Murbanto Sinaga:
Rimbun Singarimbun (Bolang Oci), kami sudah bersama dan tidur satu kamar sejak kami berdua dulu masih kelas satu SMP di kota Tebingtinggi sampai melanjut kuliah di USU.
Kami berpisah, setelah sama-sama Sarjana Muda. Karena usai Sarjana Muda, dia duluan menikah dengan istrinya yang cantik berkulit putih, seorang wanita yang berasal dari Pulau Nias.
Saudara awak yang satu ini adalah seorang yang multi talented. Dia serba terampil di berbagai bidang. Mulai bidang elektronik, meubel (perabot), pertanian/peternakan dan bidang jasa keuangan dia geluti. Meskipun latar belakangnya seorang sarjana farmasi dan bergelar apoteker, tapi dia sangat kurang berminat dalam masalah obat-obatan.
Itu terjadi karena memang kami dulu enggak ada yang mengarahkan. Yang penting bisa lulus dan kuliah di USU sudah satu kebanggaan dan bisa membanggakan orang tua dan keluarga. Heheee…..
Mungkin karena minatnya yang sangat minim di bidang farmasi, makanya dia mengundurkan diri dengan pensiun dini sebagai seorang PNS di Badan Pengawas Obat dan Makanan ( Dulu dikenal sebagai Balai POM).
Ketika awak tanya,
“Kenapa nekad mengundurkan diri dari PNS..?”
Lantas dia jawab,
“ Kalau mengharapkan gaji PNS, bagaimana bisa aku menyekolahkan dua anakku ke Luar Negeri “.
Ketika itu, dua putrinya kuliah di Luar Negeri. Yang satu kuliah di London dan yang satunya kuliah di Australia.
“Benar juga”, kata awak ketika itu.
Sepanjang yang awak ingat, satu-satunya kegiatan yang sedikit berkaitan dengan bidang farmasi yang pernah dia lakukan adalah membuat “Aquades “ dan menjualnya kepada pemesannya.
Di luar bidang farmasi, berbagai profesi sudah dia jalani.
Ikut kursus elektronik, kemudian membuka reparasi kulkas dengan merek dagang “Palding”, di Simpang Kampus USU.
Setelah itu beralih membuka Koperasi Simpan Pinjam dengan merek dagang “ Usaha Jasa Bersama “. Seiring dengan Usaha Koperasi, bersama dengan istrinya, mereka menjadi rekanan Cleaning Servicce dan Maintenance Lift di RSUP Adam Malik.
Lalu berkembang ke usaha properti jual beli lahan. Beli lahan dua hektar, di buldozer, kemudian dikapling-kaplling. Untungnya besar sekali pada saat itu. Beli satu meter Rp.3000,- ,setelah dibuldoser dan dikapling-kapling, harganya jadi Rp 15.000,-. Awak pun sempat ikut dia mematok kapling-kapling yang hendak di jual itu. Tidak hanya ikut mematok-matok, tapi ikut juga memasarkannya. Laku 10 kapling, sebagai bonusnya, awak dapat bagian satu kapling.
Setiap membuka lahan baru, selalu dia pesan begini,
“Pilih kavling punya kau kawan..!.
Cari lokasinya yang paling paten..!”.
Apakah sudah cukup sampai disitu..?. Enggak juga.
Beternak babi skala usaha besar-besaran dengan spesialisasi induk yang beranak pun pernah dia lakukan.
Puluhan.., bahkan hampir ratusaan kandang ternaknya ketika itu di daerah Medan Permai sana.
Pesannya kepada awak begitu juga
“Pilih berapa kandang sama kau kawan..!.
Paling tidak lima kandanglah kau pelihara.
Satu kandang ada 10 ekor”
“Kenapa lima kandang..?” tanya awak.
“Iyalah…untuk anak tiga kandang.
Untuk kalian dua suami istri dua kandang.
Jadi kalau nanti menolak,
kalian bisa membeli 5 Honda baru, hehehe…!”
Di samping beternak babi, di tempat yang sama, dipeliharanya juga ratusan ekor ayam kampung. Makanan ayam-ayam kampung itu adalah sisa-sisa makanan ternak babi yang banyak tercecer di atas lantai kandang babi.
Kemudian di kolam pembuangan kotoran babi, dia pelihara lele dumbo. Pokoknya usaha ternak yang terintegrasi lah. Hehee…
Sayangnya.., karena peraturan Pemko Medan yang melarang beternak hewan berkaki empat. Maka ditutuplah usaha ternak babi tersebut. Kan enggak mungkin dia mutilasi satu kaki setiap ekor babi supaya beternak hewan berkaki tiga.
Iya gak ya gak..?. Hehee….
Usai usaha beternak babi, saudara awak ini mencoba bisnis yang lain, yakni budi daya tambak udang alam di Percut.
Di belinya tambak udang seluas hampir 7 Ha.
Begitu juga pesannya kepada awak;
“Bikin tambakmu di samping tambak itu kawan…!”.
Karena tambak alam, hasilnya kurang menjanjikan. Sebab banyak orang yang tidak bertambak tapi ikut panen udang. Biasalah…seperti berkebun sawit, banyak ninja. Tidak menanam tapi ikut menuai. Hehheee……Maka usaha tambak udang alam itupun merugi, tidak dilanjutkan lagi.
Coba lagi usaha baru. Kali ini usaha yang lain dari yang lain. Usaha multi level produk-produk kesehatan. Di bidang ini, awak diajaknya berperan cukup intensif sebagai presenter dan motivator.
Ketika itu kami berkeliling dari satu kota ke kota yang lain di sepanjang Pulau Sumatera. Mulai dari Aceh sampai ke Lampung. Bahkan sampai ke Pulau Jawa. Ketika itu, kawan ini sempat dapat bonus satu unit mobil Jaguar Type S dan dua unit mobil Panther Touring.
Setelah binis MLM redup. Coba lagi usaha baru, usaha toko elektronik dan perabot. Jualan barang-barang elektroniknya tak berumur panjang karena labanya terlalu sedikit, tetapi usaha perabotnya bertahan sampai sekarang ini.
Sembari usaha perabot, sebagai sampingan kawan awakni juga membuka usaha rental mobil. Ketika itu awak pun diajaknya juga ikut serta. Tapi lebih banyaklah mobil dia. Kalau awak satu unit, dia dua unit. Kalau mobil rental awak nambah jadi dua unit, dia nambah jadi empat unit. Begitu selanjutnya sampai usaha rental akhirnya meredup juga, karena sudah terlalu banyak yang ikut-ikutan bisnis rental mobil.
Sekarang setelah ke empat orang anak-anaknya sukses berkarir di bidangnya masing-masing, dia pun beralih lebih fokus kepada urusan akhirat. Dia bersama istrinya dan putranya yang berhasil menjadi pengusaha muda yang sukses, mereka bersama-sama membangun gereja di Tanjung Anom.
Mereka sekeluarga terlibat melayani di sana. Awak pun pernah dia minta beberapa kali jadi pembicara di gerejanya. Lebih tepat disebut pembicara lah daripada pengkotbah, karena awak bukan pendeta. Jangankan pendeta, calon sintua saja enggak pernah. Heheee……
Hebatlah memang, dia bisa berubah total dari mengurusi harta dunia beralih mengurusi akhirat, asset sorgawi. Padahal tadinya kami berdua bertipe sama sebangun kalau menyangkut tentang urusan akhirat. Sama – sama Umat Nasrani “ Napas”, alias Umat Nasrani Natal dan Paskah. Kalau pas Natal dan Paskah baru ketahuan sebagai pemeluk Agama Nasrani.
Kalau sekarang..?. Awakpun harus sabarlah mendengarkan kajian analisisnya yang seluruh referensinya bersumber dari kitab suci. Heheee…..
Dia orang hebat kan..?. Tapi lebih hebat lagi putranya, dalam usia muda, putranya yang masih berusia 32 tahun sudah punya 5 unit ruko di Jln Dr Mansyur dan 3 unit ruko di Jln Setia Budi. Tapi nantilah kapan-kapan awak tulis tentang kehebatan anak muda yang satu itu. Sekarang cukup menulis tentang kehebatan bapaknya dululah.😆😆😆
___Bang Toilam, 17/05/2019
Siarkansyah singarimbun, toko sepatu jln dr mansyur usu?