Tiap individu mempunyai beberapa kebutuhan berupa kebutuhan ekonomi, sosial,budaya dan psikologis. Apabila kebutuhan-kebutuhan tersebut tidak dapat terpenuhi di daerah tempat tinggalnya, dapat menimbulkan tekanan yang mendorong timbulnya keinginan untuk memenuhi kebutuhan tersebut di tempat lain. Besar kecilnya tekanan yang dialami berbanding terbalik dengan pemenuhan kebutuhan. Teori kebutuhan dan tekanan (need and stress) ini merupakan salah satu teori yang mengungkapkan mengapa seseorang melakukan mobilitas. Seseorang yang mengalami stress di luar batas tolerensi akan pindah dari tempat yang mempunyai nilai kefaedahan lebih tinggi (Mantra dalam Indiani & Mantra,1999). Dengan demikian dapat pula dikatakan pindahnya seseorang, atau bisa kita sebut dengan istilah migrasi, karena adanya faktor pendorong di daerah asalnya dan faktor penarik di daerah tujuan.
Migrasi sebagai komponen kunci dalam dinamika penduduk telah mengakibatkan berbagai perubahan dalam masyarakat, misalnya perubahan komposisi penduduk, dan perubahan tingkat pertumbuhan penduduk. Dalam era globalisasi yang sedang terjadi saat ini dapat dicirikan dengan adanya peningkatan arus mobilitas penduduk dan mobilitas tenaga kerja lintas negara.
Kemiskinan dan ketidakmampuan untuk mendapatkan nafkah atau menghasilkan produk yang cukup untuk mendukung seseorang atau keluarganya, merupakan alasan utama di balik perpindahan pencari kerja dari satu negara ke negara lain. Hal ini tidak hanya merupakan suatu karakteristik migrasi dari negara miskin ke negara kaya. Kemiskinan juga merupakan penyebab perpindahan dari satu negara berkembang ke negara berkembang lainnya yang punya prospek pekerjaan lebih baik.
Faktor Penyebab Migrasi Internasional
Hampir 200 juta orang kini hidup diluar negara asal mereka, meningkat 25 persen sejak tahun 1990, menurut laporan PBB tentang migrasi dunia. Kebanyakan migran pergi ke negara-negara kaya, dan satu dari lima migran pergi ke Amerika Serikat. Di beberapa negara, remitan berupa uang yang dikirim dari luar negeri menyumbang proporsi besar bagi pendapatan nasional. Migrasi sekarang merupakan bagian yang penting dari kehidupan internasional.
Migrasi internasional, yang didukung oleh kebijakan yang benar, bisa sangat menguntungkan bagi pembangunan, baik bagi negara asal maupun bagi negara tempat migran bekerja. Namun keuntungan ini “bergantung pada upaya penghormatan dan penegakan hak-hak migran,”. Diperkirakan sekitar 60 persen orang berpendidikan tinggi dari Guyana, Haiti dan Jamaika kini hidup di luar negeri. Eropa menjadi tuan rumah bagi 34 persen migran tahun 2005, Amerika Utara sebesar 23 persen, Asia 28 persen, Afrika 9 persen, dan 3 persen masing-masing di Amerika Latin dan Oceania.
Secara garis besar sebagian besar migran melakukan migrasi internasional lintas negara karena dipicu faktor ekonomi. Begitu pula yang diungkapkan oleh Stalker (2002) mengenai penyebab orang melakukan migrasi terutama migrasi internasional. Yang pertama orang melakukan migrasi karena adanya perbedaan upah (wage gaps). Orang melakukan migrasi ke negara yang lebih makmur, baik sementara atau menetap, untuk mendapatkan keuntungan dan kehidupan yang lebih baik. Hal tersebut terjadi karena terdapat perbedaan pendapatan antara negara berkembang dan negara industri (maju) dan upah dinegara maju kebih besar dari pada di negara berkembang.
Sedangkan penyebab yang kedua menurut Stalker (2002) karena adanya kebutuhan akan pekerja itu sendiri (the need for workers). Hal tersebut didorong oleh adanya kondisi bahwa banyak tersedia pekerjaan di negara-negara maju untuk pekerja imigran. Pekerja hampir selalu dibutuhkan walaupun keadaan ekonomi suatu negara sedang lesu. Namun walaupun pekerja sangat dibutuhkan, banyak pekerja migran yang menganggur dan hanya melakukan pekerjaan tidak tetap karena adanya diskriminasi sebagai dampak dari dual labour market. Dengan adanya dual labour market ini maka akan merugikan pekerja migran karena mereka hanya bekerja pada jenis pekerjaan 3Ds atau dirty, dangerous, and difficult. Dengan demikian para pekerja migran hanya akan mengisi formasi pekerjaan dengan jenis pekerjaan yang tidak menyenangkan, pekerjaan berat, jangka waktu tidak tetap (temporer).
Sebaliknya para pekerja lokal akan mendapatkan pekerjaan yang berupah tinggi, dikerjakan oleh tenaga kerja berpendidikan tinggi, dan ada jaminan keamanan dalam bekerja. Kemudian penyebab yang terakhir menurut Stalker (2002) karena adanya gangguan pembangunan (development disruption) di daerah asal para migran. Faktor yang mempengaruhi migrasi adalah adanya gangguan yang disebabkan oleh pembangunan sosial dan ekonomi. Adanya pembangunan besar-besaran menyebabkan orang-orang yang tergusur oleh pembangunan tersebut meninggalkan daerah asalnya dan menuju ke negara dunia ketiga dan di kota-kota lainnya. Karena tidak semua kota tidak bisa menyediakan pekerjaan bagi migran maka orang-orang tersebut terpaksa bermigrasi ke tempat atau negara lain yang lebih jauh.
Sedangkan menurut Committee on South-North Migration – Union of Social Scientists in Population (IUSSP), terdapat berbagai model untuk menjelaskan penyebab terjadinya migrasi internasional, yaitu lima pendekatan utama dapat dibedakan menjadi: Pertama, ekonomi neoklasik (macro theory) yang mengatakan bahwa migrasi terjadi sebagai akibat perbedaan-perbedaan antar wilayah dalam hal penawaran dan permintaan tenaga kerja khususnya antara daerah asal dan daerah tujuan. Ketidakseimbangan pasar kerja menyebabkan peningkatan pengangguran di negara asal dan meningkatkan permintaan akan pekerjaan, setidaknya untuk beberapa jenis pekerjaan. Sementara itu, permintaan tenaga kerja dari negara tetangga, yang elatif tidak terimbas krisis ekonomi merupakan peluang bagi para pekerja. Hal ini merupakan faktor utama yang menjadi pendorong individu untuk melakukan migrasi. Pemerintah intervensi kebijakan mempengaruhi migrasi dengan mengatur atau mempengaruhi pasar tenaga kerja dan negara-negara tujuan.
Kedua, ekonomi neoklasik (micro theory) menjelaskan pola kalkulasi untung rugi dalam perspektif individu pelaku migrasi. dalam konteks ini, perbedaan upah menjadi sangat signifikan mempengaruhi keputusan migrasi seseorang. Dalam teori ini dikatakan bahwa yang mempengaruhi keputusan untuk bermigrasi adalah adanya perhitungan mengenai biaya dan keuntungan yang akan dikeluarkan dan diperoleh dari perpindahan tersebut. Human capital yang dipengaruhi oleh keadaan politik, sosial, ekonomi, dan teknologi juga akan memepengaruhi keputusan untuk bermigrasi. Adanya perbedaan upah, jumlah pekerja di negara tujuan serta kebijalan pemerintah juga akan mempengaruhi migrasi.
Ketiga Ekonomi yang baru tentang migrasi memandang migrasi sebagai strategi keluarga untuk menambah pemasukan pendapatan, memperkecil resiko bagi rumah tangga, dan overcome barriers to credit and capital.
Keempat, dual labor market theory menetapkan permintaan untuk pekerja rendahan di dalam ekonomi yang maju adalah faktor yang kritis membentuk migrasi internasional. Untuk menghindari inflasi yang struktural yang akan diakibatkan oleh peningkatan biaya gaji para pekerja dan untuk memelihara tenaga kerja sebagai variabel faktor-faktor produksi, pemberi kerja mencari pekerja dengan gaji rendah. Di model ini, migrasi internasional adalah permintaan dan diaktifkan oleh kebijakan penarikan tenaga kerja dari pemberi kerja atau pemerintah di daerah tujuan.
Kelima, focus world systems theory yang terjadi struktur pasar kerja dunia. Migrasi internasional menghasilkan land, raw materials, danlabor di suatu daerah yang ditarik ke dalam ekonomi pasar dunia dan membuat sistem tradisional terganggu. Migrasi internasional juga didukung oleh adanya transportasi, komunikasi, budaya dab ideologi. Migrasi tidak terlalu dipengaruhi oleh adanya perbedaan upah tapi oleh adanya kebijakan ke arah investasi yang luar negeri dan ke arah internasional tentang capital and goods.
Tak bisa dipungkiri lagi bahwa terjadinya migrasi internasional sangatlah dipengaruhi oleh faktor ekonomi. Mobilitas penduduk atau khususnya migrasi internasional merupakan salah satu upaya manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya dengan mencari dan menemukan sesuatu yang baru (innovative migration) atau mempertahankan apa yang telah dimilikinya (conservative migration). Tetapi yang pasti, baik innovative migration maupunconservative migration mempunyai target untuk mendapatkan pekerjaan di tempat tujuan atau memperoleh akses untuk menikmati hidup yang lebih baik (Pryor,1975).
Rendahnya penyerapan tenaga kerja di dalam negeri mendorong pekerja untuk mencari dan memanfaatkan kesempatan kerja di luar negeri, karena tingkat upah yang ditawarkan biasanya relatif lebih baik dibandingkan dengan upah pekerjaan sejenis didalam negeri. Selain itu, tekanan untuk mencari kerja di luar negeri makin diperkuat dengan kenyataan bahwa surplus tenaga kerja unskilled kian banyak.
Siapa Itu Pekerja Migran Indonesia?
Seperti yang terjadi di Indonesia, sebagian besar orang yang bermigrasi merupakan para tenaga kerja baik lak-laki maupun perempuan. Pekerjaan sebagai pekerja rumah tangga (PRT) merupakan sumber mata pencaharian yang penting bagi jutaan pekerja terutama perempuan. Banyak dari mereka yang untuk mendapatkan pekerjaan harus bermigrasi di dalam negeri maupun melintasi perbatasan negara (Lubin & Winslow, 1990). Bagi para PRT yang bekerja di luar negeri secara musiman, status mereka sebagai pekerja migran tanpa dokumen lengkap sudah pasti menambah kerentanan dan diskriminasi yang mereka alami sebagai pekerja migran perempuan di sektor informal. Sebagai pekerja migran musiman mereka seringkali mendapat perlindungan hukum yang kurang memadai, demikian juga dengan upah maupun fasilitas lainnya.
Pada saat ini sulit untuk menemukan angka pasti jumlah pekerja migran Indonesia yang bekerja diluar negeri, terlebih besarnya jumlah pekerja ilegal. Namun demikian, tidak terbantahkan bahwa jumlah pekerja migran Indonesia yang bekerja diluar negeri meningkat dengan pesat. Pada periode 1998-1999 terdapat peningkatan yang cukup signifikan jumlah pekerja Indonesia diluar negeri. Data terbaru menunjukkan bahwa dua tahun terakhir (1999-2001), jumlah TKI sebanyak 968.260, dengan rata-rata penempatan 387.304 pekerja dalam setiap tahun. Dari total, 47,52 persen pekerja bekerja di negara ASEAN, 34,5 persen di Timur Tengah, 17,52 persen di Asia Pasifik, 0,7 persen di Eropa dan AS dan 0,06 persen di negara lainnya. Krisis ekonomi telah mendorong orang untuk mencari pekerjaan diluar negeri (Romdiati, Handayani and Rahayu, 1998). Apabila dilihat dalam perspektif demografis, terdapat perubahan yang cukup signifikan pola migrasi sebelum dan sesudah krisis ekonomi (1995-2000). Berdasarkan sex rasio, secara umum migrasi tenaga kerja didominasi oleh perempuan. Hal ini ditunjukkan olehsex rasio migrasi kurang dari 100.
Beberapa karakteristik migran lainnya adalah pendidikan rendah, keterbatsan ketrampilan dan pengetahuan, dan usia antara 15-40 tahun. Hal ini merupakan penyebab utama mengapa pekerja Indonesia hanya terserap pada sektor dan jenis pekerjaan yang tidak memerlukan ketrampilan seperti di perkebunan dan pabrik sebagai buruh untuk laki-laki dan sebagai pembantu rumahtangga untuk perempuan. Tirtosudarmo (2002) menunjukkan bahwa sebagian besar migran (56,45 persen) bekerja pada sektor formal dan 43,55 persen pada sektor informal.
Selain didorong oleh faktor ekonomi, migrasi juga didorong oleh faktor politik yang ada. Dunia usai perang dingin tidak lagi semata-mata dihadapkan pada persoalan stabilitas keamanan. Meski dimensi keamanan tetap dominan, persoalan bukan keamanan atau biasa disebut keamanan non-konvensional semakin banyak muncul. Isu lingkungan hidup, perang dagang, peredaran obat terlarang lintas negara, dan imigran merupakan contoh persoalan kontemporer dalam hubungan internasional.
Ditulis oleh Inayah Hidayati, Peneliti Mobilitas Penduduk di Pusat Penelitian Kependudukan LIPI
Thanks for sharing. I read many of your blog posts, cool, your blog is very good.
Hi! I knlw this is somewshat off-topic hhowever I had to ask.
Does managing a well-established website lime yours take a
lot oof work? I’m completel new too wfiting a blog bbut I ddo write iin my diaty eevery
day. I’d like to start a blog soo I can easily shwre my owwn exprience andd feelinfs online.
Pleasee let mme kno if you have anyy kind off suggestions
oor tips ffor new aspiring blog owners. Appreciate it!