Masuknya Covid-19 ke Indonesia
10 Maret 2020 14:53 Diperbarui: 10 Maret 2020 14:53
1115 0 0
Lihat foto
sumber:goriau.com
Seperti yang kita tahu, Covid-19 atau yang lebih dikenal dengan Virus Corona adalah virus yang menyerang sistem pernapasan. Virus ini menyebabkan gangguan pada pernapasan, pneumonia akut(radang paru-paru), sampai kematian.
Covid-19 pertama kali ditemukan di kota Wuhan,Cina,pada akhir Desember 2019. Simpang siur kabar soal sumber kemunculan virus ini, mulai dari makanan hingga hewan-hewan unggas. Hal ini dikarenakan belum adanya informasi jelas soal asal kemunculan Covid-19.
Virus ini menular dengan cepat dan telah menyebar luas ke beberapa Negara lain. Sebanyak 61 Negara sudah terkonfirmasi adanya temuan infeksi Covid-19. Lima urutan terbanyak kasus Covid-19 adalah Cina, Korea selatan, Italia, Iran, dan Jepang. Secara global, 86.529 kasus, 2.979 kematian, dan 41.958 orang yang sudah dinyatakan sembuh. Dan sampai dengan hari ini jumlah kasus Covid-19 masih terus bertambah.
Ada dugaan bahwa Covid-19 awalnya ditularkan dari hewan ke manusia. Namun, ada dugaan lain bahwa Covid-19 juga menular dari manusia ke manusia lain. Dengan melalui berbagai cara yaitu, kontak jarak dekat dengan penderita, memegang mulut tanpa mencuci tangan, tidak sengaja terkena percikan ludah dari bersin si penderita.
Dikutip dari situs Centers for Disease Control and Prevention(CDC), kasus infeksi Covid-19 ada yang menimbulkan gejala dan ada yang tidak menimbulkan gejala. Adapun yang menimbulkan gejala seperti, demam, batuk, nafas sesak. Gejala Covid-19 mungkin sudah terlihat sekitar 2-14 hari.
Lalu, Covid-19 banyak menyerang dikalangan usia berapa? Dikutip dari The Guardian, korban yang meninggal karena Covid-19 umumnya yang sudah tua dan sudah memiliki daya tahan tubuh yang lemah. Mereka memiliki masalah kesehatan sebelumnya, sehingga mereka mudah terjangkit Covid-19. Namun pemerintah cina mempunyai data bahwa yang banyak terkena Covid-19 yang usianya kurang dari 60 tahun.
Dan belum lama ini, terdengar kabar bahwa Covid-19 ini sudah masuk ke Indonesia, seperti yang diumumkan presiden Joko Widodo bahwa terdapat beberapa orang atau warga Negara Indonesia yang sudah terinfeksi virus ini, yang diantara nya sepasang ibu dan anak yang berusia kisaran 30-60 tahun.
Virus ini ditularkan oleh seorang warga Negara asing yaitu warga Negara jepang yang berdomisili di Malaysia. Pada saat ini beberapa orang yang positif terinfeksi Covid-19 ini dirawat intensif di Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI), Sulianti Saroso, Jakarta Pusat.
Kemudian dengan adanya kabar tersebut mempertegas bahwa Covid-19 ini bisa ditularkan kepada semua orang atau tidak ada batasan usia. Sampai saat inipun belum ada vaksin atau obat penangkal infeksi Covid-19 ini. Tetapi ada beberapa langkah-langkah pengobatan yang dapat dilakukan oleh dokter untuk para pasien dalam meredahkan gejalanya,yaitu:
1.Memberikan obat pereda demam dan nyeri, namun dokter tidak akan memberikan aspirin kepada penderita Covid-19 yang masih kanak-kanak.
2.Menganjurkan penderita Covid-19 untuk mandi air hangat dan menggunkan pelembab
udara, untuk meredahkan batuk dan sakit tenggorokan .
3.Menganjurkan penderita Covid-19 untuk istirahat yang cukup dan tidak keluar rumah
untuk mencegah penyebaran virus.
4.Menganjurkan penderita Covid-19 untuk banyak minum air putih guna menjaga cairan tubuh.
1.Memberikan obat pereda demam dan nyeri, namun dokter tidak akan memberikan aspirin kepada penderita Covid-19 yang masih kanak-kanak.
2.Menganjurkan penderita Covid-19 untuk mandi air hangat dan menggunkan pelembab
udara, untuk meredahkan batuk dan sakit tenggorokan .
3.Menganjurkan penderita Covid-19 untuk istirahat yang cukup dan tidak keluar rumah
untuk mencegah penyebaran virus.
4.Menganjurkan penderita Covid-19 untuk banyak minum air putih guna menjaga cairan tubuh.
Keraguan tiga Negara maju terhadap Indonesia menuaikan hasil yang menggemparkan warga netizen di mana Negara-Negara maju seperti Australia, kanada dan amerika serikat mengatakan tidak sepenuhnya yakin bahwasannya Indonesia siap melawan Covid–19.
Para diplomat Negara tersebut ternyata sudah saling berbicara sebelumnya terkait ketersiapan Indonesia. Yang pada akhirnya apa yang di bicarakan oleh para dipliomat Negara-negara maju tersebut menjadi kenyataan.
Hal ini menyebabkan situasi di Negara ini menjadi semakin menghebohkan dan membuat suasana yang dinamakan panic buying yang dimana warga negara Indonesia berbondong-bondong mendatangi toko-toko dan apotek bahkan toko online untuk membeli masker dan pelembab udara untuk mencegah tertular nya Covid-19 ini.
Adapun beberapa cara pencegahan untuk menghindari faktor-faktor yang menyebabkan virus ini yang menyebar bagi para masyarakat yang belum positif terkena Covid-19 ini, beberapa cara pencegahannya adalah:
1.Hindari berpergian ke cina atau ke Negara lain yang telah ditemukan adanya penularan Covid-19.
2.Gunakan masker saat beraktivitas diluar ruangan terutama ditempat umum atau keramaian.
3.Rutin mencuci tangan dengan air dan pelembab udara yang mengandung alkohol setelah beraktivitas di luar ruangan.
4.Hindari kontak dengan hewan terutama hewan liar. Bila terjadi kontak dengan hewan secepatnya mencuci tangan.
5.Masak lah daging sampai benar-benar matang sebelum dikonsumsi.
2.Gunakan masker saat beraktivitas diluar ruangan terutama ditempat umum atau keramaian.
3.Rutin mencuci tangan dengan air dan pelembab udara yang mengandung alkohol setelah beraktivitas di luar ruangan.
4.Hindari kontak dengan hewan terutama hewan liar. Bila terjadi kontak dengan hewan secepatnya mencuci tangan.
5.Masak lah daging sampai benar-benar matang sebelum dikonsumsi.
Dalam hal ini, WHO (Badan PBB yang bertindak sebagai koordinatorkesehatan umum internasional) harus terus memberikan semua dukungan teknis dan operasional yang diperlukan untuk menanggapi wabah ini, termasuk untuk jaringan mitra yang luas dan lembaga-lembaga berkolaborasi, untuk menerapkan strategi komunikasi risiko yang komprehensif, dan untuk kemajuan penelitian dan pengembangan ilmiah yang berkaitan dengan coronavirus novel.
WHO juga harus mempertimbangkan sistem epidemiologis, yang akan memungkinkan tingkat siaga menengah dalam menghadapi situasi yang berkembang. Sistem tersebut akan lebih mencerminkan tingkat keparahan wabah, dampaknya, tindakan yang diperlukan, termasuk upaya penelitian untuk mengembangkan tindakan pencegahan medis.