ARAH DAN KEBIJAKAN, STRATEGI DAN TANTANGAN PEMBANGUNAN, PENGEMBANGAN PARIWISATA DAN KEBUDAYAAN

• Pariwisata roda penggerak dan penghela perekonomian Negara dan kesejahteraan masyarakat. • Pariwisata, kewenangan pilihan bagi Daerah Otonom, bergerak dengan dukungan multi sektor. • Pengembangan pariwisata sangat membutukan dukungan dan partisipasi masyarakat lokal. • Diperlukan kesadaran dan pemahaman masyarakat akan arti penting dan manfaat pariwisata.   
   

A. Pendahuluan

 Pariwisata (Inggeris : tourism) sudah lama dikenal didalam kehidupan manusia di dunia termasuk Indonesia dengan istilah atau sebutan lain seperti : tamasya, anjangsana, rekreasi, turba, jalan-jalan, atau secara umum diartikan sebagai sebuah kegiatan pergi dari tempat tinggal-asal untuk sesuatu kebutuhan-kepentingan, kendatipun definisi yang menjadi identitas ”Pariwisata” tidak dipahami/diketahui. Menurut para ahli bahwa definisi Pariwisata adalah suatu (kegiatan) perjalanan seseorang dari tempat asalnya ke suatu tempat/lingkungan yang berbeda dengan kondisi lingkungan asalnya untuk suatu tujuan tertentu seperti rekreasi, bisnis, silaturahmi/kunjungan keluarga atau tujuan lainnya yang memerlukan waktu lebih dari 24 jam, serta memanfaatkan unsur-unsur pendukung/fasilitas penunjang misalnya transportasi, akomodasi, rumah makan, hiburan, souvenir dan seterusnya. Karena itulah pariwisata pada era belakangan ini berkembang dalam berbagai dimensi tujuan seperti wisata alam/bahari, wisata budaya (tangible : situs,/prasejarah, candi, bangunan keagamaan, bangunan sejarah, bangunan tradisional, museum; intangible : sendratasik, adat istiadat, nilai budaya), wisata kuliner, wisata kesehatan, wisata olahraga, wisata pendidikan, wisata agro, wisata kerja, MICE, wisata religi dan lain sebagainya. Karena itu, ketika kita membicarakan mengenai pariwisata, maka tidak akan lepas dari pembicaraan mengenai ”pelaku kegiatan, waktu, maksud dan tujuan serta ketersediaan unsur-unsur pendukung tersebut, sesuatu perjalanan (wisata)”. Pemahaman akan unsur-unsur Pariwisata akan mengarahkan kita kepada pemahaman akan apa yang menjadi komponen pengembangan Pariwisata bilamana kita ingin menjadikannya sebagai sebuah kegiatan yang memberi manfaat bagi Negara dan Masyarakat, apa arah dan kebijakan yang harus ditempuh terhadap pembangunan ke-pariwisata-an Indonesia dan dunia. Harus diketahui juga bahwa Pariwisata tidak dapat berdiri sendiri karena kepariwisataan adalah kegiatan multi dimensi, kegiatan yang terkait dengan unsur yang lain seperti politik, ekonomi, sosial, budaya, hukum dan hankam termasuk dimensi kemasyarakatan lainnya. Karena itulah Pemerintah mengeluarkan sebuah Kebijakan keterpaduan melalui Inpres Nomor 16 Tahun 2005 tentang Kebijakan Pembangunan Kebudayaan dan Pariwisata dan yang terakhir dengan keluarnya UU Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan yang secara implisit menyatakan bahwa Urusan Pariwisata adalah Urusan semua orang, menyangkut kehidupan semua orang.  

B. Komponen Pembangunan dan Pengembangan Pariwisata

Komponen pertama dan utama Pengembangan Pariwisata adalah sumber daya lingkungan, alam dan sosial budaya; komponen ini merupakan potensi dasar yang sudah tersedia dan dimiliki oleh suatu wilayah/daerah dan masyarakat, misalnya panorama alam yang indah, danau, hutan alam yang luas dan perkebunan, lahan pertanian, cuaca dan iklim yang sejuk, legenda dan situs, seni budaya, adat istiadat serta kehidupan masyarakat yang unik- spesifik, kearifan lokal. Komponen ini membutuhkan perhatian, penanganan dan kreatifitas agar menjadi produk atau komoditi yang dapat menggerakkan ekonomi masyarakat. Komponen kedua merupakan komponen pendukung yang harus tersedia dalam kwalitas dan jumlah yang cukup sesuai kebutuhan yaitu unsur transportasi (aksesibilitas) darat, laut, udara dan infrastruktur lainnya; akomodasi dan konsumsi, unsur institusi, kelembagaan dan sumber daya manusia; dan fasilitas pendukung wisata lainnya. Komponen ketiga adalah kegiatan pemasaran ”marketing” atas komponen utama dan komponen pendukung, yang menghubungkan produsen dan konsumen, komponen ini misalnya travel agent, tour operator, assosiasi perjalanan, termasuk media informasi seperti media cetak, televisi, internet juga pusat-pusat informasi pariwisata. Komponen ini menjadi semacam pengamat dan penyelia akan baik buruknya objek dan pelayanan pariwisata di suatu destinasi wisata. Dalam rangka pembangunan dan pengembangan Pariwisata, ketiga komponen tersebut tidak berdiri sendiri tetapi memiliki keterikatan dan keterkaitan yang sangat erat, terutama pada era globalisasi dan era perdagangan bebas sekarang ini. Bila diruntun proses keterkaitannya tergambar sebagai berikut : Wisatawan ketika akan melakukan kegiatan wisata (pariwisata) maka yang pertama dibutuhkan infrastruktur/transportasi (bandara/pesawat, jalan/rel Kereta api; Terminal, Transfer,), selama perjalanan membutuhkan hasil pertanian/peternakan/ perikanan; di tempat tujuan (destinasi) dibutuhkan Penginapan, Konsumsi dan Hiburan (Hotel, Restoran, Pub-Entertain-Event), ketersediaan Souvenir, MICE (meeting, incentive, conference, excebishi), sasaran atau Objek Wisata, demikian juga Sumber daya Manusia (bisnis/ pelaku/ pekerja industri pariwisata yang berkwalitas dan bersertifikat). Dengan demikian kepariwisataan merupakan rangkaian yang panjang dari berbagai kegiatan yang bergerak ”simbiose mutualistis” . Dengan demikian Pariwisata itu memiliki Sistem, Pariwisata adalah keseluruhan upaya yang dilakukan secara sistematis, terpadu dan berkelanjutan oleh usaha pariwisata, masyarakat dan pemerintah dalam rangka memenuhi keinginan dan kebutuhan wisatawan. Sistem Pariwisata (One Stop Services for Tourism) terdiri dari sub sistem Destinasi, sistem Perjalanan, sistem Pasar dan sistem Pemasaran  

C. Kebijakan Pembangunan Kebudayaan dan Pariwisata.

Kajian terhadap krisis ekonomi yang berkepanjangan, era globalisasi dan teknologi informasi, pasar bebas dan demokratisasi politik, yang berdampak pada perubahan pergerakan manusia telah menyimpulkan bahwa kepariwisataan merupakan sektor peluang yang aman untuk menjadi penggerak dan penghela ekonomi masyarakat bila dikelola dengan baik. Dalam kerangka Negara Kesatuan, masalah Kebudayaan dan Pariwisata ditangani secara terpusat oleh Kementerian, misalnya Bidang Pariwisata melalui ditetapkannya lembaga pemerintahan yang dulu dikenal dengan Menteri Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi, kemudian berganti nama dengan Menteri Perhubungan dan Pariwisata; bidang Kebudayaan ditangani oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, pada saat ini Kebudayaan dan Pariwisata digabungkan menjadi Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata. Seiring dengan era otonomi Daerah (UU No. 32 tahun 2004) masalah Kebudayaan dan Pariwisata telah diserahkan kepada Daerah melalui PP No. 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintah, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota dan Permendagri 13 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah, yang mengamanatkan bahwa Urusan Kebudayaan merupakan urusan wajib sedang Urusan Pariwisata adalah urusan pilihan artinya kewenangan untuk mengurusi Kebudayaan dan Pariwisata tergantung kepada Daerah yang memintanya.
Instruksi Presiden Nomor 16 tahun 2005 tgl. 29 Desember 2005 tentang Kebijakan Pembangunan Kebudayaan dan Pariwisata, menyebutkan bahwa dalam rangka keterpaduan pembangunan kebudayaan dan pariwisata menginstruksikan kepada Para Menteri Kabinet Indonesia Bersatu, para Kepala Lembaga Pemerintah Non Departemen, Kapolri dan para Gubernur, Bupati dan Walikota, untuk : Pertama, meningkatkan kualitas pelayanan kepada publik dalam bentuk jasa atau kebudahan-kemudahan yang diperlukan bagi wisatawan mancanegara yang hendak berkunjung ke Indonesia dan kemudahan bagi wisatawan nusantara dalam melakukan perjalanan untuk mengenali dan mencintai alam dan ragam budaya Indonesia. Kedua, mengambil langkah-langkah nyata guna mengoptimalkan akselerasi pembangunan kebudayaan dan pariwisata nasional dalam upaya mensejahterakan masyarakat, membuka lapangan kerja, memberantas kemiskinan dan memeratakan pembangunan; Ketiga, secara proaktif melakukan upaya perlindungan, pengembangan dan pemanfaatan sumber daya alam dan budaya untuk pembangunan kebudayaan dan pariwisata; Keempat, menggunakan tema ”Indonesia Ultimate in Diversity” dalam setiap kegiatan promosi yang dilakukan di luar negeri dan tema ”Kenali Negerimu, Cintai Negerimu, Ayo Tamsya Jelajahi Nusantara” dalam setiap kegiatan promosi di dalam negeri; Kelima, khusus kepada ( Menko Polhukam, 15 Menteri, Menteri BUMN, Kepala BPN, Kepala BPKM, Kapolri diinstruksikan untuk melakukan tugas yang sesuai dengan tupoksi masing-masing; kepada para Gubernur, Bupati/Walikota diminta untuk meningkatkan sistem informasi dan promosi kepariwisataan daerah; menyusun RIPPD (pengembangan produk, pemasaran serta sarana dan pelayanan/SDM), mengadakan pengawasan dan pengendalian kerusakan lingkungan, mengembangan informasi peluang investasi di bidang kebudayaan dan pariwisata, meningkatkan pelaksanaan sadar wisata melalui program Sapta Pesona (aman, tertib, bersih, sejuk, indah, ramah tamah dan kenangan); Keenam, Menteri Kebudayaan dan Pariwisata, menyiapkan informasi yang lengkap di bidang kebudayaan dan pariwisata, meningkatkan kerjasama dengan daerah dan kerjasama internasional dalam rangka menunjang promosi pariwisata Indonesia; mendorong pengembangan destinasi pariwisata unggulan, meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap kelestarian peninggalan budaya dan daya tarik wisata. Dalam PP 38 tahun 2007 bahwa Kebijakan/penyelenggaraan bidang Kebudayaan meliputi kebudayaan, tradisi, perfilman, kesenian, sejarah dan purbakala; Kebijakan/Penyelenggaraan bidang Kepariwisataan meliputi : 1) Promosi (Potensi) Pariwisata yaitu : a. penyelenggaraan widya wisata, mengirim dan menerima peserta grup widya wisata; b. Penyelenggaraan pameran/event, road show yang bekerjasama dengan pemerintah pusat’ c. Pengadaan sarana pemasaran; d. Pembentukan perwakilan kantor promosi di propinsi lain; e. Pelaksanaan event promosi di luar negeri dengan koorinasi pemerintah pusat; 2) Usaha Pariwisata meliputi a.pemberian izin usaha pariwisata; b.pelaksanaan/fasilitasi kerjasama internasional dalam pengembangan destinasi pariwisata; c. Monitoring dan evaluasi pengembangan pariwisata; Permendagri 13 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah, yang mengamanatkan bahwa Urusan Kebudayaan merupakan urusan wajib sedang Urusan Pariwisata adalah urusan pilihan.

 D. Strategi, Arah Kebijakan dan Program dalam upaya pengelolaan potensi wisata 

 1. Kebudayaan dan Pariwisata Sumatera Utara.

Pengelolaan kebudayaan dan pariwisata di Sumatera Utara dilakukan dengan visi terwujudnya Sumatera Utara sebagai daerah budaya dan tujuan wisata andalan, sementara misi yang diemban adalah melindungi hasil-hasil kebudayaan daerah yang bersumber dari warisan leluhur guna mendukung pembangunan seni dan budaya nasional; mengembangkan kebebasan berekspresi dalam berkesenian yang mengacu pada nilai-nilai budaya bangsa serta memberikan perlidnungan hukum perhadap Hak Cipta dan Hak Kekayaan Intelektual; Menetapkan dan mengembangkan promosi pariwisata yang efektif dengan pendekatan profesional kemitraan antara pemerintah, swasta dan masyarakat; meningkatkan pengembangan destinasi wisata sehingga menjadi daerah tujuan wisata yang atraktif dengan pendekatan profesional kemitraan antara pemerintah, swasta dan masyarakat; mengembangkan dan memperkuat jaringan kerjsama antara pemerintah, swasta dan masyarakat serta pelaku budaya pariwisata secara harmonis didalam maupun di luar negeri yang berkaitan dengan bidang penelitian sumber daya manusia dan kelembagaan; Sebagaimana disampaikan diatas, bahwa pariwisata tidak berdiri sendiri dan tidak dapat berjalan sendiri karena sangat banyak komponen pendukung yang berkaitan erat, sehingga dalam pengelolaan dan pengembangan potensi wisata, strategi dan arah kebijakan yang ditempuh antara lain : memprioritaskan perbaikan infrastruktur pariwisata terutama prasarana/jalan ke daerah-daerah objek wisata, peningkatan pelayanan dan penerangan melalui penyuluhan sadar wisata kepada masyarakat, usaha pariwisata dan aparat, memperluas jaringan pelayanan melalui penyuluhan informasi dengan melakukan kerjasama antar daerah dan memanfaatkan perwakilan/konjen di negara-negara sahabat, mengupayakan dan meningkatkan kerjasama antara pemerintah dengan swasta serta berbagai pihal lain dalam upaya promosi pariwisata, menggalakkan kegiatan promosi dalam dan luar negeri.

Program Pengelolaan Kebudayaan dan Pariwisata (Sumatera Utara) yakni :
 a. Program Pengembangan Nilai Budaya dengan kegiatan pokok : pelestarian dan aktualisasi adat budaya daerah, penatagunaan naskah kuno nusantara, penyusunan kebijakan tentang budaya lokal daerah, pemantauan dan evaluasi pelaksanaan program, pemberian dukungan, penghargaan dan kerjasama di bidang budaya, peningkatan misi kebudayaan ke dunia internasional;
b. Program Pengelolaan Kekayaan Budaya, dengan kegiatan pokok: fasilitasi partisipasi masyarkat dalam pengelolaan kekayaan budaya; pelestarian fisik dan kandungan bahan pustaka termasuk naskah kuno; penyusunan kebijakan pengelolaan kekayaan budaya lokal daerah; sosialisasi pengelolaan kekayaan budaya lokal daerah; pengelolaan dan pengembangan pelestarian peninggalan sejarah purbakala, museum dan peninggalan bawah air; pengembangan kebudayaan dan pariwisata; pengembangan nilai geografi dan sejarah; perekaman dan digitalisasi bahan pustaka; perumusan kebijakan sejarah dan purbakala; pengawasan, monitoring ,evaluasi dan pelaporan pelaksanaan program pengelolaan kekayaan budaya; pendukungan pengelolaan museum dan taman budaya di daerah; pengelolaan kaya cetak dan karya rekam, pengembangan data base sistem informasi sejarah purbakala;
c. Program Pengelolaan Keragaman Budaya, dengan kegiatan pokok : pengembangan kesenian dan kebudayaan daerah; penyusunan system informasi data base bidang kebudayaan; penyelenggaraan dialog kebudayaan; fasilitasi perkembangan keragaman budaya daerah; fasilitasi penyelenggaraan festival budaya daerah; seminar dalam rangka revitalisasi dan rehabilitasi budaya lokal; monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan pengembangan keanekaragaman budaya;
d. Program Pengembangan kerjasama Pengelolaan Kekayaan Budaya, dengan kegiatan pokok : fasilitasi perkembangan kemitraaan dengan LSM dan perusahaan swasta; fasilitasi pembentukan kemitraan usaha profesi antar daerah; pengembangan kemitraan pengelolaan kebudayaan antar daerah dan monitoring, evaluasi dan pelaporan.
e. Program Pengembangan Pemasaran Pariwisata dengan kegiatan pokok : analisa pasar untuk promosi dan pemasaran objek wisata; peningkatan pemanfaatan teknologi informasi dalam pemasaran wisata; pengembangan jaringan kerjasama promosi pariwisata; koordinasi dengan sektor pendukung pariwisata; pelaksanaan promosi pariwisata nusantara di dalam dan di luar negeri; pemantauan, evaluasi pelaksanaan program pengembangan pemasaran pariwisata; pelatihan pemandu wisata terpadu.
f. Program Pengembangan Destinasi Pariwisata, dengan kegiatan pokok : pengembangan objek pariwisata unggulan; peningkatan pembangunan sarana dan prasarana pariwisata; pengembangan jenis dan paket wisata unggulan; pelaksanaan koordinasi pembangunan objek pariwisata dengan lembaga dan dunia usaha; pemantauan dan evaluasi pelaksanaan program pengembangan destinasi untuk pemasaran wisata; pengembangan daerah tujuan wisata; pengembangan sopsialisasi dan penerapan serta pengawasan standarisasi;
g. Program Pengembangan Kemitraaan, dengan kegiatan pokok : pengembangan dan penguatan informasi dan data base; pengembangan dan penguatan litbang kebudayaan dan pariwisata; pengembangan SDM di bidang kebudayaan dan pariwisata bekerjasama dengan lembaga lainnya; fasilitasi pembentukan forum komunikasi antar pelaku industri pariwisata dan budaya; pelaksanaan koordinasi pembangunan kemitraan pariwisata; pemantauan dan evaluasi pelaksanaan program peningkatan kemitraan; pengembangan SDM dan professionalisme bidang pariwisata; peningkatan peran serta masyarakat dalam pengembangan kemitraan pariwisata dan monitoring, evaluasi dan pelaporan. Dalam pembangunan kepariwisataan untuk Sumatera Utara dihadapi kendala antara lain stagnasi dan menurunnya citra kepariwisataan hampir disemua daerah tujuan wisata di Indonesia; lambatnya up date basis data pariwisata; turunnya investasi dibidang pariwisata (krisi global) terbatasnya SDM professional; terbatasnya anggaran promosi pariwisata; infrastruktur kurang mendukung; pelayanan costumer immigration and quarantine di Bandara, kualitas infrastuktur rendah; pelayanan tidak prima; keamanan tidak terjamin; kurangnya eligibilitas tempat dan kota; tidak berjalannya program bottom up pariwisata; masih banyak objek-objek wisata tunggal sehingga kurang efisien; belum terintergrasinya rencdana-rencana pariwisata di dalam tata ruang sehingga mengurangi kepastian hukum.;

 2. Gambaran umum Kepariwisataan di Kabupaten Samosir

Kabupaten Samosir dibentuk dengan Undang-undang Nomor 36 Tahun 2003 sebaga langkah awal untuk memulai percepatan pembangunan fisik materil dan spritual di daerah tertinggal Samosir, yang dimekarkan dari Kabupaten Toba Samosir. Kabupaten Samosir terdiri dari 9 (sembilan) Kecamatan dengan luas 2.069,2 km2, yakni daratan seluas 1.444,25 km2 dan 624,80 km2 adalah danau Toba. Wilayah Kabupaten Samosir di kawasan pulau terdiri dari 6 kecamatan sementara di pulau Sumatera terdiri dari 3 kecamatan. Wilayah Kabupaten ini berbatasan dan berada ditengah-tengah 6 kabupaten dikawasan Danau Toba. Lebih lanjut kondisi umum wilayah dapat digambarkan sebagai berikut : 1. Letak Kabupaten Samosir Posisi geografis berada pada 2 7’ – 2 45’ LS dan 99 15’ – 99 30’ BT. Kabupaten Samosir berbatasan di : o Sebelah Utara Kabupaten Karo dan Kabupaten Simalungun o Sebelah Timur Kaupaten Toba Samosir o Sebelah Selatan Kabupaten Tapanuli Utara dan Kabupaten Humbahas. o Sebelah Barat Kabupaten Dairi dan Kabupaten Pakpak Barat Curah Hujan berkisar antara 1.700 – 4.000 mm per tahun. Temperatur berkisar antara 17 C – 29 C dan kelembaban Udara rata- rata sekitar 85,04 %. 2. Jumlah Penduduk Berdasarkan data tahun 2007 (pendataan BPS) jumlah penduduk Kabupaten Samosir adalah 131.078 Jiwa atau 22.191 KK, yang tersebar di 111 Desa dan 6 Kelurahan. Pada umumnya bekerja 83,8 % di sektor Pertanian dan sisanya di sektor Perdagangan, industri dan jasa.

3. Akses ke Kabupaten Samosir

Sesuai dengan letak geografis yang disebutkan di atas, akses masuk dan keluar Kabupaten Samosir dapat dilakukan melalui Haranggaol Tiga Ras, Tiga Raja, Prapat Kabupaten Simalungun via Kapal melintasi Danau Toba atau Ajibata dan Balige Kabupaten Tobasa via Kapal Motor Ferry menuju Tomok Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir; atau Jalan Darat dari Tele ke Pangururan Ibu kota Kabupaten Samosir. Jarak tempuh rata-rat dari Medan ke Kabupaten Samosir via jalan darat 4-5 jam, sedang dengan menggunakan Kapal atau Fery 1 jam. Di Pelabuhan –pelabuhan penyeberangan tersedia sarana transportasi lain seperti Speed boat dan Kapal charter dengan harga kompetitif. Kabupaten Samosir dengan Danau Toba yang indah memiliki potensi seni budaya yang layak dikembangan dan merupakan tujuan wisata di Sumatra Utara yang sudah terkenal di seluruh Indonesia bahkan di mancanegara. Namun beberapa tahun terakhir ini kunjungan wisatawan ke berbagai daerah tujuan wisata di Indonesia mengalami penurunan yang sangat signifikan, termasuk ke kawasan Danau Toba dan Pulau Samosir. Hal ini disebabkan oleh krisis multi dimensi yang terjadi di kawasan Asia dan Pasifik khususnya di Asia tenggara termasuk Indonesia sehingga merubah pola perjalanan wisatawan yang sangat pesat dan beralih kekawasan Eropa dan Amerika. Mencermati besarnya potensi budaya dan panorama alam yang indah, maka sejak tahun 2004 ditetapkan visi Kabupaten Samosir adalah menjadi Kabupaten Pariwisata 2010 yang indah, aman dan berbudaya dengan agribisnis yang berbasis lingkungan untuk kesejahteraan masyarakat.
Berbagai upaya telah dilakukan Pemerintah bersama Stakeholders dan masyarakat untuk membangun Samosir menjadi Objek/Tujuan Wisata/Tourism Destination Area (OTW/TDA) serta meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan seperti: Promosi, pembangunan sarana pariwisata, perbaikan aksesibilitas, dan lain lain, namun belum menunjukkan hasil seperti yang diharapkan. Krisis multi dimensi yang melanda Negara Indonesia menambah dan sangat menggangu stabilitas ekonomi serta keamanan, sehingga sangat merugikan masyarakat dan para stakeholders pariwisata.

Dalam peningkatan dan pembangunan Pariwisata harus didukung oleh beberapa unsur seperti :
1. Objek Tujuan Wisata/Tourism Destination Area (OTW/TDA) yang memiliki keindahan, keunikan dan kelengkapan fasilitas pendukung
2. Pelayanan (Services) yang memenuhi standard minimum menuju kepuasan tamu (Customer Satisfaction) 3. Sistem Transportasi (Transportation System) yang berlangsung terus menerus serta menjamin kemanan dan keselamatan penumpang (passangers)
4. Komunikasi (Communications) yang memiliki akses umum dan luas
5. Masyarakat (Community) yang sadar wisata, ramah, disiplin dan lingkungan hidup bersih 6. Fasilitas lain (Others Facilities) seperti penginapan, restoran dan hiburan/ atraksi Seni dan Budaya;

Semua infrastruktur dan suprastruktur Pariwisata tersebut harus dikembangkan, dibangun dengan pendekatan tiga pilar di dalam konsep “Samosir Membangun”, yaitu :
 a. Pembangunan dilakukan oleh masyarakat itu sendiri
b. Pembangunan dilakukan oleh masyarakat bersama–sama dengan Pemerintah
c. Pembangunan yang dilakukan oleh Pemerintah Rencana Strategi dengan cara/pendekatan diatas, diharapkan dapat memulihkan kondisi kepariwisataan Samosir dengan terus menerus mempromosikan Samosir sebagai kawasan Pariwisata yang aman dan menarik untuk dikunjungi.

 II. VISI DAN MISI 

Dalam pembangunan Kepariwisataan di Kabupaten Samosir perlu ditetapkan Visi dan Misi khususnya bagi Dinas Pariwisata Seni dan Budaya. Visi ini akan memberi arah kemana Pembangunan diselenggarakan, sedang Misi merupakan kegiatan pokok yang harus dilaksanakan untuk tercapainya Visi yang telah ditetapkan. Visi Dinas Pariwisata Seni dan Budaya Kabupaten Samosir adalah : Samosir menjadi daerah tujuan wisata yang berdaya saing berbasis alam dan budaya Batak

Untuk mewujudkan Visi tersebut, ditetapkan Misi Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya sebagai berikut :
 a. Menata Objek Pariwisata dengan fasilitas, sarana/prasarana wisata yang baik sehingga Samosir menjadii destinasi wisata yang diminati dan dikenang.
 b. Menggali, mengembangkan dan melestarikan nila-nilai adat budaya untuk kepentingan peningkatan kepariwisataan di Samosir
c. Mempromosikan Samosir sebagai tempat terbaik untuk berkunjung karena kaya akan keindahan panorama, pantai yang indah, bukit yang megah, penduduk/ masyarakat yang ramah, kebudayaan yang menarik, situs dan peninggalan – peninggalan yang bernilai sejarah.
d. Mengembangkan Pariwisata sebagai industri penting yang dapat mendukung ekonomi masyarakat lokal. e. Membangun Jaring kerja dan Aksesibilitas dengan memanfaatkan teknologi informasi untuk mendorong laju pembangunan kawasan dan peningkatan pelayanan Wisata di seluruh wilayah Samosir.
f. Membangun dan membina sarana dan prasarana untuk terciptanya wisata yang lancar,aman dan nyaman.

III. GAMBARAN KEPARIWISATAAN KAB. SAMOSIR

1. GAMBARAN UMUM DAN LATAR BELAKANG SEJARAH

 Kabupaten Samosir, sebahagian besar dikelilingi oleh perairan Danau Toba seluas. Daratan dan Danau memiliki potensi Wisata yang beragam, baik dari sisi produk wisata maupun pasar wisatawan. Dengan alam yang indah dan kekayaan budaya yang dimiliki sangat potensial, menawarkan berbagai daya tarik wisata yang layak untuk dikembangkan menjadi Obyek Tujuan Wisata (OTW). OTW Kabupaten Samosir di kawasan Danau Toba menyimpan potensi untuk Wisata bahari, sedang Daratan Pulau Samosir dan pegunungan sekitar Danau Toba potensial dikembangkan menjadi Wisata Alam, Wisata Rohani, Wisata Agro dan Wisata Senibudaya. Kabupaten Samosir menyimpan benda-benda budaya, situs sejarah dan atraksi seni yang unik turun temurun.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa daya tarik wisata di Kabupaten Samosir terdiri dari daya tarik yang bersifat tangible (berwujud) seperti daya tarik wisata pantai-bahari/danau, museum dan situs, panorama alam, agro-forestry maupun wisata olahraga; sedang yang bersifat intangible (tidak berwujud) seperti sejarah dan budaya masyarakat tradisional serta event budaya (pesta dan senibudaya) yang menjadi peristiwa pariwisata.

Sesungguhnya kawasan Danau Toba Kabupaten Samosir sudah lama dikenal oleh wisatawan mancanegara dan wisatawan nusantara (diperkirakan berkembang sejak tahun 70-an), karena keindahan panorama Danau Toba, keunikan budaya dan adat istiadat khas Batak; demikian juga Pulau Samosir yang menyimpan potensi alam, bagai kapal besar berlayar di Danau Toba yang terbentang luas, pulau diatas pulau dan danau diatas danau; masyarakatnya yang hidup dari potensi pertanian, perkebunan, perikanan dan peternakan serta industri kecil, sehingga sepanjang zaman Kabupaten Samosir tidak pernah mengalami kekurangan pangan.

Hal yang paling menarik tentunya legenda terjadinya Danau Toba, serta Pusuk Buhit sekitarnya sebagai tempat-asal muasal leluhur orang Batak (Si Raja Batak), serta peristiwa geografis/geologis terjadinya Danau Toba yang disebut menjadi salah satu keajaiban dunia, hasil proses Supervolcano mendampingi supervolcano Yellowstone di Wyoming benua Amerika. a. Sejarah si Raja Batak Si Raja Batak nenek moyang orang Batak , menurut ceerita yang dituturkan turun-temurun diturunkan oleh Yang Maha Pencipta dari langit didalam ruas bambu (mapultak sian bulu, madekdek sian langit) di puncak gunung Pusuk Buhit yang menjadi tempat kediamannya yang pertama Gunung Pusuk Buhit di sebelah Barat Kota Pangururan, sampai sekarang banyak menyimpan misteri kehidupan si Raja Batak. Istrinya seorang Putri nan Cantik bungsu dari 7 bersaudara putri kayangan yang sering kali mandi di sebah Danau di lereng Gunung. Ke tujuh putri kayangan mempunyai kebiasaan mandi bersama, bermain air dan setelah selesai kembali ke Langit, demikian seterusnya. Suatu waktu, si Raja Batak yang masih sendiri menginginkan seorang Istri sebagai pendamping, dan keinginan tersebut diwujudkan dengan menyembunyikan pakaian salah satu dari 7 bidadari, dan ternyata yang ketiban rejeki adalah putri bungsu, sehingga tidak bisa lagi kembali bersama saudaranya ke kayangan. Sang Pencipta (Mulajadi Nabolon) telah menetapkan bahwa si Raja mempersunting seorang gadis kayangan menjadi isterinya.

Menurut sejarah perkampungan pertama dari Si Raja Batak berada di punggung Pusuk Buhit disebut sebagai daerah Sigulatti dan disanalah berdiri rumah si Raja Batak, tidak jauh dari sumber mata air Batu Sawan yang airnya berasa jeruk purut. Dari keluarga Raja Batak lahir 2 putra yaitu : Guru Tatea Bulan dan Ompu Raja Isumbaon, demikian selanjutnya hingga sekarang ini orang Batak telah menyebar ke seluruh dunia dengan tetap membawa/memiliki adat-istiadat, budaya, karya dan marga-marga sebagai identitas khas orang Batak. Bahkan orang Batak menyebut diri sebagai “bangsa” Batak karena mereka memiliki adat-istiadat sebagai way of life, bahasa, aksara, kesusasteraan (kesenian), benda-benda pusaka, daerah asal muasal serta aturan kekerabatan (Dalihan Natolu) dan perwatakan/karakter yang khas.
Orang Batak tidak lagi sekedar tinggal di daerah asal (bona pasogit atau bona ni pinasa) tetapi telah menyebar dan bermukim di berbagai belahan bumi/benua.

b. Sejarah Danau Toba, Pulau Samosir dan Pusuk Buhit. Menyebut Pulau Samosir mengingatkan orang akan dongeng seorang petani miskin yang mencari ikan di sungai, mendapatkan seekor ikan yang menjelma menjadi gadis cantik, hingga sang petani menjadikannya sebagai isteri dengan sumpah janji bahwa sang petani (si Toba) tidak akan pernah membuka identitas isterinya jelmaan ikan, jika tidak maka isterinya akan kembali ke habitatnya. Si Toba dan isterinya melahirkan seorang anak (dinamai Samosir), yang tidak patuh pada orangtuanya, sehingga tanpa disadari si Toba memarahinya dengan makian yang membuka rahasia sang isteri. Sumpah telah dilanggar, janji telah diingkar maka isteri dengan menangis pergi meninggalkan suaminya si Toba menuju sungai asalnya ditemukan. Hujan lebat turun hingga membanjiri desa/tempat tinggal keluarga si Toba, sementara Samosir anaknya yang mengadu mengikuti ibunya turut menangis, ibunya terus memanggil nama Samosir, namun Samosir pergi menyelamatkan diri ke daratan (Pulau Samosir). Hujan yang terus menerus telah menyebabkan banjir besar dan menggenangi lembah yang akhirnya menjadi Danau Toba. Danau Toba yang terbentang dengan luas 1.265 km2, panjang 90 km dan kedalaman rata-rata 450 m, dan ketinggian 950 m diatas permukaan laut, merupakan danau yang terluas dan terdalam di dunia, tampak bagai samudera air tawar tak bertepi dengan air jernih, dan diatasnya terbentang dari Utara ke Selatan Pulau Samosir.

Pusuk Buhit dan kawasan Danau Toba (dataran tinggi Toba) menurut penelitianadalah Supervolcano (gunung api raksasa) dengan tingkat letusan mencapai skala 8 VEI (skala maksimum Volcano Explosivity Index); dan material yang telah dimuntahkannya lebih dari 1.000 kilometer kubik. Supervolcano yang pernah terjadi dan diindentifikasi di muka bumi adalah Sv.Toba di Indonesia dan Sv.Yellowstone di Amerika.
Menurut pakar peneliti, letusan supervolcano Toba pertama terjadi pada saat gunung apinya berpusat di Porsea (Kabupaten Toba Samosir) yang meledak 1,7 juta tahun yang lalu dengan tingkat letusan 8 VEI yang memuntahkan batu-batuan gunung api dan abu panas (welded tuff) dengan semburan panas mencapai temperatur 1000 derajat Celsius yang dapat melelehkan Silika (SiO2). Material yang disemburkan dengan ketebalan 500 meter. Letusan berikutnya terjadi 400 ribu tahun yang lalu dengan kekuatan yang sama 8 VEI, sehingga gunung api tersebut membentuk kaldera di kawasan Porsea. 
Gunung api kedua muncul di Harnggaol dan meledak sekitar 800 ribu tahun yang lalu yang membentuk kaldera Haranggaol, sedang gunung api yang ketiga adalah gunung api Sibandang yang meletus dahsyat pada 75 ribu tahun yang lalu, letusan berikutnya 30 ribu tahun yang lalu yang akhirnya membentuk letusan kepundan berupa cincin (ring fracture eruption) yang keluar melalui kepundan yang melingkari Pulau Samosir sekarang.
Banyaknya material yang dimuntahkan dari gunung api menimbulkan terbentuknya ruang kosong di tubuh gunung api, dan dengan pengaruh gaya tarik bumi, tubuh gunung api tersebut runtuh begitu dalam dan terbentuklah kaldera Sibandang. Pulau Samosir adalah tubuh bahagian puncak dari gunung api Sibandang yang runtuh.  Kaldera Sibandang secara evolusi kemudian berisi air yang melimpah dari dataran disekelilingnya yang akhirnya terkumpul dan terbentuklah Danau Toba yang sekarang ini.
Menurut studi paleoantropologi, bahwa akibat debu letusan terakhir gunung api Toba di Sibandang banyak spesies primata (monyet) yang mati apalagi dengan suhu semburan 500 derajat Celsius sehingga apa yang ditimpanya pasti jadi arang, mungkin termasuk batu bara muda di kawasan Lintongnihuta sekarang. Saat ini setelah letusan gunung api supervolcano Toba, muncul gunung api baru yaitu gunung Pusuk Buhit di Pangururan/Sianjurmulamula Kab.Samosir dan gunung Sipiso-piso di Merek, Kab. Tanah Karo.
Seorang geologist Belanda Van Bemmellen menyebutkan bahwa Pulau Samosir terbentuk dari aliran lava gunung Batak, yang merupakan erupsi dari dua vulkanik terbesar, sebuah letusan vulkanik terbesar di dunia. Aliran lava membentuk Danau Toba, seluas 294 km2, panjang 87 km dan lebar terjauh 31 km, sementara luas Pulau Samosir disebutkan 640 km2, dan puncak Samosir berada pada ketinggian 1.657 m diatas permukaan laut, sedang kedalaman Danau Toba adalah 525 m di kawasan Haranggaol.
Keunikan dan keotentikan supervolcano Toba dapat dijadikan sebagai objek penelitian ilmiah dan menjadi Geopark di kawasan Asia mendampingi geopark Langkawi Malaysia.
Dengan latar belakang sejarah purbakala orang Batak dan hasil penelitian geologi yang menyebutkan kawasan Danau Toba sebagai kaldera letusan gunungapi, maka Pusuk Buhit layak dan strategis untuk dijadikan sebagai Icon Pariwisata Kabupaten Samosir. 
1.        PROFIL PARIWISATA
Sebagaimana disebut di atas, bahwa Kabupaten Samosir kaya akan objek wisata alam, budaya dan sejarah. Hal ini dimungkinkan untuk dikembangkan mengingat letak geografis dan iklimnya, dan suasana kemasyarakatan sehingga akan berkembang pada  jenis wisata lainnya seperti Wisata agro, ekotourism, wisata olah raga, wisata spritual dan lain sebagainya.
 Secara umum jenis dan objek tujuan wisata di Kabupaten Samosir yang tersebar di 9 Kecamatan adalah Wisata Alam/Lingkungan  (Danau Toba, Pantai yang indah, Air yang jernih, bukit-pegunungan yang hijau, panorama); Wisata Budaya (situs, peninggalan sejarah, seni budaya), Wisata Spritual (tempat berdoa-beribadah, camp-retreat), Wisata Agro-Forestry, Wisata Olahraga (renang, dayung, volly pantai, lari/jalan, paralayang, terbang layang, sepeda gunung, lintas alam dsb)
 Untuk pengembangan dan pembangunan kepariwisataan di Kabupaten Samosir telah diterbitkan Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah (RIPPDA) pada tahun 2007 dan Detail Enginering Design (DED) kawasan Air Panas (Aek Rangat Kec. Pangururan, sementara kawasan Sigulatti dan Pusuk Buhit telah diusulkan ke Departemen BudPar untuk dibangun sebagai kawasan Cagar Budaya. 
Selanjutnya berikut ini akan digambarkan profil dan kondisi objek wisata (OTW) di masing-masing Kecamatan se Kabupaten Samosir sebagai berikut :
A.       Profil OTW di Kecamatan Sianjur Mula- Mula :
1.       Gunung Pusuk Buhit ( GBP )
      Sebuah gunung yang menjulang tinggi menghadap Danau Toba dan Pulau Samosir, GPB merupakan gunung tertinggi di kawasan Danau Toba ( 1995 m atau 2.157 m dpl ). Di kaki gunung tersebut ke arah Barat terdapat  Desa Limbong, Desa Sagala Kecamatan Sianjur Mula- mula dan Tele.
      Di lereng gunung terdapat Danau dengan Air yang bersih, dan di sebelah barat lautnya keluar Air Hangat berbau belerang menandakan GPB merupakan Gunung Merapi aktif. Di kaki GPB terdapat perkampungan Sianjur Mula- mula sebuah desa asal menyebarnya Suka Batak ke Simalungun, ke Karo, ke Mandailing, ke Pak-pak, ke Nias, ke Sibolga. Penyebaran tsb menjadi nama suku- suku Batak.
      GPB sangat baik untuk Wisata Tamasya memandang Samosir, Parapat , Pematang Siantar dan Balige serta daerah Dairi sekitarnya.
      Sebagai tempat Tamasya ke GPB dapat di tempuh dari arah Timur, Barat dan Utara. Disarankan bagi pengunjung untuk menggunakan pakaian tebal karena di atas Gunung angin sangat kencang dan dingin.
      GPB dapat juga digunakan untuk Wisata terbang Layang, gantole dari pinggang bukit mengarah ke kota Pangururan atau ke Daratan seputar Danau Toba.
      Berwisata ke GPB berkesempatan menikmati 7 keajaiban OTW di sekitarnya, yaitu 3 mata air dan 4 batu aneh yang tiada duanya di manapun. Akses Jalan dan Transportasi menuju daerah ini belum memadai.
2.     Aek Boras, merupakan Pengambilan/ sumber Mata Air Guru Tatea Bulan. Akses Jalan dan Transportasi menuju daerah ini belum memadai.
3.     Aek Boru Pareme, merupakan sumber Mata Air Si Boru Pareme. Akses Jalan dan Transportasi menuju daerah ini belum memadai
4.      Aek 7 Rasa ( Si Pitu Dai ), merupakan sumber Mata Air yang memancarkan 7 pancaran air dengan 7 rasa yang berbeda satu sama lain. Akses Jalan dan Transportasi menuju daerah ini belum memadai
5.     Batu Parhusipan, meruapakan tempat dimana saudara kembar Boru Pareme dan Saribu Raja membisikkan cinta isi hati mereka; Akses Jalan dan Transportasi menuju daerah ini belum memadai.
6.     Batu Pargasipan, merupakan tempat kedua saudara kembar melakukan hubungan incest). Akses Jalan dan Transportasi menuju daerah ini belum memadai .
7.     Batu Nanggar ( Bukit Martil Batu ), merupakan tempat Saribu Raja menempa besi karena dia seorang pandai besi. Akses Jalan dan Transportasi menuju daerah ini belum memadai. 

1.      
Pada OTW tersebut terdapat Guide dari penduduk setempat, warung dengan makan sederhana namun sehat dengan harga yang relatif murah.
A.       OTW di Kecamatan Harian :
1.          Menara Pandang Tele, 2 km dari jalan raya Tele menuju Ibu Kota Kabupaten Samosir Pangururan, atau 30 km dari Pangururan menuju Jalan Raya Tele. Di Menara ini pengunjung dapat melihat seputar Samosir dan Danau Toba.
2.          Di seputar manara terdapat Lapangan parkir, warung sederhana, serta Guide. Menara Tele nampak indah dari Pangururan di malam hari, dan demikian sebaliknya. Karena Udaranya yang dingin, disarankan memakai pakaian mantel. Di Pagi hari pengunjung akan ditutupi salju yang tipis. Akses Jalan dan Transportasi menuju daerah ini sudah memadai  
3.          Partukko Naginjang di Desa Janji Martahan, sangat cocok untuk lokasi olah raga Tebang Layang / Gantole dan pemandangan alam. Disini pengunjung dapat menikmati panorama alam Danau Toba dan Samosir yang indah. Berada 10 km dari Tele ke atas menuju Kab. Humbahas. Akses Jalan dan Transportasi menuju daerah ini belum memadai
4.          Janji Martahan, tempak mendarat peterbang layang dari Partukka Naginjang. Panoramanya indah, sejuk  dan penduduknya ramah- ramah. Akses Jalan dan Transportasi menuju daerah ini belum memadai
5.          Air Terjun Sampuran Efrata Sososr Dolok, OTW air terjun setinggi 26 meter dan lebar 10 m. Berada 3 km dari Kota Harean. Sumber air dari dalam bukit, jernih bisa langsung diminum, dingin dan menyejukkan. Diseputar air terdapat pelangi yang indah, sehingga menambah semaraknya suasana. Akses Jalan dan Transportasi menuju daerah ini belum memadai
6.          Mata air dan Pohon Pokki, di Sihotang. 2 km dari Pelabuhan Sihotang. Air jernih milik boru Sihotang, di bawah pohon pokki, yang terkenal sebaai pohon keras. Di tempat ini dapat berdoa dan minum air jernih dingin memuaskan dahaga. Akses Jalan dan Transportasi menuju daerah ini belum memadai
B.       OTW di Kecamatan Pangururan
1.          Tano Ponggol ( Terusan ), menghubngkan Danau Toba dari arah Selatan ke Utara ( sebaliknya ) dan di atasnya sebuah Jembatan menghubungkan Pulau Samosir ke Pulau Sumatera melalui Jalan Tele. Terusan dan Jembatan ini dibuat oleh Belanda, dan samapai sekarang masih berfungsi untuk moda transportasi Darat dan Danau. Sebagai peninggalan sejarah, sering digunakan pengunjung  untuk memandang Danau Toba ke arah Utara atau ke arah Selatan  dan menyaksikan Kapal yang lewat yang membawa anggota keluarga yang datang maupun pergi ke Pangururan. Lokasi ini baik untuk Wisata terjun dari Jembatan ke Danau. Akses Jalan dan Transportasi menuju daerah ini belum memadai
2.          Pemandian Air Panas, bersumber dari GPB, di tampung dalam kolam pemandian sehingga pengunjng dapat mandi leluasa beserta anggota keluarga. Dikelola penduduk sekitar sehinga memberi kesan dan sentuhan tersendiri.Disini dibedakan pemandian pria dan wanita. Selesai mandi dapat menikmati makanan ringan dengan harga dan pelayanan yang memuaskan. Ke  OTW  ini dapat membawa kendaraan sendiri, tempat parkir luas dan dapat pula menggunakan Beca Motor karena hanya 6 km dari Pangururan atau 3 km dariTerusan . Diyakini, pengunjung akan sembuh dai penyakit ngilu, pegal, masuk angin dan kulitapabila mandi di pemandian air panas ini. Akses Jalan dan Transportasi menuju daerah ini belum memadai.
3.          Open Stage, di tengah kota Pangururan. Sebagai panggung terbuka, tempat ini dapat untuk pertunjukan atau menonton atraksi seni budaya dan membaca Puisi. Akses Jalan dan Transportasi menuju daerah ini sudah memadai .
4.          Tenun Ulos Batak, di Desa Lumban Suhi- suhi, 4 km dari Pangururan. Merpakan industri tenun tradisional, dilakukan oleh ibu atau gadis remaja. Akses Jalan dan Transportasi menuju daerah ini sudah memadai
C.       OTW di Kecamatan Ronggur ni Huta
1.          Danau Sidihoni, sebuah danau di atas Danau Toba, 8 km ke arah Timur dari Ibu kota Pangururan. Konon warna airnya dapat berubah- ubah dan kering sebagai pertanda akan terjadi sesuatu. Sebelum meletus tragedi tahun 1965, Danau Sidihoni kering, sehingga tampak di pusat Danau sebuah lubang besar. Tidak ada yang tahu kemana air mengalir dan pergi, tetapi menurut cerita orang tua dahulu, Sidihoni terhubungkan dengan Danau Toba di seputar Ambarita Simanindo. Air Danau sama dengan Air Danau Toba, jernih dan tawar. Danau dapat digunakan untuk lomba layar atau olah raga lainnya. Diseputar terhampar perkebunan kopi rakyat, prasarana jalan bagus dan penduduknya ramah. Akses Jalan dan Transportasi menuju daerah ini sudah memadai.
2.          Aek Liang, sebuah gua berisi air memberi dan memenuhi kebutuhan air Desa Aek Liang. Namanya diabadikan menjadi nama sebauah desa Aek Liang. Apabila penduduk mau mengambil airnya akan terlebih dahulu melempar batu untuk membuktikan bahwa air masih ada atau kosong. Akses Jalan dan Transportasi menuju daerah ini belum memadai
3.     Lubang Simalliting, sebuah lubang besar di Desa Aek Liang, 2 km ke arah Barat Danau Sidihoni. Di lokasi pengunjung dapat melempar batu dan akan menimbulkan bunyi gemerincing. Akses Jalan dan Transportasi menuju daerah ini belum memadai
4.     Gua Sidam-dam, tempat persembunyian Pahlawan Si Dam-dam Malau melawan musuh. Beliau dikebumikan di Desa Siambalo Reani ate.. Akses Jalan dan Transportasi menuju daerah ini belum memadai.
5.          Batu Hitam, di Desa Sabungan ni Huta, 5 km dari Pangururan. Konon Batu berwarna hitam ini, masih suci dan sakral. Burung yang hinggap di atasnya akan mati, sehingga di tempat ini  harus berperilaku sopan. Akses Jalan dan Transportasi menuju daerah ini belum memadai  
D.       OTW di Kecamatan Palipi
1.          Batu Rantai, terdapat di Kota Mogang, tmpat bersejarah. Di lokasi terdapat batu yang berpindah- pindah, sehingga oleh Pemerintah Belanda pada Zaman penjajahan batu tersebut diikat dengan rantai supay tidak berpindah- pindah lagi. Prasarana dan sara transportasi menuju OTW bagus dan penduduknya ramah. Akses Jalan dan Transportasi menuju daerah ini cukup memadai.
2.          Piso Somalin, merupakan tempat bersejarah di Kota Mogang, 30 km dari Panguuran. Piso adalah sebuah pisau yang digunakan untuk melerai pertentangan antara 2 kelompok masyarakat yang bertikai hebat pada zaman dahulu. Pisau Somalim sangat ampuh dan menciptakan kedamaian bagi masyarakat. Berkunjung ke OTW diyakini dapat merubah sikap menjadi pemberani untuk membela kebenaran untuk membawa kedamaian hidup.Karenanya legenda tentang kehidupan Piso Somalim sering diceritakan kepada anak-anak oleh para orang tua dengan harapan bila kelak anaknya dewasa pemberani dan membawa kedamaian. Akses Jalan dan Transportasi menuju daerah ini cukup memadai.  
3.          Pemandian Boru Saroding, sebuah OTW berupa sumber air pemandian para putri cantik yang turun dari kayangan. Seorang putri terpaksa tidak bisa kembali dan menjadi Istri seorang Pria kala tersebut dan memberi keturunan. Pemandian Boru Saroding berada  di Desa Ransang Bosi sekitar 35 km dari Ibu Kota Pangururan. Penduduk disekitar ramah dan bersahabat. Akses Jalan dan Transportasi menuju daerah ini belum memadai.
4.          Pemandian Air Panas Simbolon, di desa Simbolon, dekat pantai Danau Toba, 25 km dari Ibu Kota Pangururan. Di lokasi pengunjung dapat menyaksikan asap panas berbau belerang yang keluar dari perut bumi seakan minta tolong dibukakan sebuah lubang ntuk jalan keluar. Akses Jalan dan Transportasi menuju daerah ini  memadai
E.       OTW di Kecamatan Onan Runggu
1.          Lagundi Sitamiang, sebuah resort/ wisma untuk perkemahan para Muda/i. Disekitar terdapat pemandian alam dan pondok, camping ground, menghadap Danau Toba . Akses Jalan dan Transportasi menuju daerah ini belum memadai
2.          Tambun Sukean, tempat pemandian alam dan panorama Danau Toba di Desa Tambun Suklan. Akses Jalan dan Transportasi menuju daerah ini belum memadai
3.          Pohon Besar/ Hariara Bolon,  merupakan OTW dengan pohon terbesar di dunia, terbentuk dari beberapa pohon menyatu menjadi satu. Banyak dikunjungi Tourist dari manca negara terutama Korea dan Jepang. Akses Jalan dan Transportasi menuju daerah ini cukup memadai .
4.          Pantai Bebas Sukkean, Danau Toba, dengan pantai pasir putih, penuh batu – batu putih. Dapat digunakan mandi, berjemur menyaksikan keindahan Danau Toba. Dapat ditempuh 2 jam dari Pangururan lewat Jalan Raya atau 30 menit dari Tomok ke arah Lagundi. Dari Sukkean, ke Pohon Besar hanya jarak 1 km. Akses Jalan dan Transportasi menuju daerah ini belum memadai.
F.                                                                         OTW di Kecamatan Nainggolan
1.          Pantai Pasir Putih, di desa Marea Raja dengan pasirnya yang putih di tepi Danau Toba. Berada sekitar 3 km dari Kota Nainggolan. Pantai Pasir Putih digunakan untuk wisata mandi alami dengan air Danau Toba yang jernih dan dingin. Akses Jalan dan Transportasi menuju daerah ini belum memadai  
G.              OTW Kecamatan Sitio-tio
1.          Mata Air Datu Parngono, terletak 4 km dari Pelabuhan Tamba, menuju bukit. Air jernih, terawat karena sudah diperbaiki Pastor Tamba. Masyarakat meyakini air mempunyai khasiat menyembuhkan penyakit. Akses Jalan dan Transportasi menuju daerah ini belum memadai.
2.          Gua Datu Parngongo, berada dilering bukit di bawah Mata air Datu Parngongo. Konon gua digunakan untuk tempat semedi Datu Parngongo dalam mempertahankan diri menghadapi musuh. Akses Jalan dan Transportasi menuju daerah ini belum memadai.
H.        OTW di Kecamatan Simanindo
1.          Makam  Raja Sidabutar ( Sidabutar Kings Tomb )di Tomok.
Merupakan peninggalan Sejarah Batak, kompleks makam keluarga Raja Soributtu Sidabutar ( karenanya disebut : Makam Raja Sidabutar ) terbuat dari Batu, diukir. Berada 800 m dari Pelabuhan Pariwisata atau Pelabuhan Ferry Tomok. Raja Sidabutar terkenal dan dihormati terutama menyatukan masyarakat Tomok dengan azas Dalihan Natolu ( Tungku Nan Tiga ) suatu azas yang dianut dan mengatur operasional pergaulan dan Budaya Batak. Menuju lokasi terdapat tok- toko Souvenir khas Batak Samosir.Bagaimana hingga terjadi Makam ini akan diceriterakan oleh seorang Guide yang terpercaya, sehingga menarik untuk dikunjungi. Akses Jalan dan Transportasi menuju daerah ini  memadai  
2.          Sigale gale di Tomok
OTW sebuah patung seorang manusia yang terbuat dari kayu, peninggalan Raja Manggale ; yang dapat digerakkan untuk menari bersama gadis- gadis/ putri  cantik diiringi Gendang oleh para musisi handal. Berada disebuah kompleks Rumah Batak , 400 m dari Pelabuhan Pariwisata atau Pelabuhan Ferry Tomok. Menuju lokasi terdapat toko- toko Souvenir khas Batak Samosir. Pembuatan Sigale- gale konon punya ceritra tersendiri yang dipaparkan Guide yang terpercaya sehingga menarik untuk dikunjungi. Akses Jalan dan Transportasi menuju daerah ini cukup memadai  
3.          Batu Persidangan di Siallagan( Siallagan Court Stone ).
Terdapat di Desa Sialagan , 3 km dari Ambarita Ibu kota Kecamatan Simanindo. Merupakan tempat bersejarah, tempat Raja zaman dahulu mengadili para penjahat kelas kakap dari seantero Samosir. Berada di suatu Desa indah di tepi Danau Toba, dikelilingi tembok setinggi 1,5 m ; udara sejuk di tingkahi sikap penduduk yang ramah. Disebut Batu persidangan karena terdiri dari banyak kursi yang terbuat dari batu- batu besar.Di sudut Kompleks terdapat patung- patung kuno menunjukkan kebesaran kerajaan Sialagan .Di luar kompleks terdapat toko- toko cinderamata. Akses Jalan dan Transportasi menuju daerah ini cukup memadai  
4.          Museum Huta Bolon
Berisi benda purba kala suku Batak yang antik dan beraneka ragam. Terdapat di Kota Ambarita , 3 km dari Pelabuhan Pariwisata atau Pelabuhan Ferry Tomok. Akses Jalan dan Transportasi menuju daerah ini cukup memadai .
5.          Gua Marlangkap di Desa Tanjungan,Panjang  kira – kira 5 km sampai ke Desa Tanjungan. Akses Jalan dan Transportasi menuju daerah ini belum memadai .
6.          Kuburan Tua, Lesung, Pagar Batu dan Bontean di Desa  Lontung Berupa perkampungan Raja- raja zaman dahulu yang diperkirakan 300 th silam, dipagari Batu- batu besar ( Pasir Debata ) . Lesung memiliki cucuk pengikat, yang pada zaman duhulu diterbangkan dalam suatu persaingan antar Raja. Akses Jalan dan Transportasi menuju daerah ini belum memadai .
7.          Gok Asi, sebuah OTW tempat atraksi budaya suku Batak di Kota Ambarita. Dari lokasi terlihat Pulo Tao sebuah Rest Area, tempat beristirahat yang indah di tenah Danau Toba. Akses Jalan dan Transportasi menuju daerah ini cukup memadai
8.          Perairan Bebas Amabarita, di Pantai Ambarita. Tempat pemandian dan memancing . Akses Jalan dan Transportasi menuju daerah ini cukup memadai
9.          Aek Natonang, di Desa Tanjungan, 18 km dari Tomok. Sebuah Danau di atas Danau Toba, dikelilingi Hutan dan pepohonan. Direncanakan sebagai Hutan Wisata, dengan luas 105 ha. 1 km dari OTW terdapat Panatapan, suatu dataran yang merupakan tempat memandang Danau Toba, yang sangat indah manawan. Akses Jalan dan Transportasi menuju daerah ini belum memadai
10.       Tuk-tuk Siadong, sebuah resort berupa tanjung dipenuhi Hotel dan Wisma serta para seniman pengukir dan pelukis khas suku Batak.Berada 10 km dari kotaAmbarita. Dapat ditempuh 30 menit dari Parapat dan Tiga Raja. Di Resort ini tersedia fasilitas internet, dan berbagai menu makanan khas dan internasional. Akses Jalan dan Transportasi menuju daerah ini  memadai.
Setiap Objek Wisata seperti disebutkan di atas masing- masing mempunyai latar belakang dan sejarah serta  kondisi yang berbeda dan memiliki daya tarik tersendiri untuk disaksikan. Di masing- masing Objek terdapat kemungkinan dilakukan kegiatan lain yang dimaksudkan untuk melibatkan pengunjung seperti : mandi, berkemah, berlayar, berlayang- layang sambil menyaksikan atraksi seni budaya Batak oleh masyarakat setempat, dll.
Sebagaimana dimaklumi bersama bahwa objek tujuan wisata yang baik harus memenuhi persyaratan utama yaitu memiliki  sesuatu yang menarik untuk dilihat ( something to see );  terdapat sesuatu yang dapat dilakukan pengunjung ( something to do ) dan terdapat sesuatu yang dapat dibeli (some thing to buy) baik kebutuhan pokok dan oleh-oleh/souvenir;
Kemudian, dalam industri Pariwisata ada prinsip kemudahan yakni get moment and stay longer, karena pengunjung pada umumnya tidak memiliki waktu cukup lama, sekalipun iklim dan cuaca di Kabupaten Samosir memungkinkan untuk didiami dalam waktu lama.  Kemudahan dimaksud adalah cepat diperoleh, mudah didapat dan tercapai keingina.  Untuk mendukung prinsip ini diperlukan sarana/parasarana pendukung dan penunjang Wisata termasuk Guide/;pemandu, keamanan lingkungan, transportasi yang lancar, dll. Persyaratan ini digambarkan melalui makna yang terkandung  dalam Sapta Pesona yang menjadi tujuan dan sasaran melakukan perjalanan wisata.
Secara umum  OTW di Kabupaten Samosir belum seluruhnya memenuhi ketiga persyaratan dan prinsip pariwisata  tersebut, kecuali di kawasan Tomok (Sigale- gale, Kuburan Raja Sidabutar) dan kawasan Ambarita (Kursi Batu Siallagan), sehingga masih memerlukan pembenahan dan pembangunan agar lebih memadai bagi kebutuhan wisata. Untuk itulah OTW Kabupaten Samosir memerlukan tiga tahapan atau bagian program kegiatan, yaitu penataan OTW, promosi OTW dan pengembangan OTW.
1.        Agenda dan Prioritas Pariwisata
Sesuai dengan keadaan OTW Kabupaten Samosir di atas, akan   dilakukan penataan, promosi dan pengembangan OTW sebagai  prioritas dengan tiga agenda yaitu :
1.        pemberdayaan Masyarakat
2.        kerjasama kemitraan Masyarakat dengan Pemerintah
3.        pelaksanaan penataan melalui sumber daya pemerintah.
4.        Penataan, Promosi dan pengembangan OTW penting, agar OTW benar-benar mampu menjadi sebuah sektor industri untuk peningkatan ekonomi masyarakat yang dapat memberi manfaat Ekonomic, sosial, culture dan lingkungan (environment ).
Dengan kondisi tersebut diperinci kekuatan, kelemahan, kesempatan dan tantangan pembangunan pariwisata di Kabupaten Samosir akan ditemui  sebagai berikut :
1.        Faktor Kekuatan
a.        Kepariwisataan Samosir yang sudah dikenal masyarakat dunia
b.        Tersedianya objek wisata yang dapat di kembangkan baik keanekaragaman Objek maupun daya tarik spesifik.
c.        Minat wistatawan Manca Negara yang masih tetap tinggi untuk berkunjung.
2.        Faktor Kelemahan
a.        Kesadaran Wisata Masyarakat yang masih rendah
b.        Kecenderungan masyarakat Samosir yang tidak mudah menerima perubahan
c.        Investor/Sumber modal untuk membangun Pariwisata di Samosir sangat kurang
d.        Mutu dan jaringan sarana dan prasarana transportasi masih perlu peningkatan dan pembukaan akses baru
e.        Standar pelayanan pariwisata di Samosir belum terpenuhi
3.        Faktor Peluang
a.        Kewenangan Otonomi yang luas sesuai dengan UU No. 32 Tahun 2004
b.        Tersedia teknologi informasi yang mampu meningkatkan manajemen kepariwisataan seperti  promosi dan pelayanan wisata.
c.        Terbukanya pasar internasional sebagai dampak globalisasi
4.        Faktor Tantangan/Ancaman
a.        Kepemilikan Tanah disekitar Samosir belum jelas antara tanah ulayat dan pribadi.
b.        Sikap kurang menerima pembaharuan dan primordialisme yang terlalu menonjol
c.        Sikap egoism (bagai katak dalam tempurung) dan kurang menghargai kelebihan/kemampuan orang lain perlu dihilangkan.
2.        Perkembangan Ekonomi sebagai bagian dari Kinerja Kepariwisataan di Kabupaten Samosir
Sejak awal ditetapkannya Pariwisata sebagai salah satu variabel/unsur yang menjadi Visi Kabupaten Samosir dalam RPJMD tahun 2006, sangat disadari potensi dan kondisi eksisting yang dimiliki Kabupaten, baik dari sisi sumber daya alam dan sumber daya manusia, serta perkembangan kehidupan pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan baik tingkat Daerah, Regional, Nasional maupun tingkat Internasional  yang selalu mempengaruhi gerak kehidupan sebuah bagnsa dan negara.
Pariwisata (kepariwisataan) dengan memperhatikan faktor kekuatan dan kelemahan, bukanlah sasaran utama atau tujuan utama tetapi hanya sebagai alat penggerak (trigger) bagi kebangkitan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat, mengingat Pariwisata (urusan pilihan dalam urusan pemerintahan) adalah multi dimensi, multi fungsi dan multi stakeholders dalam artian kepariwisataan suatu daerah tidak mungkin berjalan sendiri  tetapi harus selalu mendapat dukungan dari pihak-pihak terkait sesuai dengan unsur-prasyarat bagi terbentuknya dan berkembangnya  sebuah daerah menjadi Daerah Tujuan Wisata adalah dengan tersedianya :
  1. Aksesibilitas (sarana-prasarana) perhubungan/transportasi dari dan ke objek wisata, komunikasi
  2. Amenitas (Fasilitas industri wisata) : hotel, restoran, souvenirshop, gallery, kuliner.
  3. Atraksi (kegiatan/event) yang sifatnya tetap, tepat waktu (calendar of event)
  4. Kelembagaan terkait pariwisata (organisasi pemerintah/lembaga, organisasi industri/usaha jasa pariwisata seperti PHRI, Travel Agent, Guide, Promotion)
  5. Pelaku/stakeholders pariwisata : masyarakat dtw, investor, pelaku jasa/usaha industri pariwisata, pemerintah, pers-media promosi, yang berbasis pada pelayanan yang bersapta pesona (aman, tertib, bersih, sejuk, indah, ramah tamah dan kenangan).
Dengan demikian berkembangnya tidaknya sector-sektor yang disebutkan diatas akan berdampak dan mempengaruhi perkembangan sector pengelolaan kepariwisataan, termasuk dukungan/partisipasi masyarakat umum dalam pengelolaan unsur Sapta Pesona (keamanan, ketertiban, kebersihan, kesejukan, keindahan, keramahtamahan dan kenangan). Jika dapat dikatakan bahwa Sapta Pesona adalah fondasi utama bagi pariwisata didukung oleh unsur prasyarat yang disebutkan diatas, yang akan membawa dampak bagi peningkatan perekonomian masyarakat dan kesejahteraan masyarakat.
Berdasarkan evaluasi selama limatahun pertama sejak terbentuknya Kabupaten Samosir, perkembangan pengelolaan kepariwisataan yang diukur dari jumlah wisatawan yang masuk (berkunjung dan menginap)di Kabupaten Samosir sbb:
          Jumlah wisatawan yang berkunjung dan menginap di Samosir, jika  2007 = 26.781 orang, maka  pada tahun 2008 = 105.871 orang dan tahun 2009 = 109.464 orang, mengalami kenaikan yagn cukup signifikan
Jenis Wisatawan
2007
2008
2009
2010*
Nusantara
17.242
73.593
87.257
55.835
Mancanegara
11.622
32.278
22.207
15.278
Jumlah
28.864
105.871
109.464
71.113
*2010 kondisi sd bulan Agustus
          (Data kunjungan ini dicatat di pintu gerbang/pintu masuk ke objek wisata). Sesungguhnya dengan perubahan paradgima wisata dari sekedar berlibur ke wisata transversal/berbagai kegiatan social-MICE jumlah pengunjung sangat berkembang pesat, termasuk perantau-keluarga yang pulang kampong, seperti terlihat pada bulan Desember 2009, jumlah kenderaan masuk ke Samosir lebih dari 6.000 unit.
          Jumlah hotel/accommodation (tahun 2008) 82 unit = 1.549 kamar, dengan fasilitas tempat tidur sebanyak 2.888 unit dengan klasifikasi 76 unit hotel melati dengan 1.141 kamar, 1978 tempat tidur, dan 6 hotel kelas bintang dengan 408 kamar dan 910 fasilitas tempat tidur
          Lapangan usaha yang berkembang di Samosir  untuk penyerapan tenaga kerja yakni perdagangan besar dan eceran 3.812 usaha, akomodasi/makanan/minuman 1.585 usaha, angkutan/pergudangan dan komunikasi 583 usaha, jasa kemasyarakatan/social budaya/hiburan  dan jasa perorangan 342 unit usaha,, usaha persewaan 77 unit usaha, dan usaha/jasa lainnya.
          Usaha restoran/café/rumah makan 35 unit umumnya berada di kawasan wisata Tuktuksiadong kecamatan Simanindo.
          Pendapatan Daerah (sector pajak dan retribusi) memang masih sangat minim yakni tahun 2008 Retribusi masuk objek wisata sebesar Rp. 50.000.0000,- (Perda Tobasa); tahun 2009 ditargetkan sebesar Rp. 150.000.000,- (asumsi pelaksanaan Perda Samosir No. 7 tahun 2009), tahun 201 sebesar Rp. 150.000.000,- .
          Mengingat Samosir masih dalam tahap pembinaan, pengembangan maka sesungguhnya bukan perolehan PAD yang utama tetapi adalah pelayanan Pemerintah yang berdampak semakin besarnya kunjungan wisata dan secara ekonomi memberi trickle down effect bagi  perekenomian dan kesejahteraan masyarakat antara lain lapangan kerja bertambah, produksi masyarakat tersedia dan terjual;
          Perkembangan usaha di sector kepariwisataan misalnya memunculkan usaha jasa penjualanan makanan dan minuman, penjualan souvenir, penjualan/persewaan teknologi informasi, fasilitas angkutan local (mobil, roda dua, sepeda), angkutan kapal, tentu akan berdampak pada geliat ekonomi masyarakat, petani-peternak dapat menjual produksinya kepada wisatawan dan hotel/restoran, dengan harga yang relative terjangkau/standar.
          Evaluasi terakhir yang dilakukan Pem erintah Daerah melalui LPPD dan RKPD Kab.Samosir yang disusun tahun 2010.
          Ditinjau dari PDRD Samosir mengalami kenaikan dari tahun ketahun, dimana sector pertanian merupakan sector terbesar dalam pembentukan PDRB Kabupaten Samosir, disusul sector jasa-jasa dan sector perdagangan/hotel dan restoran, artinya sector Kepariwisataan merupakan sector ketiga dalam kontributor PDRB yang berkembang, berturut turut dari tahun 2007-2009 yakni  dalam jutaan rupiah :
No
Lapangan Usaha
2007
2008
2009
Menurut harga berlaku
1
Perdagangan, Hotel dan Restoran
129.335
10,05
138.158
9,92
146.947,7
9,26
2
Angkutan Komunikasi
14.568
1,13
327.618
23,53
400.220,93
25,21
3
Jasa-jasa lain
295.689
22,97
16.216
1,16
19.052,68
1,20
Menurut harga Konstan, 2000
1
Perdagangan, Hotel dan Restoran
8,70
8,70
8,12
2
Angkutan Komunikasi
1,10
1,09
2,14
3
Jasa-jasa lain
18,35
18,28
19,4
          Bilamana dilakukan kajian perputaran uang di sector kepariwisataan sebagai dampak kedatangan wisatawan (berkunjung dan menginap), ditinjau dari  lama tinggal, besaran belanja dari setiap orang wisatawan/pengunjung, mengacu kepada standar nasional dan provinsi,  dapat dihitung sbb :
·   bahwa rata-rata tinggal wisatawan mancanegara  adalah 3 hari, sementara wisatawan nusantara 2,8 hari;
·   besaran pengeluaran wisatawan per hari, untuk wisatawan mancanegara sebesar 40 US $, sedang wisatawan local sebesar Rp. 280.000 – Rp. 300.000,
Dengan kondisi tersebut, maka dapat dihitung setiap kunjungan wisatawan mengeluarkan dana Rp. 900.000.- per orang wisatawan nusantara, dan Rp. 1.200.000,- per orang wisatawan manca Negara. Misalnya untuk tahun 2009 wisatawan nusantara yang berkunjung/menginap ke Samosir  87.257 orang x Rp. 280.000.- x 2,8 hari  = Rp  68.409.499.000.-  sementara wisatawan mancanegara yang berkunjung tahun 2009 sebanyak  22.207 orang x Rp. 400.000.- (40 US$) x 3 hari = Rp.  26.648.400.000,-;  Dengan demikian perputaran uang di masyarakat Samosir  yang bersumber dari belanja wisatawan selama tahun 2009 diperkirakan sebesar Rp. 95.057.899.000,- (Sembilan puluh lima milyar lima puluh tujuh juta delaparatus sembilan puluh sembilan ribu rupiah).
Artinya bahwa indicator perkembangan kepariwisataan di Samosir setiap tahun tidaklah semata-mata dilihat dari jumlah uang yang diterima oleh Pemerintah cq. Dinas Pariwisata, Seni Budaya dari sector retribusi masuk objek wisata; atau Dinas Pendapatan dari sector Pajak, atau Badan Penanaman Modal dan Perijinan  Terpadu (BPMPT) dari sisi retribusi perijinan usaha, tetapi juga perolehan masyarakat (tidak langsung) dari  sector perdagangan, hotel, restoran/kuliner, souvenir, persewaan angkutan dan lain sebagainya yang konsumennya adalah wisatawan yang berkunjung. Semakin banyak wisatawan maka semakin besar pula kontribusi yang diperoleh, namun Pemerintah Daerah harus terus menata, membina, mengembangkan dan meningkatan sektor2 pendukung sebagai daerah wisata baik yang sifatnya fisik maupun non fisik (sumber daya manusia, karakter dan tingkat partisipasi masyarakat)
IV.  TUJUAN DAN SASARAN
1.              Tujuan
Sesuai Visi dan Misi tersebut di atas, maka tujuan pembangunan Pariwisata  merupakan usaha sungguh-sungguh untuk :
a.              Membuat Wisatawan tertarik mengunjungi OTW di Samosir sekitarnya terutama penerimaan masyarakat dan lingkungan sekitarnya;
b.              Membuat Wisatawan merasa puas / senang selama berkunjung dan berkesan positif (word of mouth) kepada yang lain.
c.              Membuat Wisatawan lebih lama tinggal di OTW
d.              Memenuhi kebutuhan Wisatawan selama berkunjung di OTW
e.              Membuat OTW memiliki identitas dan diketahui masyarakat dengan mudah.
f.               Menyediakan sarana Transportasi ke setiap OTW sehingga mudah dijangkau oleh para pengunjung.
g.              Mempersiapkan Manajemen dan para pihak terkait yang didukung oleh Kebijakan Pemerintah dan Peraturan perundang-undangan yang menjamin penyelenggaraan pariwisata   berjangka lama.
2.          Sasaran
       Sasaran  dan manfaat pembangunan Pariwisata     :
a.        Menambah pendapatan baru masyarakat (tourism brings new money)
b.        Bertumbuhnya jenis bisnis baru dan bertambahnya lapangan kerja baru (supports small businesses and creates new jobs)
c.        Berkembang ekonomi daerah yang luas ( diversifies the economic base )
d.        Menambah pendapatan daerah melalui pajak ( generates tax revenues )
e.        Merubah pandangan masyarakat ke arah yang lebih maju dan modern (enhances the community’s image and pride)
f.         Seni dan budaya semakin lestari dan berkembang melalui berbagai atraksi
g.        Infra struktur daerah dan pelayanan jasa lain semakin bertumbuh.
h.        Sarana dan prasarana Transportasi   telekomunikasi tersedia.
Dengan perkataan lain pembangunan pariwisata di Samosir akan berdampak pada sedikitnya 4 ( empat ) aspek yaitu :
a)       Ekonomi ( Economic )
b)       Budaya ( Culture )
c)           Masyarakat ( Social )
d)          Lingkungan ( Environmental )
3.              Indikator Keberhasilan Pencapaian Tujuan
1. Indikator Tujuan.
    1. Sebagian OTW  memiliki identitas dan fasilitas pendukung.
    2. Terdapat  trayek angkutan ke OTW
    3. Bertambahnya petugas pemandu wisata yang profesianal di OTW
2. Indikator Tujuan.
    1. Industri dan pelayanan jasa di sekitar  OTW bertambah
    2. Sarana aksesibilitas menuju OTW bertambah
    3. Bertambahnya rambu wisata, informasi wisata dan penerangan jalan menuju OTW
    4. Terdapatnya jadwal kegiatan/event bagi wisatawan
3. Indikator Tujuan.
a.        Berkurangnya angka kejadian kehilangan barang wisatawan
b.        Berkurangnya angka kejahatan terhadap wisatawan
c.        Bertambahnya rumah penduduk yang dijadikan hunian wisatawan
d.        Terpasangnya tabel harga di objek wisata
4.  Indikator Tujuan.
    1. Tersedianya booklet – booklet, brosur, buku – buku, billboard dan kalender wisata Samosir di hotel – hotel dan restoran, terminal, pelabuhan, air port, fasilitas umum lainnya di Kabupaten, Kabupaten tetangga, Propinsi diluar Sumatera Utara, dan kedutaan besar Indonesia di luar negeri
    2. Berpartisipasinya Kabupaten Samosir dalam even promosi wisata didalam maupun diluar negeri
    3. Tersedianya home page  wisata Samosir pada website  
    4. Adanya Jaringan Komunikasi pada setiap OTW
5.  Indikator Tujuan.
a.        Fasilitas umum perkotaan dan pedesaan tersedia
b.        Jalan dan rambu – rambu lalu lintas terpasang
c.        Adanya fasilitas penerangan jalan
d.        Tersedianya pusat aksesibilitas (terminal dan dermaga)
4.              Indikator Keberhasilan Sasaran adalah :
a.        Meningkatnya sarana dan prasarana transportasi
b.        Meningkatnya tujuan kunjungan wisatawan dan tempat hunian kamar hotel
c.        Seni dan budaya lestari dan berkembang sebagai event dan daya tarik wisata
d.        Waktu tempuh ke OTW semakin singkat
e.        Pendapatan masyarakat semakin meningkat
f.         Pendapatan Daerah dari Pajak semakin meningkat
g.        Lapangan kerja semakin bertambah
h.        Kelompok seni dan budaya bertambah menjadi sumber mata pencaharian
i.          Informasi Wisata semakin meluas di Hotel, Restauran, Mitra Usaha di Dalam dan Luar Negeri.
j.          Wisata Samosir menjadi Favorit bagi Wisatawan Dalam dan Luar Negeri 

V.  STRATEGI DAN PROGRAM PEMBANGUNAN PARIWISATA, SENI DAN BUDAYA
A.       STRATEGI
Strategi pembangunan pariwisata dalam konsep “Samosir Membangun“ didasarkan pada Kebijakan Pemerintah Pusat dan Bupati Kabupaten Samosir, yaitu menjadikan sektor pariwisata sebagai sumber pendapatan asli daerah kedua terbesar.
Untuk mewujudkan kebijakan tersebut, ditetapkan strategi sebagai berikut :
a.              Menginventarisasi seluruh OTW, Atraksi seni dan budaya, benda peninggalan sejarah dan potensi sarana prasarana Pariwisata dan perhubungan yang ada di Kabupaten Samosir.
b.              Menata OTW, Atraksi dan Benda peninggalan sejarah yang ada serta akses Transportasi yang mendukung.
c.              Melibatkan stakeholders dan masyarakat dalam perencanaan, pembangunan dan pengawasan Pariwisata  .
d.              Mendorong masyarakat memahami bahwa industri Pariwisata adalah industri yang menarik  dan bebas asap (emerging industry and smokeless) yang mampu merubah kondisi perekonomian ke arah yang lebih maju dan meningkatkan kesejahteraan hidup.
e.              Mempromosikan OTW, Atraksi dan benda peninggalan sejarah seluas- luasnya di dalam dan di luar negeri .
f.               Melakukan kerja sama dengan pihak lain khususnya usaha pariwisata.
g.              Mengembangkan OTW secara optimal sesuai potensi yang ada dan sarana parasarana Perhubungan
h.              Memanfaatkan kemajuan IPTEK terutama dalam Teknologi Informasi dalam pembinaan Pariwisata   tanpa menghilangkan nilai budaya, agama serta sumber daya lokal.
B.       PROGRAM KEGIATAN
1.        Penataan :
a.        Membuat  identitas OTW   
b.        Membuat petunjuk menuju OTW
c.        Membangun, melengkapi fasilitas minimum OTW
d.       Mendidik Guide Wisata (Pemandu Wisata)
e.        Memperbaiki Open Stage di Tuk tuk Siadongdan Pangururan
f.         Membina Atraksi seni dan budaya pada masing- masing OTW
g.        Memberi penyuluhan kepada masyarakat terutama sekitar OTW agar sadar wisata
h.        Menyusun Master Plan kawasan wisata Pusuk Buhit, Tuktuksiadong, Tomok Pasir Putih dan Aekrangat
i.          Menjadikan kawasan Cagar Budaya Pusuk Buhit Sianjurmula-mula
j.          Membuat Standard pelayanan wisata minimum di setiap OTW, Atraksi dan jasa Transportasi.
k.        Melaksanakan Sapta Pesona
l.          Menyusun Perda tentang Pariwisata.
2.        Promosi
a.        Membina kelompok seni dan budaya pada OTW
b.        Membuat paket – paket wisata dan jadwal kunjungan wisata
b.        Mencetak  keunikan OTW, atraksi seni dan budaya serta benda peninggalan sejarah dan menyebarluaskannya ke berbagai pihak di dalan dan di luar negeri.
c.        Melakukan kerja sama dengan Media, Agen Perjalanan, Perusahaan Penerbangan,Assosiasi serta Tokoh Pariwisata.
d.        Mengirimkan bahan promosi ke semua fasilitas publik seperti pelabuhan udara, laut, darat, hotel-hotel, supermarket, kawasan perumahan, kantor-kantor usaha, juga dengan kedutaaan-konsulat negara luar.
e.        Menjalin link teknologi informasi dengan website berskala nasional, dunia
3.        Pengembangan
a.        Membangun dan meningkatkan fasilitas penunjang termasuk akses Komunikasi di setiap OTW.
b.        Melakukan perlombaan pelayanan Wisata bagi setiap pihak /fasilitas penunjang penyelenggaraan wisata.
c.        Memelihara dan memperbaiki bangunan bersejarah dan Museum
d.        Membangun sarana transportasi dan telekomunikasi pada dan menuju OTW.
e.        Melakukan study banding sekaligus promosi penyelenggaraan wisata di dalam dan ke luar negeri.
f.         Membuka peluang investor ikut serta membangun sarana dan prasarana pariwisata.
V.  EVALUASI KEGIATAN DIBIDANG  PARIWISATA, SENI DAN BUDAYA SELAMA MASA 2007-2009
1.        Jenis Urusan Pariwisata
a.        Tahun Anggaran 2007 (MASIH BERGABUNG DENGAN DINAS PERHUBUNGAN)

No.
Program
Kegiatan
Hasil/Output
Alokasi Angg
Realisasi Angg
1
Peningkatan pemanfaatan teknologi informasi dalam pemasaran pariwisata
Pengadaan bahan promosi wisata
Tersedianya peta wisata Samosir, revolving light box, peta wisata dari plat aluminium
131.150.000.-
115.500.000
Pengembangan jaringan kerja sama promosi pariwisata
Terlaksananya pameran jubileum 50 tahun gereja CCA di Parapat
8.970.000
7.920.000
Pelaksanaan promosi pariwisata nusantara didalam dan luar negeri
Terlaksananya LTETS, PRSU, GWN, SITF dan PAN Asia Hash
327.600.000,-
219.720.000
2
Pengembangan Objek Pariwisata Unggulan
Pembuatan DED kawasan wisata Aek Rangat
Tersedianya DED Aek Rangat dan maket 1 paket
300.000.000
298.870.000
Pembuatan perencanaan 1001 tangga Aek Rangat
Terlaksananya pembangunan awal 1001 tangga aek rangat
169.675.000
169.598.000
Peningkatan Pembangunan Sarana dan Prasarana Pariwisata
Terlaksanan konstruksi bangunan perkampungan museum hutabolon simanindo, open stage tuktuk, menara pandang tele, kios souvenir tomok
1.105.000.000
1.086.395.700
Pengembangan sosialisasi dan penerapan swera dan pengawasan standarisasi
Sosialisasi Sadar wisata sebanyak 2 kali
40.700.000
40.700.000
Pengembangan dan penguatan litbang kebudpar
Terlaksananya pembuatan RIPPDA pariwisata kab.samosir
715.000.000
247.000.000
Pelaksanaan koordinasi pembangunan kemitraan pariwisata
Terlaksananya rapat koordinasi BPC PHRI sebanyak 6 kali
12.240.000
6.120.000

b. tahun anggaran 2008

No.
Program
Kegiatan
Hasil/Output
Alokasi Angg
Realisasi Angg
1
Pengembangan Pemasaran Pariwisata
Peningkatan pemanfaatan teknologi informasi dalam pemasaran wisata
Tersedianya bahan promosi berupa leaflet, booklet, majalah, hand bag, backdrop, CD, baliho, spanduk
342.725.000
272.055.000
Pengembangan jaringan kerja sama promosi pariwisata
Terlaksananya kegiatan LTETS 2008 pd bln Mei
84.670.000
46.700.000
Koordinasi sektor pendukung pariwisata
Partisipasi Tour deToba April 2008
33.900.000
15.400.000
Promosi pariwsata nusantara dalam negeri
Kegiatan promosi di GWN, SITF, TTG, PRSU
Partisipasi pada PRDT
Mengikuti PRDT 2008
60.960.000
12.800.000
Pencetakan dan distribusi peta Informasi Wisata
Tersedia peta inforamsi pariwisata
100.000.000
99.448.000
Penyelenggaraan temu bisnis dan peluang investasi bidang wisata
Terselenggara temu bisnis di Jakarta
100.000.000
99.500.500
2
Pengembangan Destinasi Pariwisata
Pengembangan objek pariwisata unggulan
Pembuatan proyek:
Batas kedalaman aman di Parbaba, Kamar mandi/tolilet dan parkir di open stage tuktuk; kios souvenir di tomok, pos retribusi di batu hobon,, rehab menara pandang tele, rehab batu kursi siallagan dan rehab batu parhapuran
1.538.450.000
1.352.454.000
Pengembangan jenis dan paket wisata unggulan
Tersedia buku panduan wisata/guide book
57.740.000
57.660.000
Pelaksanaan koordinasi pembangunan objek pariwisata dgn dunia usaha
Rapat koordinasi dengan PHRI 1 kali
10.000.000
5.000.000
Pemantauan dan evaluasi program pengembangan destinasi pariwisata
Pengawasan konstruksi pembangunan 8 paket
54.100.000
44.900.000
Pengembangan DTW
Penataan Martua Silimang dan pembuatan shelter/taman rekreasi permainan di pasirputih
365.275.000
354.945.000
Pengembangan sosialisasi dan penerapan swera dan pengawasan standarisasi
Sosialisasi Sadar wisata sebanyak 3 kali di 3 kec. Dgn peserta 300 orang
30.300.000
30.000.000
Peningkatan pembangunan sarana prasarana
Pembangunan sarana-prasarana 5 unit
322.500.000
319.552.000
Pengembangan objek wisata unggulan
Terlaksananya perencanaan 1001 tangga
163.025.000
9.198.200
Pembangunan sarana dan prasarana
Sarana kesenian open stage Tuktuksiadong dalam rangka TTG
602.100.000
585.000.000
3
Program Pengembangan Kemitraan
Pengembangan SDM bidang kebudayaan dan pariwisata
Terlatihnya pemandu wisata dengan jumlah 30 orang
37.440.000
26.790.000
Pengembangan SDM dan professi bidang pariwisata
Terciptanya SDM yg professional bidang pariwisata sebanyak 50 orang
79.450.000
63.300.000
Pelaksanaan koordinasi pemb. kemitraaan
Tersedianya sarana pengamanan wisatawan dengan polisi pariwisata 10 orang dengan 2 sepeda motor, 10 HT dan pakaian kerja 10 set
150.000.000
75.741.250
Pengembangan dan penguatan litbang kebudpar
Pembentukan RIPDA Kabupaten
251.150.000,-
219.956.000

c. tahun anggaran 2009

No.
Program
Kegiatan
Hasil/Output
Alokasi Angg
Realisasi Angg
1
Pengembangan Pemasaran Pariwisata
Peningkatan pemanfaatan teknologi informasi dalam pemasaran wisata
Tersedianya bahan promosi berupa  hand bag, CD, SIM berbasis geografis,
168.750.000
168.410.000
Pengembangan jaringan kerja sama promosi pariwisata
Terlaksananya  Rakr penyusunan paket wisata dan partisipasi PDT
107.670.000
64.939.000
Promosi pariwsata nusantara dalam negeri
Kegiatan promosi di GWN, SITF, TTG, PRSU, Nusa Dua
268.840.000
261.003.550
2
Pengembangan Destinasi Pariwisata
Pengembangan objek pariwisata unggulan
 Lanjutan rehab huta Siallagan, penataan Tala pusukbuhit, Sopo batu sawan, pembuatan jalan seapak batusawan, toliet dan shelter batusawan, rehab gedung aek rangat, pos retribusi paisirputih
915.600.000
906.461.000
Pengembangan jenis dan paket wisata unggulan
Pendataan lokasi wisata dan pencetakan buku paket wisata unggulan
67.175.000
67.075.000
pembangunan sarana prasarana objek unggulan
Pembangunan 110 tangga ke sijambur nabolak
61.329.860
61.329.860
Pengembangan objek wisata unggulan
Pembangunan bronjong kanal di pasir putih parbaga
150.000.000
124.660.000
Pembangunan sarana dan prasarana pariwisata
 Pembuatan gapura di pintu masuk Tele, Simpang Tuktuk, Dermaga Siallagan; pembuatan papan nama dan papan himbauan
730.000.000
713.037.000

2. Urusan Kebudayaan
a. tahun anggaran 2008

1
Program Pengembangan Nilai Budaya
Pemberian dukungan, penghargaan dan kerjasama dibidang budaya
=
75.750.000
Tidak terlaksana
2
Program Pengelolaan Kekayaan Budaya
Fasilitasi partisipadi masyarakat dalam pengelolaan kekayaan budaya
Terlaksananya lomba paduan suara senandung samosir , 7 peserta
69.600.000
60.845.000
Pengelolaan dan pengembangan pelestarian peninggalan sejarah purbakala, museum
Terlaksananya pembuatan SID patung Nahum dan bukit bunda Maria di Palipi
100.000.000
99.840.000
Pengembangan kebudayaan dan pariwisata
Pembangunan dan pemagaran sopo bolon paromasan di Pangururan
147.787.500
136.319.650
Pengembangan data base SI sejarah purbakala
Terdokumentasinya upacara ritual adat Batak 2 paket
32.830.000
6.900.000
3.
Pengelolaan Keragaman Budaya
Pengembangan kesenian dan kebudayaan daerah
Even kebudayaan dan kesenian daerah di GWN, Lomba Cipta Lagu Batak, Lomba Trio, PRSU
299.425.000
169.385.000
Penyelenggaraan dialog kebudayaan
Dialog kebudayaan 2 kali dengan peserta 180 orang
49.600.000
48.300.000
Fasilitasi penyelenggaraan festival budaya daerah
Festival tari kreasi 1 x 19 grup
97.800.000
84.720.000
Fasilitasi perkembangan keragaman budaya
Event kesenian daerah Lomba kecapidan Rembug budaya
135.000.000
71.020.000
4
Pengembangan Kerjasama Pengelolaan Kekayaan Budaya
Fasilitasi pembentukan kemitraan usaha profesi antar daerah
Terlaksananya pementasan opera Batak 1 x
44.540.000
39.690.000

b. tahun anggaran 2009

1
Program Pengembangan Nilai Budaya
Pemberian dukungan, penghargaan dan kerjasama dibidang budaya
Tersedianya 9 set alat musik tradisional dan uang pembinaan untuk 9 grup Kecamatan
95.565.000
92.975.000
Pelestarian dan aktualisasi adat budaya Batak
Terlaksananya seminar budaya di Toba Beach
116.650.000
113.111.500
2
Program Pengelolaan Kekayaan Budaya
Pengelolaan dan pengembangan pelestarian peninggalan sejarah purbakala, museum
Terdatanya seluruh situs dan benca cagar budaya di Samosir, 273 lokasi
500.000.000
472.200.000
3.
Pengelolaan Keragaman Budaya
Pengembangan kesenian dan kebudayaan daerah
Even kebudayaan dan kesenian daerah Horas Samosir Fiesta
806.900.000
689.835.000
Dari berbagai kegiatan dan proyek yang dilaksanakan sebagaimana disebutkan diatas sejak tahun 2005 s/d 2009 ternyata yang dilaksanakan masih bersifat pembangunan fondasi, fasilitas fisik serta belum secara terfokus untuk mengembangkan Samosir sesuai dengan program kerja, prioritas kebutuhan, sementara hal-hal yang bersifat pembenahan dan peningkatan kwalitas SDM untuk merubah mind set masyarakat/stakeholder dari masyarakat petani ke arah masyarakat wisata belum tersentuh sepenuhnya.
                Hal ini dimungkinkan terjadi mengingat kondisi awal dari kepariwisataan di daerah ini menyangkut infrastruktur-aksesibilitas, amenitas, fasilitas lain yang sangat mendukung, tingkat partisipasi masyarakat, kwalitas SDM serta keterbatasan anggaran untuk membiayai sektor prioritas, apalagi berbagai instansi belum memiliki kantor dan fasilitas yang cukup.
                Dengan demikian diharapkan kedepan untuk mencapai visi-misi Kabupaten Samosir di sektor pariwisata untuk menjadi sektor unggulan, maka kerjasama-partisipasi masyarakat dan Pemerintah perlu semakin dibangun dan ditingkatkan, serta membangun kerjasama-kemitraan-jaringan kerja dengan Pemerintah Atasan serta berbagai stakeholders lainnya. Selain itu perlu ada komitmen dan konsistensi berbagai SKPD untuk mendukung Dinas Pariwisata mewujudkan bersama visi Pariwisata melalui tugas pokok dan fungsi masing-masing instansi, sementara Dinas Pariwisata hendaknya tidak terbeban dengan pekerjaan-pekerjaan teknis fisik (mengingat keterbatasan sumber daya manusia), artinya sesuai dengan tugas pokok dan fungsi Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya Kabupaten Samosir dalam bidang Pengembangan, Penggalian dan Pelestarian Seni Budaya-Museum Kepurbakalaan;  Pengembangan Destinasi (objek dan daya tarik) Pariwisata; serta Kegiatan Pemasaran/Promosi merupakan tugas utama yang cukup berat.
                Selain itu diharapkan, pemberian fasilitas fisik (kantor-perkantoran, pusat kegiatan pelatihan senibudaya dsb) serta penyediaan anggaran yang cukup, hendaknya mendapat perhatian yang serius dari segenap pemangku kepentingan dalam penyediaan anggaran, serta pengambilan keputusan dan kebijakan yang fokus bagi pencapaian visi dan misi pembangunan Kab.Samosir.
 VI. P E N U T U P
Strategi ini merupakan cara dan proses secara sistematis yang berkelanjutan dan beresiko, dengan memanfaatkan sebanyak-banyaknya pengetahuan antisipatif, pengorganisasian  secara sistematis seluruh usaha-usaha dan kemudian mengukur hasilnya.
Kemungkinan masih terdapat banyak kekurangan dalam Strategi ini, dengan pertimbangan situasi dan kondisi negara kita yang belum stabil, namun didalam pelaksanaannya diharapkan mendapat saran/masukan untuk pengembangan aktivitas pariwisata di Kab. Samosir khususnya dan Kawasan Danau Toba pada umumnya.
Pangururan,  Maret 2010









Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *