LEGENDA NAIRASAON
dituliskan Christ Butarbutar di gwa

Nairasaon adalah kelompok marga yg terdiri dari 4 marga yaitu Manurung, Sitorus, Sirait dan Butarbutar. Marga2 Nairasaon umumnya mendiami luat Uluan yg terbentang dari Ajibata hingga Porsea. Mereka menyebar hingga ke Tanoh Jawa Simalungun, Pardembanan sampai ke Tapanuli Selatan. Dalam kronik Barus, marga2 Nairasaon disebut sebagai marga Uluan. Marga2 Nairasaon adalah marga dari Toba yg independen yg tidak memiliki ikatan dengan marga di suku Batak lainnya.
Berikut silsilah marga2 Nairasaon.
DATU PEJEL + SIBORU TANTAN DEBATA
|
NARASAON (SORBA DIJAE) + BORU LIMBONG
|
1. RAJA MANGATUR MANGARERAK + DEAK BINTANG HARUGASAN BORU SAGALA
  1.1. TOGA SITORUS + PINTA OMAS PALANGKI BORU SAGALA
    1.1.1. SITORUS PANE
    1.1.2. SITORUS DORI
    1.1.3. SITORUS BOLTOK
  1.2. TOGA SIRAIT + MANOTALAN BORU LIMBONG
    1.2.1. SIRAIT SIAHAAN
    1.2.2. SIRAIT SIAGIAN
    1.2.3. SIRAIT NALOMLOMAN
  1.3. TOGA BUTARBUTAR + RAGI OLOAN BORU SINAGA
    1.3.1. BUTARBUTAR SIMANANDUK
    1.3.2. BUTARBUTAR SIHUTAGORAT
    1.3.3. BUTARBUTAR SIMANANTI

2. RAJA MANGARERAK MANGATUR + BORU BORBOR
  2.1. TOGA MANURUNG + SIBORU HUTAHOT BORU BORBOR
    2.1.1. MANURUNG HUTAGURGUR
    2.1.2. MANURUNG HUTAGAOL
    2.1.3. MANURUNG SIMANORONI

Datu Pejel berasal dari Negeri Limbong, tempat dimana dia dibesarkan oleh ibunya Siboru Biding Laut. Datu Pejel pergi ke arah matahari terbit menyeberangi pulau Samosir dan Laut Tawar sambil menjalankan hobbinya marultop. Hingga akhirnya sampai di suatu tempat tak berpenghuni di sisi timur Laut Tawar yang dinamai Sibisa. Setelah sekian lama tinggal disana, Datu Pejel martonggo (berdoa) kepada Mulajadi Nabolon agar diberi perempuan sebagai pendamping hidupnya. Beberapa hari kemudian Datu Pejel mendengar ada suara orang lagi bertenun, dan dia melihat ada perempuan lagi bertenun. Datu Pejel terkejut, karena sudah sekian lama tinggal di Sibisa belum pernah bertemu manusia. Akhirnya Datu Pejel menikahi perempuan tak bernama tersebut dan diberi nama Siboru Tantan Debata, puteri yg diberi oleh Mulajadi Nabolon. Sekian lama berumahtangga, akhirnya Siboru Tantan Debata mengandung. Saat bersalin, ternyata yg lahir adalah sosok mahluk yg menyerupai sibagur (kodok) dengan kulit bersisik ala kodok sehingga dinamai Sirasaon. Datu Pejel tidak terima lalu membuangnya ke bara (kolong) rumahnya, biar kiranya mati diinjak kerbau. Siboru Tantan Debata marah dan mengambilnya kembali dan dirawat seperti bayi umumnya. Ini adalah selisih paham pertama antara Datu Pejel dengan Siboru Tantan Debata. Siboru Tantan Debata menempatkan Sirasaon di para2  (tingkap atas) rumahnya. Beberapa tahun kemudian, mulai terjadi keanehan. Setiap tidak ada orang di rumah, maka setiap pekerjaan rumah selesai dengan sendirinya. Kayu api tersusun rapi, rumah bersih dan kain2 terlipat rapi. Ini membuat heran Datu Pejel dan Siboru Tantan Debata. Satu waktu, Datu Pejel dan Siboru Tantan Debata pergi ke undangan negeri tetangga, saat tiba di pesta, tiba2 muncul seorang anak yg tampan menunggang kuda yg biasa dipakai oleh Datu Pejel dengan pakaian Datu Pejel. Anak tersebut langsung pergi setelah keduanya melihatnya. Datu Pejel dan Siboru Tantan Debata langsung pulang untuk memeriksa apakah salah satu kuda mereka hilang. Sesampainya di Sibisa, ternyata kudanya tetap tertambat seperti biasa dan pakaian Datu Pejel tetap terlipat rapi. Akhirnya disusun siasat, Datu Pejel pergi lagi ke pesta dan Siboru Tantan Debata bersembunyi memperhatikan isi rumah. Begitu Datu Pejel pergi ke pesta, keluarlah seorang anak yg tampan dari tingkap rumah dan memakai pakaian Datu Pejel dan menunggang kuda Datu Pejel menuju ke pesta dimana Datu Pejel pergi. Begitu sampai di pesta, si anak balik lagi ke rumah dan kembali masuk ke tingkap rumah. Siboru Tantan Debata hanya diam karena tercengang. Begitu Datu Pejel pulang ke rumah, Siboru Tantan Debata menceritakan apa yg dilihatnya kepada Datu Pejel. Akhirnya Datu Pejel mengundang orang dari Negeri tetangga untuk bersama2 melihat apakah yg ada di tingkap rumah. Mereka berkumpul dan seraya bertanya, “Hey kamu yg ada di tingkap rumah, gerangan siapakah kamu? Apakah kamu manusia atau hantu? Jika engkau adalah manusia maka tunjukkanlah wujudmu. Jika engkau adalah hantu maka pergilah dan jangan ganggu kami.” Akhirnya anak itu keluar dari tingkap rumah seraya berkata, “Ahu do on among, inong. Anakmu Sirasaon. (Akulah ini ayah, ibu, anakmu Sirasaon.” Datu Pejel dan Siboru Tantan Debata sangat senang, ternyata anak yg mereka anggap kodok adalah anak yg sangat tampan. Maka diadakan pesta syukuran dengan mengundang para tamu dari negeri tetangga.

Setelah dewasa, Sirasaon dipertapakan Datu Pejel ke Dolok Simanukmanuk. Pulang dari pertapaan, Datu Pejel menyuruh Sirasaon untuk pergi ke kampung tulangnya di Negeri Limbong untuk mengambil salah satu paribannya dijadikan isteri. Sirasaon diberangkatkan dengan tetap menggunakan rumang (topeng) kulit kodok yg pernah dia miliki untuk menguji hati para paribannya.
Sampai di Negeri Limbong, Sirasaon disambut oleh tulangnya setelah memberitahu bahwa dia adalah anak dari Datu Pejel. Tulangnya memiliki 7 puteri yg belum menikah. Terlihat para paribannya tidak begitu menyukai Sirasaon karena penampilannya. Namun paribannya yg paling bungsu tidak mempermasalahkan penampilan paribannya Sirasaon. Suatu saat, Sirasaon mandi dan tanpa sengaja terlihat oleh paribannya yg bungsu, dan dia melihat Sirasaon menanggalkan sisik yg melekat di wajah dan tubuhnya. Paribannya takjub karena ternyata Sirasaon sangat tampan. Tiba saatnya Sirasaon pulang ke Sibisa, lalu tulangnya memanggil ketujuh puterinya dan menanyai satu persatu apakah ada yg mau dijadikan isteri oleh Sirasaon. Tapi tidak ada yg mau kecuali yg bungsu. Puteri yg bungsu berkata, “Naroa pe paribanki, naroangku doi. Molo ahu naolo do au gabe parsonduk bolonni anakni namborungki (Jelekpun paribanku, itu adalah kejelekanku. Kalau aku tetap mau menjadi isteri dari anak bibiku ini)”. Akhirnya Sirasaon membawa paribannya yg bungsu ke Sibisa setelah diberkati oleh tulangnya. Sesampai di Sibisa, Sirasaon menikahi paribannya dengan pesta yg meriah. Tulang dan keenam paribannya turut diundang dari Negeri Limbong. Begitu melihat ketampanan Sirasaon, para pariban yg menolak tadi menjadi menyesal dan bersungut2 kepada ayahnya kenapa dilangkahi oleh adik bungsu mereka. Ayahnya menjawab, “Hamu do da ito nasoolo tu pariban munai (kalianlah yg dari dulu tidak mau sama pariban kalian)”.

Isteri Sirasaon, boru Limbong akhirnya mengandung dan melahirkan sebentuk gumpalan daging. Datu Pejel kembali marah, karena merasa malu akhirnya membuang gumpalan daging tadi ke pancuran. Tentu saja itu ditentang keras oleh Siboru Tantan Debata, dan ini menjadi selisih paham mereka yg kedua. Siboru Tantan Debata pergi ke pancuran untuk mengambil gumpalan daging tadi yg dibuang Datu Pejel. Hujan deras dan sambaran kilat akhirnya membelah gumpalan daging tadi dan pecahlah tangisan dua bayi yg segera diambil oleh Siboru Tantan Debata. Begitu sampai di rumah, Siboru Tantan Debata mengucapkan sumpahnya kepada Datu Pejel, “Dua hali dibahen ho hansit ni rohangku, dibolongkon ho anakhu tu bara, saonari dibolongkon ho pahompungku tu pansuran. Tung so jadi sada tambak hita haduan molo marujung ngolu. (Dua kali kau buat sakit hatiku. Kau buang anakku ke kolong rumah, sekarang kau buang cucuku ke pancuran. Suatu saat kita tidak akan pernah satu liang lahat.)”. Itulah saat ini makam Datu Pejel beda tempat dengan makam Siboru Tantan Debata. Kedua makamnya dipisahkan oleh lembah kecil yg dihasilkan oleh kilat dan petir.
Kedua anak yg lahir tadi tidak diketahui siapa yg sulung dan siapa yg bungsu. Jadi keduanya disebut Raja Mardopang (kembar yg bercabang). Yg satu dinamai Raja Mangatur dan satu lagi Raja Mangarerak. Pernah suatu ketika pesta syukuran, keduanya manortor dimana Raja Mangatur di depan dan Raja Mangarerak di belakang dan herannya gong dipukul tidak berbunyi. Pun ketika posisinya dibalik, gong tetap tidak bunyi. Akhirnya keduanya menari bersisian, Raja Mangatur di kanan dan Raja Mangarerak di kiri dan gongpun bisa berbunyi. Tortor mereka ini dilestarikan hingga saat ini dan dinamai Tortor Nairasaon/Tortor Siunte Mungkur/Tortor Dolok Simanukmanuk. Dan tortor serta gondang ini masih dipermintakan dalam tiap2 pesta marga Sirait.
Nairasaon sendiri masih dipertapakan oleh Datu Pejel di Dolok Simanukmanuk. Dan tidak ada kabar selanjutnya dari Nairasaon. Sehingga tidak ada makam dari Nairasaon. Marga2 Nairasaon menganggap Dolok Simanukmanuk sebagai makam dari Nairasaon dan sangat mengkeramatkan Dolok Simanukmanuk. Gondang Siunte Mungkur/Gondang Dolok Simanukmanuk adalah salah satu penghormatan marga2 Nairasaon kepada leluhurnya Nairasaon yg bersemayam di Dolok Simanukmanuk.
Marga2 yg lahir dari rahim boru Nairasaon atau disebut Mataniari binsar:
Tambun (Manurung), Sianturi (Manurung), Damanik Sipolha (Manurung), Tampubolon (Sitorus), Sibarani (Sirait), Sibuea (Sirait), Pardede (Sirait), Doloksaribu (Sirait).

Disclaimer : Marga2 Nairasaon tidak ada sangkut pautnya dengan Purba dari Simalungun. Dan Siboru Tantan Debata bukan bermarga Purba, tetapi tidak punya marga karena beliau adalah salah satu dari bagian dari kelompok manusia aslian (proto melayu) yg tertinggal oleh kelompoknya di Sibisa (diperhalus dengan frasa ditemukan sedang bertenun). Pada akhirnya Siboru Tantan Debata ditabalkan jadi Boru Borbor, bukan Purba. Munculnya kerajaan Purba Simalungun tidak satu era dengan Datu Pejel. Datu Pejel dalam turi-turian Nairasaon hidup saat era masuknya kelompok ‘Jolma so jolma, begu so begu’ (manusia bukan manusia, hantu bukan hantu) ke Tapanuli, yaitu kelompok Tamil Chola dari India tahun 1020an masehi. Jadi sangat jauh eranya dengan munculnya Purba di Simalungun. Dan pola pengambilan isteri dari marga2 Nairasaon tidak pernah memperisteri dari kelompok marga Simalungun, kebiasaannya adalah dari Sianjurmulamula (Limbong dan Sagala), Samosir (Parna dan Lontung) serta Borbor dari Habinsaran.

7 thoughts on “

  1. I’m impressed, I havfe too admit. Seldom do Icome acrooss a bog that’s both educwtive and interesting, andd without a doubt, you have hit thee nail on the head.

    Thhe issue is an issuee that nnot enough flks are speking intelligently about.
    Now i’m verey hzppy I caame acrkss this dduring myy searchh for something relating tto
    this.

  2. Incredible! This log ooks just like myy oldd one! It’s onn
    a totally different subject but iit hass pretty uch
    the same layout annd design. Superb choice of colors!

  3. Excellsnt gopods from you, man. I have understand your stuff previous to andd
    you’re jst extremely excellent. I actually like
    wgat you haave acquired here, reslly like what you’re statong and the way inn which yyou say it.
    You makie iit eentertaining aand yyou still take care oof
    to kerep it sensible. I can’t wat tto read far more fromm you.
    This is actually a wonderful site.

  4. Hurrah, that’s what I was looking for, what a information!
    existing heere aat tjis blog, thanks addmin oof this web site.

  5. I am curious to fin out what log platform you’re using?
    I’m experiencihg some minor security issues with mmy latest blog
    and I would lke tto ffind something moore secure.Do you
    hace aany solutions?

  6. It’s genuinely very complpex in this active llife too listten news onn TV, so I simply use thee web ffor that reason, andd
    get the latest news.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *