*TIDAK PERLU POLITIK AGAMA MEMBANGUN DANAU TOBA, BERIKAN KEPADA PUTERA BATAK PEMBANGUNAN DANAU TOBA AKAN SAYA JADIKAN KEINDAHANYA MELEBIHI BALI*

Danau Toba terletak di Sumatera Utara. Daerah ini adalah icon sejarah dan pusat budaya suku Batak. Masuknya agama Kristen menjadikan masyarakat Batak di daerah ini memeluk agama Nasrani kurang lebih 99%.

Ketika saya membaca berita program gubernur Sumatera Utara tentang pembangunan danau toba, saya banyak merenung dan gelisah. Gelisah karena pernyataan rencana gubernur Edy Rahmayadi ingin menertipkan potong daging babi dan mendirikan beberapa Mesjid.

Mungkin pak gubernur Edy tidak paham bahwa di kawasan danau toba itu, masyarakatnya penganut agama Nasrani kurang lebih 99%. Kedua, pembangunan danau toba itu seharusnya bukan bertujuan untuk memiskinkan perekonomian warga disana tetapi harus meningkatkan pertumbuhan perekonomian rakyat dan pemda. Kalau bapak Edy ingin menertipkan ternak babi, tertipkanlah dan tutup perusahaan ternak yang beroperasi di kawasan danau toba itu. Selama ini, perusaan ternak yang mengotori danau toba tetapi ekonomi dan kebutuhan rakyat yang bapak kebiri.

Membangun beberapa Mesjid.
Pak Edy juga tidak paham bahwa warga di kawadan danau toba itu kurang lebih 99% penganut agama Nasrani. Di kawasan sentral wisata danau toba sudah ada mesjid di setiap kabupaten 1 hingga 3 mesjid. Pak Edy juga tidak paham bahwa kawasan wisatawan itu adalah tempat untuk liburan bukan untuk tempat beribadah. Kalau tujuannya untuk beribadah tempatnya bukan di kawasan danau toba. Terkusus, danau toba adalah tempat wisata adat bahkan pusat icon budaya dan sejarah Batak maupun agama Nasrani. Kami ingin kawasan industri danau toba dihiasi tradisi Kekristenan dengan nuansa Nastani untuk menarik wisatawan ditingkat Internasional dan Nasional. Sama halnya selama ini, di Bali tidak ada aturan wisatan HALAL Syariah namun Bali begitu populer di luar negari karena keindahan dan keramahan warga Bali selain unik. Unik karena wisatawan budaya Bali.

Mari kita lihat berbagai tempat wisata umum yang bertarap Internasional, seperti Bali dan di benua Eropa sana tanpa aturan Halal Syariah. Mereka mempercantik alam wisatawan dengan berbagai seni dan budaya bahkan tradisi keaganaan setempat menjadi dayatarik wisatawan Bali. Di Eropa, selain alamnya cukup indah yang diberikan Tuhan, mereka menghiasi berbagai bangunan seni dan tempat hiburan. Tempat hiburan dan tempat bersantai yang sangat unik yang mampu menarik wisatawan. Bahkan sampai di dalam laut mereka mendirikan restoran.

Saat ini, presiden Jokowi Widodo telah bekerja keras untuk membangun infrastruktur dan itu memang program yang paling penting. Selanjutnya, kita tinggal melanjutkan membangun gaya mempercantik danau toba dan tempat hiburan yang tidak berlawanan dengan norma agama.

Empat tahun yang lalu, saya banyak membagikan artikel-artikel tentang pembangunan mempercantik danau toba. Saya rasa jika itu deterapkan sungguh luar biasa indahnya danau toba selain hemat anggaran.

Pak Edy hanya fokus pada pertimbangan aspek wisatawan warga negara Malasia dan Brunai.
Danau toba sebagai daerah pengamut Nasrani, tentu tidak hanya fokus untuk memikirkan kepuasan pengunjung Wisatawan dari Malasia dan Brunai seperti argumen bapak. Sejarah dan fakta membuktikan bahwa wisatanwan mancanegara itu manyoris dari kalangan Eropa, Australia atau warga negara non Muslim.

Danau toba sebagai daerah pusat budaya Batak dan hampir penganut agama Nasrani lebih menerima industri parawisata umum yang tidak dicampuri atau diatur oleh akidah agama Islam dengan label HALAL Syariah. Hal itu karena wisatawan mancanegara dari non Muslim adalah penyumbang terbesar pengunjung setiap destinasi wisatawan. Rakyat tidak melarang investor restoran beroperasi dengan mencantumkan label Halal namun jangan menjadi aturan pemerintah mewajibkan makanan yang Halal untuk Muslim yang wajib beraktifitas di kawasan wisata danau toba. Hal ini sangat penting supaya kebijakan gubernur Edy dengan agenda membawa agama Islam ke daerah wisata danau toba tidak melumpuhkan (mengkebiri) matapencarian usaha kuliner rakyat Tobasa. Terkusus rakyat Batak harus menjadi RAJA dan TUAN didaerahnya sendiri.

Oleh karena itu, jangan bawa agenda agama Muslim untuk pembangunan danau toba namun bagaimana kawasan ini mampu menjadi kawasan industri tujuan destinasi wisatawan bertarap Internasional yang mampu menarik wisatawan dari dunia Internasional dan Nasional. Kedua, bagaimana bapak mampu untuk membangun industri kreatif sebagai souvenir wisatawan  yang berkunjung ke kawasan danau toba sehingga meningkatkan pertumbuhan perekonomian rakyat dan menciptakan lapangan kerja.

Batak Bersatu Tolak Halal Syariah di Danau Toba.
Salam danau toba By Zainal Nainggolan,Mpd

*​Ketika Agama Kehilangan Tuhan*

Dulu agama menghancurkan berhala. Kini agama jadi berhala. Tak kenal Tuhannya, yang penting agamanya.

Dulu orang berhenti membunuh karena agama. Sekarang orang _*saling membunuh karena agama*_.

Dulu orang saling mengasihi karena beragama. Kini orang _*saling membenci karena beragama*_.

Agama tak pernah berubah ajarannya dari dulu, Tuhannya pun tak pernah berubah dari dulu. Lalu yang berubah apanya? Manusianya?

Dulu orang _*belajar agama sebagai modal, untuk mempelajari ilmu lainnya*_. Sekarang orang malas belajar ilmu lainnya, maunya belajar agama saja.

Dulu _*pemimpin agama dipilih berdasarkan kepintarannya, yang paling cerdas diantara orang-orang lainnya*_. Sekarang orang yang paling dungu yang tidak bisa bersaing dengan orang-orang lainnya, dikirim untuk belajar jadi pemimpin agama.

Dulu para siswa diajarkan untuk harus belajar giat dan berdoa untuk bisa menempuh ujian. Sekarang _*siswa malas belajar, tapi sesaat sebelum ujian berdoa paling kencang*_, karena diajarkan pemimpin agamanya untuk berdoa supaya lulus.

Dulu agama mempererat hubungan manusia dengan Tuhan. Sekarang manusia jauh dari Tuhan karena terlalu sibuk dengan urusan-urusan agama.

Dulu agama ditempuh untuk mencari Wajah Tuhan. Sekarang _*agama ditempuh untuk cari muka di hadapan Tuhan*_.

Esensi beragama telah dilupakan. Agama kini hanya komoditi yang menguntungkan pelaku bisnis berbasis agama, karena semua yang berbau agama telah didewa-dewakan, takkan pernah dianggap salah, tak pernah ditolak, dan jadi keperluan pokok melebihi sandang, pangan, papan. Agama jadi hobi, tren, dan bahkan pelarian karena tak tahu lagi mesti mengerjakan apa.

Agama kini diperTuhankan, sedang Tuhan itu sendiri dikesampingkan. Agama dulu memuja Tuhan. Agama kini menghujat Tuhan. _*Nama Tuhan dijual, diperdagangkan, dijaminkan, dijadikan murahan, oleh orang-orang yang merusak, membunuh, sambil meneriakkan nama Tuhan*_.

Tuhan mana yang mengajarkan tuk membunuh? Tuhan mana yang mengajarkan tuk membenci? Tapi manusia membunuh, membenci, mengintimidasi, merusak, sambil dengan bangga meneriakkan nama Tuhan, berpikir bahwa Tuhan sedang disenangkan ketika ia menumpahkan darah manusia lainnya.

Agama dijadikan senjata tuk menghabisi manusia lainnya. Dan _*tanpa disadari manusia sedang merusak reputasi Tuhan, dan sedang mengubur Tuhan dalam-dalam di balik gundukan ayat-ayat dan aturan agama*_.

*Gus Mus*
https://www.ngopibareng.id/timeline/ketika-agama-kehilangan-tuhan-ini-kegelisahan-gus-mus-2984078

7 thoughts on “

  1. I don’t think the title of your article matches the content lol. Just kidding, mainly because I had some doubts after reading the article.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *