Gak Kudet, Buzzer Adalah…

Posted on October 8th 2019
Istilah buzzer atau pendengung sebenarnya sudah lama ada. Makin dikenal ketika media sosial mulai masif dimanfaatkan sebagai channel komunikasi pemasaran. Baik untuk komunikasi pemasaran sebuah produk, jasa, sampai komunikasi “pemasaran” di bidang politik.
Nah, istilah ini belakangan jadi ramai di dalam negeri. Tepatnya sejak marak aksi unjuk rasa mahasiswa di sejumlah daerah di tanah air. Di mana para mahasiswa mengkritik habis kebijakan pemerintah (legislatif dan eksekutif) yang dianggap aneh. Terutama terkait pengesahan sejumlah undang-undangan baru.
Ketika mahasiswa menyuarakan kegelisahan publik lewat demo langsung maupun lewat aktivitas di media sosial, munculah tandingannya. Buzzer-buzzer yang mendukung pemerintah. Buzzer-buzzer ini ada yang tokoh tertentu maupun akun-akun anonim. Sampai pemerintah pun gerah terkait tudingan adanya buzzer-buzzer ini.
Jadi, buzzer adalah orang yang memiliki pengaruh tertentu untuk menyuarakan sebuah kepentingan. Entah orang itu tergerak dengan sendirinya untuk menyuarakan hal tersebut, atau ada imbal baliknya. Cara menyuarakan bisa secara langsung atau secara anonim.
Kapan sih kata buzzer muncul di Indonesia?
Banyak sumber yang menyebutkan sejak sekitar 2006. Saat itu sudah banyak orang yang bergerak menjalankan jasa sebagai buzzer. Tapi kepentingannya saat itu lebih pada strategi komunikasi pemasaran sebuah brand. 
Kalau buzzer politik ada mulai kapan?Banyak yang setuju, aktivitas buzzer dalam perpolitikan di Indonesia masif terjadi ketika Pilkada DKI 2012 berlangsung. Ketika itu, Joko Widodo berpasangan dengan Basuki Tjahaja Purnama berhadapan dengan beberapa pasangan calon gubernur.
Nah, tim Jokowi – Ahok kala itu sangat masif menggunakan strategi komunikasi politik lewat media sosial. Saat itu banyak tokoh-tokoh dengan sukarela menjadi buzzer untuk menyuarakan calon ini. Kebanyakan mereka tergerak dengan sendirinya karena melihat tokoh ini pro perubahan. Juga, menjadi salah satu calon yang banyak disudutkan lewat kabar-kabar hoax maupun disinformasi.  
Ciri-ciri Buzzer Apa Saja sih?Seorang buzzer biasanya memiliki jaringan yang sangat luas. Saking luasnya, biasanya para buzzer ini memiliki sumber informasi A1, alias terpercaya. Para buzzer juga dikenal sebagai orang yang melek isu. Mereka bisa dengan cepat membuat konten berdasarkan isu yang sedang marak saat ini. Oleh karena dibutuhkan untuk meyakinkan ratusan, bahkan jutaan orang, biasanya buzzer dikenal sebagai orang yang cakap bermedia sosial.
Bagaimana cara kerja buzzer?
Buzzer profesional biasanya terorganisir. Mereka merancang isu tertentu yang harus didengungkan ke publik lewat saluran media sosial. Mereka biasanya sudah memetakan siapa-siapa saja orang yang bisa menjadi perantara pesan itu agar mendengung dan viral. Selain itu buzzer juga mengatur lalu-lintas penyebaran pesan tersebut. Melalui tools-tools atau bot yang mereka punya.
Buzzer tak selamanya menguntungkan yang dibela! Masa iya?Baru-baru ini mantan Menteri BUMN yang juga tokoh pers Dahlan Iskan menyinggung soal buzzer dalam tulisan di blognya. Saat itu Dahlan Iskan sebenarnya membahas soal ketokohan Volodymyr Zelensky, Presiden Ukraina yang baru.
Dalam tulisannya di blog pribadinya, disway.id, Dahlan Iskan menyebut Zelensky nyaris tak percaya pada media arus utama (mainstream). Bahkan sejak dilantik dia belum pernah menggelar konferensi pers. Dia lebih percaya pada media sosialnya. Juga buzzer-buzzernya. 
Ahli media setempat lantas mengingatkan: fungsi media adalah untuk check and balance. Media harus tetap berfungsi seperti itu. Bahkan harus kian independen.
 
Pada suatu ketika, pesan di media sosial yang begitu disukai Zelensky ternyata salah. Misalnya saat terjadi perdamaian di wilayah timur itu. Medsos mengatakan tentara Ukraina sudah bisa meninggalkan daerah konflik hari itu. Saat itu, keluarga tentara banyak yang datang ke bandara. Ternyata hari itu para tentara itu belum bisa pulang. Kabar yang disampaikan buzzer-buzzer Zelensky salah. “Kadang-kadang buzzer juga merugikan yang dibela secara membabi-buta,” ujar Dahlan Iskan dalam penutup tulisannya.
Beda Buzzer dan InfluencerMeskipun sekilas terlihat sama, buzzer dan influencer merupakan dua pekerjaan yang cukup berbeda. Buzzer lebih berfokus pada penggiringan opini secara masif, tanpa dasaran yang kuat.
Sedangkan influencer memiliki cara tersendiri untuk mengamplifikasi pesan ke masyarakat. Mereka biasanya dikenal memiliki keahlian di sebuah bidang. Ini membuat suaranya lebih layak didengar oleh publik dibandingkan buzzer di dunia politik
https://www.mainmain.id/r/3440/buzzer-artinya-apa-sih-nih-biar-gak-kudet-buzzer-adalah

One thought on “

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *