(Sebuah opini) *KOLONIALISME ARAB vs KOLONIALISME BELANDA*

Kaum kolonial / penjajah semua sama memainkan taktik # adu_domba untuk menguasai bangsa yang (akan) dijajah.
*Bedanya*:
Kolonialisme Belanda bertujuan semata-mata demi memperoleh keuntungan ekonomi sebesar-besarnya.
Melalui pendidikan modernlah anak-2 bangsa yang terjajah secara fisik ini akan menyadari kondisi keterjajahannya, lalu bangkit mengusir kaum kolonial.
Itulah pengalaman bangsa kita dan bangsa-2 lain mengusir kaum penjajah Belanda, Jepang dll.
*Kolonialisme Arab adalah #penjajahan_mental_spiritual yang masuk melalui atau membonceng pada penyebaran dan indoktrinasi  aliran tertentu suatu AGAMA.*.  Dampak penjajahan jenis ini lebih parah dari pada penjajahan fisik karena bangsa yang sudah dikuasai/dijajah mental spiritualnya tidak menyadari akan kondisinya sehingga rela diperbudak, disuruh apa saja mau/bersedia. *Jangankan membiarkan jatidirinya dan budayanya direndahkan/dilecehkan sehingga menggantinya dengan budaya Arab, ditugasi melakukan bom bunuh diri sekalipun bersedia.* Celakanya, pendidikan modern tidak mampu menyadarkan si terjajah jenis ini, fakta pelaku bom bunuh diri banyak yg berpendidikan tinggi.
Dalam hal pelecehan terhadap jati diri bangsa Indonesia, budaya Indonesia dan pelecehan terhadap figur yang dihormati di Indonesia, *Habib Rizieq sudah berkali-kali melakukannya*.
Fakta sekian lama Rizieq menghina dan melecehkan jadi diri bangsa ini termasuk melecehkan tokoh-2 panutan bangsa seperti Bung Karno dan Gus Dur, adakah anak bangsa kita yang marah atau mengamuk?
Dulu Belanda akan dilawan kalau ketahuan menghina ulama.
Suatu bangsa yang mental spiritualnya sudah terjajah, tidaklah sulit untuk menguasai sumber-2 ekonomi mereka bahkan milik mereka, seperti kekayaan alam, objek-2 pajak, bahkan anak istri dlsb. Hal ini kiranya bisa terlihat di wilayah rekreasi di Puncak Bogor yang sudah menjadi Arab Village. Di sini para orang tua tidak lagi merasa risih, malah bangga kalau anak gadisnya yang masih terbilang remaja imut-2 diserahkan melalui kawin kontrak, kawin di bawah tangan dan lain-lain istilah kepada laki-2 tua dari Arab.
Hal-2 di atas tidak hanya terjadi di Indonesia, tetapi juga di banyak negara. *Malaysia jauh lebih cepat menyadari hal ini, putri Mahathir sudah mengungkap keresahannya sejak Mei 2015* , link di bawah.

https://www.malaymail.com/news/malaysia/2015/05/23/marina-mahathir-malaysia-undergoing-arab-colonialism/902417

3 thoughts on “

  1. I don’t think the title of your article matches the content lol. Just kidding, mainly because I had some doubts after reading the article.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *