran itu melalui pemberian pengetahuan dan pemahaman tentang berbagai hal sekaitan dengan pemanasan global. Latar belakang, pengertian (definisi), penyebab dan fakta adanya pemanasan global, dampak/efek pemanasan global terhadap kehidupan bumi dan solusi yang akan dilakukan dalam mengatasi pemanasan global. Sangat disadari bahwa kita berada di titik pilihan sulit dalam evolusi kehidupan bersama, namun akan lebih penting bila kita yang berdiam di planet bumi sepenuhnya dididik atau mendapat pengetahuan tentang isu-isu kritis yang berdampak pada planet ini. Tidak hanya itu, kita harus belajar bagaimana untuk menghasilkan solusi kreatif dan mengambil tindakan yang berguna dalam peningkatkan hubungan pribadi kita dengan lingkungan.
Latar belakang
Penyelenggaraan KTT Bumi (International Earth Summit) pada tanggal 3-14 Juni tahun 1992 adalah momentum penting dalam sejarah kehidupan dunia. Untuk pertama kalinya Para pemimpin berkumpul menandatangani Konvensi Perubahan Iklim dan Konvensi Keanekaragaman Hayati, mengesahkan Deklarasi Rio dan Prinsip Hutan untuk mencapai pembangunan berkelanjutan di abad ke-21. Dalam KTT tersebut dibentuk Komisi Pembangunan Berkelanjutan (CSD) untuk memantau dan melaporkan pelaksanaan perjanjian Earth Summit. Disepakati pula bahwa ulasan kemajuan Earth Summit selama lima tahun berikutnya. Tahun 1997 laporan CSD menjadi agenda pertemuan Majelis Umum PBB dalam sesi khusus. Majelis Umum PBB ini mengevaluasi seberapa besar saham (peran serta) negara, organisasi dan sektor masyarakat sipil internasional telah menanggapi tantangan KTT Bumi. Dalam pertemuan ini, ditetapkan peringatan Hari Bumi setiap tanggal 22 April, oleh Indonesia telah dijadikan sebagai salah satu agenda dari 24 hari peringatan lingkungan.
Tahun 2002, Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) mengadakan rangkaian kegiatan dengan KTT Dunia untuk Pembangunan Berkelanjutan (World Summit on Sustainable Development) di Johannesburg, Afrika Selatan. Selanjutnya dilaksanakan Pertemuan Komite Persiapan (Preparatory Committee Meeting – Prepcom) yang diikuti Pemimpin Negara setingkat mentri, dilaksanakan di Bali.
KTT Johannesburg yang berlangsung sejak tanggal 26 Agustus hingga 4 September 2002 menghasilkan tiga dokumen penting, yakni : Dokumen Deklarasi Johannesburg untuk Pembangunan Berkelanjutan (Johannesburg Declaration for Sustainable Development]). Isinya, tantangan dalam menjalankan pembangunan berkelanjutan, tak lupa komitmen dunia internasional untuk menghadapinya. Dokumen Rencana Implementasi (Plan of Implementation). Dokumen ini merupakan kesepakatan internasional. Isinya, upaya-upaya yang harus dilakukan untuk mengatasi krisis berdasarkan prinsip bahwa tiap anggota PBB memiliki tanggung jawab yang sama namun porsinya berbeda. Millennium Development Goals (MDG), yang menjadi target pembangunan PBB di milenium ketiga menjadi acuan dari dokumen ini. Hal yang paling penting adalah upaya untuk mengurangi jumlah penduduk miskin dunia (yang berpenghasilan kurang dari US$ 1 per hari) hingga menjadi 50 persennya di tahun 2015. Dokumen Kerjasama (Partnerships) untuk mempercepat proses pembangunan berkelanjutan yang merata secara internasional dengan dukungan dana dari negara-negara maju serta lembaga internasional.
Di dalam KTT Dunia ini, ada lima sektor yang menjadi fokus utama. Kelimanya dikenal sebagai WEHAB (water, energy, health, agriculture and biodiversity) yaitu penyediaan air bersih, energi, kesehatan dan sanitasi, pertanian dan keanekaragaman hayati. Selain sektor di atas, beberapa hal penting lain adalah globalisasi, perdagangan bebas dan tata pemerintahan yang baik (good governance), ditambah dengan isu Hak Asasi Manusia (HAM) dan global public goods (termasuk isu terorisme) menjadi senjata bagi negara maju untuk menekan negara-negara berkembang. Disepakati bahwa untuk menyelesaikannya hanya dengan cara mensyaratkannya dalam partnerships.
Pada tanggal 20-22 Juni 2012, digelar Konferensi PBB tentang Pembangunan Berkelanjutan (Rio +20 atau Rio Earth Summit 2012) di Rio de Janeiro. Sebanyak 172 negara/pemerintah diundang berpartisipasi, hadir 116 kepala negara atau kepala pemerintahan, 2.400 perwakilan dari organisasi non-pemerintah (LSM), dan 17.000 orang di LSM paralel ‘Forum Global’ dengan status sebagai peserta konsultatif. Dalam konperensi ini, isu-isu yang dibahas antara lain mengenai : pengawasan sistematis pola produksi – terutama produksi komponen beracun, seperti timah dalam bensin, atau limbah beracun termasuk bahan kimia radioaktif; sumber energi alternatif untuk menggantikan penggunaan bahan bakar fosil yang terkait dengan perubahan iklim global; ketergantungan baru pada sistem transportasi umum untuk mengurangi emisi kendaraan, kemacetan di kota-kota dan masalah kesehatan yang disebabkan oleh polusi udara dan asap kelangkaan persediaan air; Sebuah prestasi penting KTT ini adalah kesepakatan tentang Konvensi Perubahan Iklim yang pada gilirannya menjadi kesepakatan Protokol Kyoto. Kesepakatan lain adalah untuk ‘tidak melakukan kegiatan apapun pada tanah masyarakat adat yang akan menyebabkan degradasi lingkungan atau yang akan budaya yang tidak pantas’.
Patut dicatat, kendatipun perubahan iklim menjadi agenda KTT Bumi (Earth Summit) tahun 1992 namun jauh sebelumnya para ahli telah membahasnya. Svante Arrhenius misalnya, di tahun 1896 memprediksi bahwa penurunan CO2 untuk menyebabkan zaman es berakhir. Namun sesungguhnya yang terjadi kemudian adalah bahwa bukan penurunan CO2 tetapi sebaliknya terjadi peningkatan produksi. Penerima Nobel Kimia 1903 itu, juga mengonfirmasi prediksi yang dibuat para ahli tahun 1859, bahwa yang terjadi kemudian adalah meningkatkan produksi CO2 di bumi. Meningkatnya jumlah penduduk dunia dan aktivitasnya yang semakin banyak menjadi salah satu penyebab dan mengakibatkan terjadinya pemanasan global.
Pengertian (definisi)
Tuhan menciptakan jagad raya ini selama 5 (lima) hari dengan keadaan baik dan benar. Manusia diciptakan pada hari keenam dan diberi tugas-kuasa untuk mendiami, menjaga dan memelihara bumi dengan segala isinya.
Sepanjang sejarah bumi yang kita diami ini, secara ekologis telah mengalami situasi pergantian hangat dan dingin. Iklim berubah saat planet bumi menerima lebih atau kurang sinar matahari karena pergeseran halus dalam orbitnya, seperti suasana atau permukaan berubah, atau ketika energi matahari bervariasi. Selain itu, sejak beberapa abad yang lalu, kekuatan lain yakni aktifitas manusia telah mulai memengaruhi iklim bumi. Bumi mengalami berbagai krisis, bergejolak, menjadi panas.
Pemanasan global adalah sebuah peningkatan bertahap rata suhu permukaan bumi. Pemanasan global telah menjadi isu yang sangat rumit yang dihadapi para pemimpin dunia. Hal ini mengacu pada suhu rata-rata naik dari atmosfer bumi dan badan air. Menurut NASA dan Goddard Institute for Space Studies, meskipun pasang surut suhu bumi dari tahun ke tahun tetapi suhu permukaan rata-rata global meningkat. Pada awal abad ke-21, suhu bumi kira-kira naik 0,5 derajat Celsius di atas rata-rata (1951-1980), Antara tahun 1906 dan 2005 suhu permukaan bumi/global, rata-rata naik 0,6-0,9 derajat Celsius (1,1-1,6 ° F) dan terjadi tingkat kenaikan suhu hampir dua kali lipat dalam 50 tahun terakhir.
Penggunaan istilah pemanasan global dan perubahan iklim dianggap hal yang sama. Komunitas ilmiah dan pemerhati lingkungan menyatakan bahwa ada perbedaan besar di antara kedua istilah tersebut. Istilah ‘pemanasan global’ dikenal sejak sekitar tahun 1950 dengan mengacu pada peningkatan suhu rata-rata udara permukaan global dan lautan. Wapres US Al Gore, pemenang Nobel Perdamaian 2007 menyatakan bahwa: “’Suhu permukaan global adalah perkiraan rata-rata suhu udara permukaan global, namun untuk perubahan(iklim) dari waktu ke waktu paling sering didasarkan pada rata-rata global daerah dibanding dengan tertimbang dengan suhu permukaan laut dan suhu udara permukaan tanah”. Perubahan iklim adalah perubahan distribusi statistik dari pola cuaca dari jangka waktu yang lama. Ini biasanya mengacu pada perubahan iklim yang disebabkan oleh manusia, sebagai lawan perubahan alam. Hal ini diukur dengan perubahan yang berhubungan dengan cuaca rata seperti suhu, pola angin dan curah hujan. Perubahan iklim yang disebabkan oleh variasi radiasi matahari, orbit bumi, dan gas rumah kaca.
Pemanasan global (dan pendinginan global) mengacu khusus untuk setiap perubahan suhu permukaan rata-rata global. Pemanasan global adalah sering disalahpahami untuk menyiratkan bahwa dunia akan hangat seragam. Bahkan, peningkatan suhu rata-rata global juga akan menyebabkan sirkulasi atmosfer berubah, mengakibatkan beberapa wilayah di dunia mengalami kelebihan atau pengurangan pemanasan. Namun, banyak media dan orang-perorang untuk menggambarkan perubahan iklim sering digunakan istilah ‘pemanasan global’
Pemanasan Global adalah proses perubahan (suhu) alam. CO2 bertahan di atmosfer untuk waktu yang cukup lama. Berabad-abad lamanya memerangkap panas dan member efek yang parah dari waktu ke waktu. Dari sekian banyak gasyang terperangkap panas, CO2 menempatkan kita pada situasi risiko terbesar dari perubahan itu dan akan terus menumpuk berlanjut di atmosfer. Para ahli berpendapat bahwa pemanasan global akan semakin meningkat jika perekonomian global masih bergantung pada bahan bakar fosil untuk kebutuhan energi.
Dalam berbagai konperensi, seminar dan pertemuan yang membicarakan pemanasan global kerap terjadi perdebatan tentang penyebab terjadinya global warming. Ada yang menyatakan bahwa global warming disebabkan oleh proses evolusi bumi (buatan alam). Pihak lain berpendapat penyebabnya ulah manusia (buatan manusia). Masing-masing pendapat memiliki kebenaran dan kelemahan tergantung dari sisi pandang masing-masing. Yang pasti kita sepakat bahwa pemanasan global menjadi masalah bersama dan akan menentukan masa depan generasi kita. Kesimpulan terakhir yang diperoleh dari perdebatan bahwa pemanasan global (global waming)atau perubahan iklim (climate change), diakibatkan oleh proses alam dan ulah manusia. Kita setuju bumi makin panas (oleh panas matahari), peningkatan produksi CO2 dan gas rumah kaca.
Gas rumah kaca yang ditetapkan oleh IPCC sebagai ‘konstituen gas atmosfer, baik alam dan antropogenik, yang menyerap dan memancarkan radiasi pada panjang gelombang tertentu dalam spektrum radiasi inframerah termal yang dipancarkan oleh permukaan bumi, atmosfer itu sendiri, dan oleh awan.’ Gas rumah kaca bersumber dari tindakan manusia dalam pengelolaan sumber daya alam, antara lain industri energi (pembakaran bahan bakar fosil untuk memproduksi minyak dan gas, batubara dan gas alam), industri Chlorofluorocarbon, yang biasa digunakan dalam pendingin, pendinginan dan pembuatan aplikasi. Metana, yang disebabkan oleh emisi dari tempat pembuangan sampah, ternak, pertanian padi (yang menggunakan bakteri metana-emitting), proses septik, dan pupuk. Pertanian manusia (terutama karbon dioksida dari pembakaran bahan bakar fosil dan kayu, serta metana, nitrous oxide, dan chlorofluorocarbon); Pemusnahan hutan (deforestrasi), penggunaan kenderaan bermotor sesungguhnya sangat mempengaruhi dan menjadi sumber utama peningkatan emisi CO2.
Menurut Per Rainforests.com bahwa’kontributor terbesar (buatan manusia) efek rumah kaca adalah emisi gas karbon dioksida, sekitar 77 persen yang berasal dari pembakaran bahan bakar fosil dan 22 persen yang disebabkan deforestasi.’ Sementara itu, Kelompok Ilmuwan Peduli Lingkungan Amerika Serikat mengamati pada tahun 2005, bahwa ‘Kendaraan bermotor bertanggung jawab untuk hampir seperempat dari emisi tahunan AS karbon dioksida (CO2), gas global. Sektor transportasi US memancarkan lebih banyak CO2 dibandingkan semua emisi di tiga negara lain. Emisi kendaraan bermotor akan terus meningkat karena pertumbuhan jumlah kendaraan lebih besar dibanding panjang jalan di Amerika Serikat. Deforestasi sebagaimana disebutkan diatas juga merupakan hal yang penting diperhatikan. Food & Agriculture Organization (FAO) pada tahun 2006 menyatakan bahwa : ‘Kebanyakan orang berasumsi bahwa pemanasan global disebabkan oleh pembakaran minyak dan gas, namun pada kenyataannya antara 25 dan 30 persen dari gas rumah kaca yang dilepaskan ke atmosfer setiap tahun -. 1,6 miliar ton – disebabkan oleh deforestasi “. Lebih lanjut dikatakan bahwa : “Pohon terdiri dari 50 persen karbon, ketika ditebang atau dibakar maka CO2 yang tersimpan lepas kembali ke udara …”. Kondisi yang paling buruk disampaikan Harian Science News, yang menulis pada akhir 2008 bahwa “Penurunan tutupan hutan, hampir secara eksklusif dari deforestasi di negara-negara tropis, yang bertanggung jawab untuk pelepasan sekitar 1,5 miliar ton emisi ke atmosfer, karena pembukaan dan penanaman baru”.
Sesungguhnya tanpa gas rumah kaca, suhu bumi akan terlalu dingin bagi manusia dan sebagian makhluk hidup lainnya. Namun, gas rumah kaca yang berlebihan menyebabkan suhu bumi semakin panas dan memicu perubahan besar terhadap lingkungan alam. Timbulnya bencana alam, pola cuaca dan angin yang berubah-ubah, frekuensi berbagai jenis badai yang menimbulkan bencana adalah efek gas rumah kaca.
Komunitas ilmiah secara keseluruhan telah menyimpulkan bahwa gas rumah kaca terjadi secara alami tetap cukup konstan selama beberapa ratus tahun terakhir. Namun, gas rumah kaca secara langsung dan tidak langsung yang dihasilkan oleh manusia, telah meningkat secara radikal selama 150 tahun terakhir, dan terutama dalam 60 tahun terakhir.
Fakta Pemanasan global
Bukti ilmiah kuat menunjukkan bahwa peningkatan suhu rata-rata global lebih dari 3,6 derajat Fahrenheit (° F)atau 2 derajat Celsius [° C]) di atas daerah pra-industri, ini menimbulkan risiko parah sistem alam dan kesehatan manusia. Beberapa ahli mengklaim bahwa matahari semakin (tidak) panas, penyebabnya tidak diketahui, sehingga disimpulkan bahwa pemanasan global bukan disebabkan manusia. Yang terjadi adalah meningkatnya volume CO2 di udara 280-400 ppm, dan CO2 (sering disebut ‘karbon ‘) memiliki efek pemanasan.
Terlalu banyaknya karbon dioksida (CO2) di atmosfer-yang bertindak sebagai selimut, menjebak panas dan pemanasan planet ini. Tindakan manusia memproduksi gas rumah kaca dengan membakar bahan bakar fosil (batu bara, minyak dan gas alam) untuk energy, menebang dan membakar hutan untuk membuat padang rumput dan perkebunan; menghasilkan CO2 (karbon) yang terakumulasi /bertumpuk di udara. Akibatnya atmosfir menjadi kelebihan beban (overloads). Pengelolaan limbah tertentu dan praktek pertanian yang melepaskan gas, turut memperburuk masalah .
Peningkatan konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer yang menyebabkan peningkatan jumlah radiasi inframerah termal atau dekat permukaan. Kebanyakan ilmuwan setuju bahwa efek rumah kaca mengakibatkan meningkatnya suhu udara dan perubahan lingkungan atmosfir (pemanasan global dan perubahan perubahan iklim). Radiasi atmosfer yang dipancarkan ke semua pihak, termasuk ke bawah ke permukaan bumi. Dengan demikian, gas rumah kaca memerangkap panas dalam sistem permukaan-troposfer. Ini disebut efek rumah kaca. ‘
Suhu bumi dipengaruhi sinar matahari, energi matahari diserap memanaskan planet kita. Sekitar 30 persen sinar matahari yang masuk ke bumi dipantulkan kembali ke ruang angkasa oleh permukaan awan dan es. Dari 70 persen sisanya, sebagian diserap oleh tanah dan laut, dan sisanya diserap oleh atmosfer. Batu, udara, dan laut yang hangat memancarkan energi panas (radiasi inframerah). Dari permukaan bumi, energi ini berjalan ke atmosfer di mana sebagian besar diserap oleh gas uap air dan rumah kaca yang berumur panjang seperti karbon dioksida dan metana. Ketika energi yang memancar dari permukaan bumi diserap air atau gas rumah kaca, molekul mikroskopisnya berubah menjadi panas. Seperti batu bata di perapian, mereka memancarkan panas bahkan setelah api padam. Mereka memancarkan panas ke segala arah. Energi yang terpancar kembali ke bumi memanaskan permukaan atmosfer dan ditambah panas yang dapatkan dari sinar matahari langsung.
Penyerapan dan radiasi panas secara alami dan efek rumah kaca sesungguhnya bermanfaat bagi kehidupan di bumi. Jika tidak ada efek rumah kaca, suhu rata-rata permukaan bumi akan menjadi sangat dingin -18°C (0°F) , dan tidak nyaman seperti sekarang ini rata-rata 15°C (59°F)i.
Melihat data dan fakta hasil penelitian, para ilmuwan iklim setuju bahwa telah terjadi pemanasan planet bumi. Mereka melihat masalah yang ditimbulkan efek pemanasan global menjadi lebih besar dan bergerak lebih cepat terjadi dibanding masalah lain. Kesimpulan yang dicapai para ilmuwan menjadi konsensus ilmiah tentang perubahan iklim yang terkait dengan pemanasan global adalah bahwa suhu rata-rata bumi telah meningkat antara 0,4 dan 0,8 ° C selama masa 100 tahun, dan mereka memperkirakan bahwa pada tahun 2100 nanti, suhu global rata-rata bisa meningkat antara 1,4 dan 5,8 ° C.
Peningkatan volume yang karbon dioksida (CO2) dan gas rumah kaca yang ditimbulkan pembakaran bahan bakar fosil, pembukaan lahan, pertanian, dan aktivitas manusia lainnya, yang diyakini sebagai sumber utama ari pemanasan global yang telah terjadi selama 50 tahun terakhir. Perubahan yang dihasilkan dari pemanasan global mungkin termasuk naiknya permukaan laut karena mencairnya es di kutub utara serta peningkatan bencana badai dan kejadian cuaca buruk lainnya.
Gavin Schmidt, Kepala NASA Goddard Institute for Space Studies, mengatakan bahwa : “ suhu telah menghangat hingga 1,6 ° F sejak tahun 1880-an. Proyeksi menunjukkan suhu bisa naik sebanyak 11 ° F pada akhir abad ini jika emisi gas rumah kaca tidak melambat dan tingkat pemanasan yang tak nampak bisa mencapai tingkat 1.000 tahun oleh 2030-an”. Peningkatan konsentrasi karbon dioksida dan metana bertepatan dengan dimulainya Revolusi Industri di sekitar 1750. Pengukuran dari inti es Antartika dikombinasikan dengan pengukuran langsung atmosfer menunjukkan peningkatan dari kedua gas. Kondisi saat ini, atmosfir telah kelebihan gas rumah kaca, sehingga kelebihan energi infra merah yang dipancarkan oleh permukaan kembali diserap oleh atmosfer. Seteerusnya energi ekstra yang timbul dari kondisi atmosfir yang panas dipancarkan kembali ke permukaan, suhu permukaan bumi meningkat.
Salah satu bukti pemanasan global adalah mencairnya gletser dan es di kutub bumi telah yang menyebabkan banyaknya masalah yang dihadapi umat manusia dan semua makhluk hidup. Es Arktik cepat menghilang, kemungkinan pada musim panas wilayah inilah yang pertama sekali benar-benar bebas es. Beruang kutub dan budaya asli mengalami penderitaan akibat hilangnya lautan es. Akibat gletser dan salju gunung yang cepat mencair menyebabkan Glacier National Park Montana sekarang hanya memiliki 27 gletser, padahal pada tahun 1910 di sana terdapat 150 gletser. National Geographic News memberitakan bahwa pemanasan global dan atau perubahan iklim telah menyebabkan berbagai peristiwa dan bencana antara lain peristiwa cuaca ekstrim, kebakaran hutan, gelombang panas, dan badai tropis yang kuat.
Efek jangka panjang akibat pencairan es di kutub dan gletser adalah munculnya badai Atlantik, badai Katrina adalah bukti nyata dari pemanasan global. Demikian juga efek cuaca ekstrim akan terus mempengaruhi bumi, di beberapa menjadi basah namun daerah lain akan menderita kekeringan serius dan gelombang panas. Benua Afrika dan Eropah adalah benua yang akan menerima hal terburuk, dengan kekeringan yang lebih parah, air menjadi komoditas yang langka.
Majalah Time pada bulan September 2008 melaporkan bahwa para peneliti yakin kenaikan suhu laut dan intensitas serta frekuensi badai terus meningkat, disebabkan pemanasan dunia/global. Selain efek pemanasan global terhadap planet bumi maka dampak langsung yang dihadapi manusia antara lain, banyaknya penduduk yang tuna wisma dan mengungsi akibat banjir, angin topan dan kekeringan; peningkatan jumlah orang kelaparan karena kekurangan pangan akibat kehilangan lahan ditanami; penyebaran penyakit, seperti malaria dan penyakit menular, karena migrasi serangga pembawa penyakit dengan hangat;tubuh manusia berada dalam cuaca basah di belahan bumi utara; kesulitan ekonomi yang disebabkan oleh kondisi bencana akibat badai, seperti yang terjadi setelah Badai Katrina; perang dan konflik atas sumber daya yang semakin menyusut. Di sekitar kita, akan banyak ditemukan bukti fisik yang semakin luas dan sifnifikan mengejutkan akibat terjadinya dari pemanasan global.
Kesadaran bersama, solusi mengatasi pemanasan global
Karena kita sebagai manusia adalah penyebab pemanasan global, apakah kita bisa melakukan sesuatu tentang hal itu?. Adalah suatu hal yang pasti jika sejak awal Negara-negara penghasil emitter besar sepanjang abad berupaya mengurangi emisi gas yang memerangkap panas. Namun kenyataannya lebih dari duapuluh tahun sejak kesepakatan KTT Bumi, ulah manusia makin mendorong peningkatan “pemanasan bumi”. Keterlambatan dalam mengambil tindakan tersebut berarti prospek harapan tinggal di bawahsuhut 3,6 ° F (2 ° C) tidak akan tercapai . Tindakan tertunda juga cenderung membuat lebih sulit dan mahal untuk melakukan tindakan pengurangan masalah, tetapi juga untuk mengatasi konsekuensi iklim yang terjadi sekarang ini.
Masalah global membutuhkan solusi global. Sesungguhnya dengan perbedaan kondisi social-ekonomi dan politik di Negara-negara yang ada di bumi ini, harusnya Negara-negara yang mampu dan mapan mendorong kerjasama (partnership). Sebagaimana disepakati dalam dokumen ketiga KTT Bumi 1992 hanya dengan kerjasama pembangunan berkelanjutan dapat terwujud. Hanya dengan kerjasama, masalah global dan krisis kehidupan global dapat diselesaikan.
Konperensi Iklim akan digelar pada bulan Desember 2015 di Paris. Sangat diharapkan peserta Konperensi ini akan menyepakati pembahasan menyangkut pemanasan global dengan focus masalah-masalah yang paling mendesak untuk diselesaikan. Kesepakatan dan komitmen untuk mengambil tindakan nyata sebagai solusi global atas masalah global. Kalaupun persoalan ini tidak segera dapat diselesaikan tetapi tindakan untuk memperlambat laju perubahan iklim/pemanasan global dan atau meminimalisir konsekuensi berbahaya harus dilakukan bersama oleh pemerintah, ilmuwan, pengusaha dan masyarakat dunia. Masyarakat dunia harus sepakat melakukan tindakan nyata untuk mengurangi atau menghilangkan pelepasan gas rumah kaca yang memerangkap panas ke atmosfer. Upaya membantu memperlambat laju dan kecepatan serta tingkat keparahan akibat perubahan iklim/pemanasan global juga harus dilakukan.
Sangat disadari bahwa sumber-sumber local atau produsen emisi karbon (CO2) dan gas rumah kaca sangat bervariasi dari daerah ke daerah, akibatnya solusi sering terputus di tingkat masyarakat. Karenanya Negara-negara di dunia perlu menunjuk contoh daerah yang menggunakan energi ramah lingkungan, transportasi yang menggunakan kenderaan umum massal dengan energy alternatif seperti tenaga surya, tenaga angin. Masyarakat perlu mendapat pemahaman untuk mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil dan menggantinya dengan energi panas bumi (geothermal ), energi biomassa yang berasal dari limbah kayu, limbah hutan, residu pertanian dan limbah di tempat pembuangan sampah. Tindakan menghentikan penebangan kayu (deforestasi) adalah solusi tercepat dan termurah. Negara-negara maju dan kaya perlu menginisiasi perbaikan teknologi dan memberikan insentif untuk negara-negara miskin untuk menghentikan pembakaran hutan.
Situs resmi untuk An Inconvenient Truth oleh Al Gore 2007, Wakil Presiden USA, penerima Hadiah Nobel Perdamaian merekomendasikan beberapa hal yang dapat dilakukan orang perorang untuk mengurangi pemanasan global akibat penggunaan bahan bakar fosil. Tindakan nyata yang dimaksud antara lain : Melakukan Reduce, Reuse, Recycle; tindakan mengurangi limbah dengan memilih produk yang dapat digunakan kembali, membeli produk dengan kemasan minimal (ukuran ekonomi); mendaur ulang sampah; Meminimalisir pengguna panas/energi dan AC. Kita dapat menambahkan isolasi untuk dinding dan loteng, memasang cuaca strip atau mendempul sekitar pintu dan jendela. Tindakan ini dapat menurunkan biaya pemanasan lebih dari 25 persen, juga mengurangi jumlah energi yang dibutuhkan untuk memanaskan dan mendinginkan ruangan; Mengurangi penggunaan kenderaan dan perjalanan yang cerdas; Jika kita tidak selalu memakai kenderaan berarti emisi lebih sedikit. Sebaiknya kita menggunakan transportasi massal, untuk bekerja atau sekolah. Selain menghemat bensin, berjalan dan bersepeda adalah bentuk besar latihan dan membantu menjaga kesehatan. Membeli barang yang energinya efisien. Setiap membeli sesuatu barang seperti mobil, peralatan rumah tangga (seterika, bohlam) dan peralatan elektronik lainnya hendaknya diperhatikan besaran energi yang akan dipergunakan. Mengurangi penggunaan air panas dalam kegiatan rumah tangga yang dapat menghemat sedikitnya 500 pon karbon dioksida per tahun di sebagian besar rumah tangga. Gunakan pengaturan hemat energi pada mesin cuci dan peralatan lainnya. Menghentikan/mematikan peralatan elektronik dan listrik jika tidak dipergunakan; Menanam Pohon, adalah tindakan paling baik kendatipun membutuhkan waktu untuk tumbuh dan berkembang. Selama fotosintesis, pohon-pohon dan tanaman lainnya menyerap karbon dioksida dan melepaskan oksigen. Mereka adalah bagian integral dari pertukaran siklus atmosfer di bumi. Kendatipun terlalu sedikit orang yang mau bertindak sepenuhnya melawan peningkatan CO2 yang disebabkan oleh lalu lintas mobil, manufaktur dan kegiatan manusia lainnya, namun sebuah pohon tunggal akan menyerap sekitar satu ton karbon dioksida; Menjadi contoh untuk mendorong orang lain melakukan pelestarian. Ini dapat dilakukan dengan berbagi informasi tentang daur ulang dan konservasi energi dengan anggota keluarga, tetangga dan rekan kerja, dan mengambil kesempatan untuk mendorong pejabat publik untuk membentuk program dan kebijakan yang baik bagi lingkungan.
Kita menaruh apresiasi kepada mereka yang berinisiatif untuk menetapkan dan merayakan Hari Bumi, sebagai salah satu upaya untuk memberi perhatian dan kesadaran akan terjadinya krisis pemanasan global.
Hari Bumi adalah nama sebuah kegiatan dan acara untuk meningkatkan kesadaran tentang berbagai isu-isu dan masalah lingkungan, dan menginspirasi orang mengambil tindakan pribadi untuk mengatasinya. Perayaan Hari Bumi pertama terjadi pada tanggal 21 Maret 1970, Ini merupakan gagasan John McConnell, penerbit surat kabar dan aktivis masyarakat yang berpengaruh, yang mengusulkan ide liburan global yang disebut Hari Bumi pada Konferensi UNESCO tentang Lingkungan pada tahun 1969. Pada waktu itu, McConnell menyarankan ketaatan tahunan melaksanakan Hari Bumi untuk mengingatkan orang-orang bahwa lingkungan bumi dan segala isinya adalah tanggung jawab bersama untuk menjaganya. Dia memilih hari pertama musim semi di belahan bumi utara, hari pertama musim gugur di belahan bumi selatan-karena itu adalah hari pembaharuan Setiap tanggal 20 Maret atau 21 Maret, siang dan malam yang sama panjangnya di mana-mana di Bumi. McConnell percaya bahwa Hari Bumi harus menjadi waktu keseimbangan ketika orang bisa mengesampingkan perbedaan mereka dan mengenali kebutuhan bersama mereka untuk melestarikan sumber daya bumi. Pada tanggal 26 Februari 1971, Sekretaris Jenderal PBB U Thant menandatangani proklamasi mengatakan bahwa PBB akan merayakan Hari Bumi setiap tahun sehingga secara resmi mendirikan tanggal 21 Maret sebagai Hari Bumi internasional. Dalam pernyataannya pada Hari Bumi tanggal 21 Maret 1971, U Thant mengatakan: “’Semoga semangat damai dan ceria hari bumi selalu ada untuk ruang bumi (Earth Spaceship) kita yang indah seperti ini, bumi terus berputar di lingkaran dalam ruang dingin dan hangat yang didiami makhluk hidup bernyawa serta benda-benda lainnya. PBB akan terus merayakan Hari Bumi setiap tahun oleh dering lonceng perdamaian dari kantor pusat di New York”.
Di Amerika, pada tanggal 22 April 1970, dilaksanakan perayaan hari nasional pendidikan lingkungan dan aktifitas terkait lingkungan yang juga disebut Hari Bumi. Acara ini terinspirasi dan diselenggarakan oleh aktivis lingkungan dan Senator Gaylord Nelson dari Wisconsin. Nelson ingin menunjukkan kepada politisi AS lainnya bahwa agenda politik yang berpusat pada isu-isu lingkungan akan mendapat dukungan publik yang luas. Nelson mulai mengorganisir acara dari kantor Senat nya, menugaskan dua anggota staf untuk bekerja di dalamnya. Dampaknya semakin banyak ruang dan orang-orang yang dibutuhkan. John Gardner, pendiri Common Cause, menyumbangkan ruang kantor. Nelson memilih Denis Hayes, seorang mahasiswa Harvard University, untuk mengkoordinasikan kegiatan Hari Bumi dan memberinya staf mahasiswa relawan untuk membantu.
Acara ini sangat sukses, memicu perayaan Hari Bumi di ribuan perguruan tinggi, universitas, sekolah dan masyarakat di seluruh Amerika Serikat. Sebuah artikel Oktober 1993 di American Heritage Magazine menyatakan, “… tanggal 22 April 1970, Hari Bumi adalah … salah satu kejadian yang paling luar biasa dalam sejarah demokrasi … 20 juta orang menunjukkan dukungan mereka … politik Amerika dan kebijakan publik tidak akan pernah sama lagi”. Setelah perayaan Hari Bumi terinspirasi oleh Nelson, yang menunjukkan dukungan akar rumput luas untuk pembuatan undang-undang lingkungan. Kongres meloloskan banyak undang-undang yang penting lingkungan, termasuk Clean Air Act, Air Act Bersih, Aman Air Minum Act, serta undang-undang untuk melindungi daerah padang gurun. Badan Perlindungan Lingkungan diciptakan dalam waktu tiga tahun setelah Hari Bumi 1970.
Pada tahun 1995, Nelson menerima Presidential Medal of Freedom dari Presiden Bill Clinton untuk perannya dalam mendirikan
Hari Bumi, meningkatkan kesadaran akan masalah lingkungan, dan mempromosikan aksi lingkungan.
Upaya seperti ini kedepan harus dilakukan oleh semua pihak, aparat Pemerintah, parlemen, politisi, pengusaha dan terutama masyarakat luas menjadi objek dan subjek terkait aktivitas dan pendidikan lingkungan. Pendidikan dan sosialisasi kesadaran lingkungan harus terus menerus dikumandangkan, tindakan-tindakan kecil yang nyata untuk pemeliharaan lingkungan harus dilaksanakan. Ketika kita merayakan Hari Bumi, Hari Lingkungan Hidup dan hari-hari lainnya, pesan yang disampaikan adalah tentang tanggung jawab pribadi kita semua untuk ‘berpikir secara global dan bertindak lokal‘ sebagai penjaga, pemelihara lingkungan planet Bumi. Masyarakat penduduk bumi harus didorong dan diberi kesadaran bahwa planet bumi kita dalam krisis akibat pemanasan global, kelebihan penduduk, dan isu-isu lingkungan penting lainnya. Kesadaran bahwa setiap orang di Bumi berbagi tanggung jawab untuk melakukan sebanyak yang bisa untuk melestarikan sumber daya alam planet yang terbatas hari ini dan untuk generasi mendatang. Semoga.
Tulisan ini disusun untuk memenuhi tugas akhir mengikuti Pelatihan Menulis Online HOKI (PMOH) angkatan VII 2015.