KabarIndonesia – Melani Butarbutar, lahir pada tanggal 30 September 1957 di sebuah Desa yang tidak jauh dari kota Siantar (48 km) atau kota Perdagangan, Desa Raja Maligas 1 Kecamatan Hutabayuraja (Tanah Jawa), kabupaten Simalungun. Jika dipantau dari udara desa ini berada di hamparan sawah, diapit dua sungai dan perkebunan.
Sebagai pribadi yang lahir dan besar di desa, dari keluarga sedehana ayah tukang jahit dan ibunya jualan kain sambil petani kecil, di desanya Melani dikenal sebagai anak yang rajin, tekun, suka belajar namun ramah dan mudah bergaul, mampu bertutur dengan semua orang,
Banyak orang salah duga bahwa Melani adalah seorang perempuan, padahal sesungguhnya dia adalah laki-laki, anak sulung dari 8 bersaudara tanpa saudara perempuan. Sejak kecil ia telah membiasakan diri memangku tanggung jawab sebagai abang tertua dan menjadi panutan untuk adik-adiknya. Pekerjaan apapun dilakukannya untuk membantu orangtuanya yang pada waktu itu hidup pas-pasan.
Ia memulai pendidikannya pada tahun 1963 saat masuk sekolah di SDN 7 Raja Maligas 1 hingga tahun 1969. Tamat dari SD, Melani melanjutkan pendidikan di SMP Negeri di desanya hingga tahun 1972. Tahun 1973 dia harus meninggalkan orangtuanya, hidup indekost untuk melanjutkan pendidikan ke SMA Negeri 1 Pematang Siantar hingga tamat tahun 1975.
Semasa SD dan SMP di kampung halamannya, dia harus membantu orangtuanya menyapu, memasak, cuci pakaian, mengangkut air dari pancuran (500 m), kerja ke ladang, cari kayu dan makanan ternak. Kendati demikian ia tercatat sebagai salah satu siswa rajin, tekun dalam mengikuti kegiatan sekolah, dia termasuk siswa yang pintar dan suka terlibat langsung dalam kepengurusan OSIS di sekolahnya.
Setamat SMA, kondisi ekonomi orangtua yang cukup memprihatinkan menjadi halangan baginya untuk melanjut ke perguruan tinggi. Waktu itu hasil pertanian sawah mengalami fuso terserang hama wereng. Hampir semua petani menjerit tak memiliki sumber pencaharian. Makanan sehari-hari berganti dari beras menjadi ubi dan jagung.
Atas bantuan pamannya di Medan, sekitar April 1976 dengan terpaksa Melani sempat kuliah di sebuah Akademi Perbankan, namun ditengah tahun dia diterima menjadi Calon PNS formasi lulusan SMP. Sekitar bulan Oktober 1976, Melani resmi bekerja sebagai CPNS di kantor Camat Simanindo-Ambarita Samosir, kabupaten Tapanuli Utara, status golongan I/b (Juru Muda).
Titik terang menuju kehidupan yang lebih bergerak maju mulai dirasakannya ketika Tuhan memberi berkat, dengan ijazah SMA dia ditugaskan belajar di APDN Medan tahun 1980 -1984. Di akademi ini Melani tergolong sebagai mahasiswa yang tekun, rajin, berdisiplin dan pintar, Tiap akhir semester dia masuk di 3 besar. Menurutnya, walaupun pikiran berbagi antara tempat tinggal dan tempat kuliah, tidak menjadi masalah, karena tujuan utama ke Medan adalah belajar dan isterinya Rusmida Sidabutar tetap tinggal di Ambarita bekerja sebagai guru. Saat kuliah di Medan, Tuhan memberkati keluarganya 2 orang anak laki-laki
Usai menyelesaikan pendidikan di APDN Medan tahun 1984, wisuda dengan gelar sarjana muda (BA) pemerintahan, dia kembali bekerja di kantor Camat Simanindo-Ambarita. Selain kerja kantor, atas dorongan dan ijin pimpinannya, Melani berbagi ilmu pengetahuan menjadi guru di SMA Swasta Pembangunan, pada sore hari.
Tahun 1998, Pemerintah memberi kesempatan kepadanya mengikuti pendidikan di Universitas Sumatera Utara (USU) Fisipol jurusan Administrasi Negara dan menyelesaikannya hingga wisuda tahun 1990 dengan gelar Sarjana. Kembali dari tugas belajar, Drs Melani Butarbutar pindah tugas ke ksntor bupati Tapanuli Utara di Tarutung, dipekerjakan sebagai staf di bagian kepegawaian, kasubbag di bagian pemerintahan umum.
Kemudian, tahun 1991 dia membawa isteri Rusmida Sidabutar seorang guru SD bersama 4 orang anaknya pindah ke Kemudian, tahun 1991 dia membawa isteri Rusmida Sidabutar seorang guru SD bersama 4 orang anaknya pindah ke Tarutung. Di tahun ini pula dia diangkat sebagai kepala sub bagian di Sekretariat Daerah bagian pemerintahan.
Seiring berjalannya waktu, melihat ketekunannya bekerja dan ketulusannya melayani, pimpinan memercayainya untuk menduduki jabatan sebagai Sekretaris dinas kebersihan dan pertamanan kabupaten Tapanuli Utara.
Bagi Melani, jabatan adalah tugas dan amanah untuk merespons kebutuhan masyarakat, fokus pelayanan bidang administrasi pemerintahan. Amanah itu dijalankannya dengan baik hingga tahun 1994 dia dipercaya menjadi Kepala bagian Perekonomian (1995). Di tahun ini Tuhan memberkati keluarganya dengan kelahiran seorang anak perempuan dan diberi nama Dwi Putri Ekonita..
Perjalanan waktu berikutnya dipercaya menjadi kepala bagian (kabag) umum, kabag perlengkapan, kabag humas dan protokol, kepala kantor pengolahan data elektronik, kepala bagian umum.
Saat menjadi kepala bagian, sebagai seorang pembelajar dia kembali mengikuti perkuliahan di program pasca sarjana (PPs) USU kelas eksekutif khusus dan tahun 2005 diwisuda dengan gelar MM (magister management). Di tahun 2006 menjadi Asisten Pemerintahan Setdakab, (pejabat eselon IIb dengan pangkat IVa) dan menjadi waktu terakhirnya bertugas di pemkab Tapanuli Utara.
Melani menceritakan beberapa kesan atas pengalaman yang didapatnya selama bertugas di Tapanuli Utara, baik sebagai warga masyarakat, warga gereja juga sebagai PNS kantor bupati, yakni:
– komunikasi, masyarakat dengan pemda cukup baik begitu juga kerjasama dengan tokoh masyarakat, tokoh adat, tokoh agama selalu terjalin dan saling mendukung.
– secara pribadi pimpinan memberi kepercayaan padanya untuk melakukan tugas tambahan sebagai konseptor pidato dan protokol sekaligus master of ceremony kegiatan pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan (lebih kurang 10 tahun), antara lain pada acara kunjungan Presiden Megawaty ke HKBP dan peresmian bandara Silangit.
– berkesempatan mengunjungi semua kecamatan hingga desa terpencil terjauh dari Tarutung hingga menginap di rumah penduduk.
– mendapat kesempatan melakukan kerjasama kemitraan antar Gereja HKBP dengan gereja di Jerman (10 tahun sbg ketua badan pengurus mitra)
Tahun 2007, Melani dan isteri bersama anak bungsunya pindah tugas ke kabupaten Samosir dan menduduki jabatan sebagai Asisten Pemerintahan.
“Kembali ke habitat, panggilan kampung mertua indah (KMI) untuk memberikan tenaga dan pikiran serta pelayanan masyarakat, kebetulan waktu itu Samosir daerah otonomi baru, masa depan pariwisata” sebutnya ktika ditanya kenapa tidak pindah ke daerah lain.
Menurutnya, kembali ke Samosir seperti kembali ke rumah sendiri. “Apalagi pertama bertugas sebagai CPNS hingga mendapat pendidikan Sarjana, dan membangun keluarga di Samosir (isterinya putri kelahiran Ambarita dan 4 orang anak juga lahir di Ambarita). Kurang lebih empat tahun mereka tinggal di Pangururan (ibukota kabupaten, kemudian pindah kawasan pariwisata, persisnya ke Ambarita kecamatan Simanindo.
Tugas yang diembannya selama di kabupaten Samosir yakni Asisten Pemerintahan, Pelaksana tugas kepala dinas pendapatan sekaligus pelaksana tugas dinas pariwisata seni budaya (2008). Selanjutnya definitif kepala dinas pariwisata seni budaya hingga tahun 2010.
Pada saat itulah Melani selaku kepala dinas memunculkan sebuah program daerah untuk mengembangkan kepariwisataan berbasis budaya yakni “Horas Samosir Fiesta” (HSF). “Membangun program HSF bertujuan untuk menggali, mengangkat dan melestarikan potensi adat budaya serta sejarah-situs Batak untuk menjadi even pariwisata di kawasan Danau Toba sesuai visi Samosir” jelas Melani.
Diceritakannya, perhatian utama dinas pariwisata ketika itu adalah berkaitan dengan budaya Batak, maka sesuai kemampuan keuangan daerah, kita buat berbagai kegiatan HSF seperti pesta mangalahat horbo, horja bius, napak tilas kelompok marga, pagelaran dan festival seni budaya (drama, tari, musik, lagu) memberi bantuan alat musik tradisional ke sekolah dan desa.
Tahun 2011 sampai Nopember 2014, Melani Butarbutar mendapat tugas baru pada eselon yang sama sebagai Staf ahli bupati Samosir, dan tahun 2013 dengan penugasan khusus di sebuah even pariwisata nasional sebagai Sekretaris Panitia Festival Danau Toba 2013 (perubahan dari even Pesta Danau Toba).
Selanjutnya, pada Nopember 2014, Melani dipindahtugaskan menjadi Pelaksana Kepala dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) kabupaten Samosir.
Menurutnya, saat di Dukcapil, dia merasakan betapa kehadiran pemerintah benar-benar nyata memberi pelayanan kepada masyarakat. “Saya sungguh bertekad dengan setulus hati, tanpa pamrih, menggunakan waktu saya melayani surat dan akta yang dibutuhkan masyarakat. Memproses e-ktp, akta catatan sipil, apalagi KK yg harus tanda tangan basah Kadis bisa sampai ratusan dokumen sehari” kenang Melani.
Sesuai ketentuan dan peraturan kepegawaian, saat menjabat kepala dinas Dukcapil ini, Melani memasuki usia pensiun dengan masa kerja 40 tahun pada pangkat/golongan IVd.
“Puji Tuhan, saya sangat bersyukur bisa sampai di penghujung tugas sebagai abdi negara, masuk CPNS formasi golongan I/b dan pensiun golongan IV/d, dengan masa kerja lebih dari 40 tahun, tuntas tanpa masalah.” tuturnya dengan mata berkaca-kaca.
Di masa pensiun, Melani dan isterinya tetap tinggal di rumah mereka di Samosir, dan itu sudah menjadi kesepakatan keluarga saat membangun rumahnya di Ambarita. “Kami pensiun dan tinggal tetap di Samosir, kami bangun rumah disini sebagai bukti cinta kami untuk Samosir” kenangnya.
Kini, sudah dua tahun pensiun dan mencalonkan diri menjadi wakil rakyat (DPRD) Samosir dari daerah pemilihan 2 kecamatan Simanindo (domisilinya).
“Tuhan masih memberi kesehatan dan kekuatan, dan sebagai ucapan syukur dan terimakasih untuk Samosir, saya ingin mengabdi buat kepentingan rakyat Samosir. Jika selama ini saya mengabdi sebagai PNS, abdi pemerintah, kedepan jika Tuhan mengijinkan akan menjadi pelayan masyarakat yang melayani kepentingan dan kebutuhan mereka. Itu janji dan tekad saya ke depan”, jelasnya bersemangat.
Terkait dengan keinginannya menjadi anggota DPRD, sebagai mantan aparat pemerintah, dia telah sejak awal mempersiapkan visi dan misi serta komitmennya. Visi dan misi ini disusun berdasarkan pengalaman dan pemahaman atas kondisi realita masyarakat serta harapan kemajuan daerah di masa mendatang. Namun dia sadar, bahwa visi misi ini akan dapat diwujudkan hanya dengan adanya kebersamaan dan sinergitas antara sesama anggota DPRD dengan Eksekutif serta stakeholers lainnya.
Berikut diturunkan visi dan misi Drs.Melani Butarbutar, MM, caleg Nomor 3 partai Nasdem dari dapil 2 Samosir (kecamatan Simanindo-Onanrunggu), sebagai berikut:
Visi :
Mari bangkitkan potensi kekayaan “Habatahon” (adat budaya, uhum, ugari) untuk mendukung pengembangan pertanian dan pariwisata.
Misi :
1. Pemberdayaan Lembaga Adat Budaya Masyarakat untuk mendukung pembangunan Sosial Budaya dan Peradaban bagi kemajuan daerah.
2. Mendorong penguatan investasi infrastruktur fisik sebagai fondasi perekonomian, dan infrastruktur sosial terfokus pada peningkatan kualitas SDM, termasuk kualitas pelayanan publik.
3. Pengembangan kebijakan pemerintah khusus bidang Kepariwisataan dan Pertanian buat Kehidupan Sosial Ekonomi dan kesejahteraan Masyarakat
Komitmenku sebagai seorang Caleg (jika nanti berhasil ):
1. Melaksanakan hak dan kewajiban serta tugas fungsi dewan sbg legislator, sosial kontrol terhadap pelaksanaan pemerintahan, pembangunan danang kemasyarakatan.
2. Membangun komunikasi kreatif dan aspiratif dalam semangat pembaruan (restorasi) dengan segenap pihak pelaku pembangunan.
3. Mengutamakan pemerataan pelayanan publik dan pemberdayaan masyarakat.
..
Can you be more specific about the content of your article? After reading it, I still have some doubts. Hope you can help me.