Berikut isinya ketika itu masih bergabung di Kupas tuntas.

Pemerintah Saatnya Buka Mata Stop Virus HIV/AIDS

Samosir, Kupastuntas

Pemerintah Kab.Samosir sudah saatnya  membuka mata untuk stop virus HIV/AIDS, dimana sebanyak 27 orang masyarakat samosir sudah mengidap virus HIV/AIDS dan Dua diantaranya sudah meninggal dunia. Demikian disampaikan Praeses Distrik VII Samosir Pdt. Debora Purada. Sinaga pada saat peringatan Hari AIDS Se- Dunia yang jatuh pada tanggal 1 Desember, di Aula HKBP Gereja Bolon Kec. Pangururan, Senin (1/12/2014.

“Peringatan Hari AIDS Se-Dunia oleh HKBP Distrik VII Samosir merupakan bentuk keprihatinan gereja kepada mereka korban virus HIV/AIDS, dan sebagai bentuk kepedulian kita pada peringatan kali ini menyelenggarakan penggalangan dana dengan mengadakan konser mini”, tutur  Pdt. Debora.P Sinaga.

Selain pemerintah, Debora Sinaga juga berharap kepada masyarakat, Jemaat dan keluarga juga membuka mata pada virus sangat berbahaya itu dengan berpola hidup sehat seperti, setia kepada pasangan, tidak melakukan hubungan seks gonta-ganti pasangan.  “Dan sebagai  manusia umat beragama, stop deskriminasi dan stigma terhadap mereka pengidap virus HIV/AIDS, jauhi virusnya, bukan orangnya”, ujarnya.

Sementara itu, Komite Penyuluhan dan Penanganan HIV/AIDS HKBP Distrik VII Samosir Erin Stela Butar-butar mengatakan, sesuai data yang diterima dari Komisi Penanggulangan  AIDS Provinsi Sumatera Utara,  terdapat lebih dari 198.573 kasus HIV/AIDS  di Indonesia per-Juni  2014 dan pertumbuhan kasusnya sangat menghawatirkan.

Erin juga menjelaskan, setelah permanen pada Bulan Oktober 2014  di Kab. Samosir sebagai Komite Penyuluh dan Penanganan Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan Acquired Immunodefficiency Syindrome (AIDS), sudah menangani Empat kasus HIV/AIDS dan Dua orang diantaranya sudah meninggal dunia. “Penanganan penyebaran HIV/AIDS  di Kab. Samosir sudah terlambat dan terkesan pemerintah masih menutup mata, padahal pasien pengidap virus HIV/AIDS sudah banyak”, ucapnya.

Untuk itu, Erin berharap kepada pemerintah Kab. Samosir agar melihat kasus HIV/AIDS secara serius dengan melakukan penanganan maksimal dan kepada masyarakat samosir untuk lebih waspada terhadap penyebaran virus HIV/AIDS dan stop deskriminasi bagi mereka pengidap HIV/AIDS.

Dua korban pengidap HIV/AIDS S. Sihite (42) warga Sibolga dan L. Br. Sitohang (38)  warga Balige yang turut dihadirkan pada peringatan hari AIDS Se-Dunia HKBP Distrik VII Samosir itu, memberikan kesaksian sebagai bentuk sosialisasi kepada seluruh undangan dan tamu yang hadir.

Kedua korban menuturkan hal serupa, bahwa pada awal terserang virus HIV/AIDS, berat badan terus menerus berkurang, selera makan hilang, batuk berminggu-minggu, kulit hitam bersisik dan rambut rontok. Dengan kondisi itu, mereka tidak saja dihindari orang-orang dilingkungannya, bahkan keluarga merekapun menjauh.

“Padahal virus HIV/AIDS yang kami derita tidaklah seburuk apa yang ada dibayangan atau benak mereka yang melihat, karena virus itu tidak menyebar melalui pelukan, berjabat tangan, menggunakan cangkir atau piring yang sama, suap-menyuap, tetapi penularan HIV  melalui Empat cairan tubuh manusia, yaitu Darah, Air mani, Cairan Vagina dan Air Susu Ibu”, tutur L. Br. Sitohang.

One thought on “

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *