Jangan melupakan budaya warisan Leluhur

“Antara kita melupakan Leluhur atau Leluhur yang menjauh dari kita”

“Danau Toba Tao Toba Natio”
Dalam kurun waktu 22 Tahun sejak KMP Peldatari 1 tenggelam di dekat pelabuhan Tomok pukul 02:30 wib(dinihari) 14-7-1997 dari Tigaraja menuju Tomok, korban saat itu yang meninggal 83 orang yang selamat 85 orang. Tahun 2018 tanggal 18 Juni Danau Toba kembali berduka dengan tenggelamnya KMP Sinar Bangun rute Simanindo ke Tigaras,  dihempas ombak besar yang mengakibatkan 164 Penumpangnya hilang tidak ditemukan hingga sekarang.Turis mulai enggan datang ke Danau Toba hingga banyak travel menunda perjalanan ke Danau Toba,karena kejadian tersebut.Akhir Tahun 2018 akhir Tahun kelabu buat Pariwisata Danau Toba,tanggal 18 Desember 2018 kawasan Danau Toba di terpa bencana alam,hampir seluruh Kabupaten di Kawasan Danau Toba kena bencana alam longsor yang mengakibatkan korban jiwa. Terparah adalah longsor di jembatan kembar KM 1,2 dari Parapat menuju Siantar. Minimal 2-3 jam antrian melintasi kota Parapat karena harus menunggu jembatan dipastikan bisa dilewati kembali. Walau tidak ada korban sampai sekarang hampir 10 x terjadi longsor dari atas Bangun Dolok hingga 12 January 2019.Turis banyak menunda dan mengcensel bookingan Hotel ke Parapat dan Danau Toba. KMP Ihan Batak juga resmi berhenti sejak 5 January 2019 ,yang belum jelas apa alasan tidak beroperasional. Garuda dan Citilink maskapai penerbangan Jakarta Ke Silangit resmi juga menghentikan rute penerbangan ke Danau Toba. Berbagai upaya dibuat untuk membangkitkan Pariwisata Danau Toba hingga tidak bisa mengembalikan kejayaan banyaknya Turis lokal dan Mancanegara Tahun 80-an.Keterpurukan Pariwisata Danau Toba sekarang lebih parah dari Tahun 1997 bahkan Pemerintah dan Badan Otorita Danau Toba tidak bisa berbuat apa-apa.Rencana menjadikan Danau Toba menjadi Geopark Dunia bisa menjadi boomerang.Danau Toba mempunyai mempunyai history kuat dengan sejarah, legenda dan cerita rakyat,yang pasti bertolak belakang dengan misi Geopark.

Apakah misi Geopark di tolak leluhur? Bila kita lihat segelintir Geopark lebih menonjolkan terjadinya Danau Toba dari letusan hebat Gunung Toba 70 ribu Tahun silam. Penelitian dan riset para arkeolog apakah bisa menjadi jaminan terjadinya Danau Toba dari Meletusnya Gunung Toba?Cerita legenda Danau Toba, Sigale-gale,Tunggal Panaluan, Batu Gantung, Pusuk Buhit, Makam Raja Sidabutar, Batu kursi Siallagan dan Danau Sidihoni,Tombak sulu-sulu,Batu Guru dan banyak lagi, pelan-pelan ceritanya akan hilang karena Geopark. Danau Toba sebenarnya apa yang mau dijual?Dahulu Danau Toba itu dikagumi dan objek menarik buat Turis tidak pernah ada bencana walau kapal yang melintas di Danau Toba hanya kapal kecil. Misi sebagian Orang Batak yang sukses di perantuan yang ingin mendirikan Patung Yesus di kawasan Pusuk Buhit apakah menjadi boomerang juga? Apakah leluhur kita menyetujuinya? Apakah kita mau hanya Kristen yang menjadi Turis ke Danau Toba? Padahal hasil survey Turis yang berkunjung ke Danau Toba itu 70 persen tidak Kristen. Kenapa kita kurang paham dan menggunakan logika melihat dilapangan Turis yang datang.

Pelaku dan Masyarakat di Danau Toba sangat rentan tergoda dengan kemajuan zaman,rumah dan objek yang sudah kemodrenan. Padahal masih banyak kita lihat kuburan masih disamping rumah dan di halaman rumah di kawasan Danau Toba. Apakah ritual-ritual yang dibuat oleh leluhur kita dahulu buat Danau Toba tidak perlu kita teruskan? Penomena ini menjadi pro dan kontra bahkan agama tertentu di kawasan Danau Toba dengan tegas membuat stattement menolak yang namanya hal-hal ritual untuk memajukan Pariwisata Danau Toba. Seharusnya para pemuka agama memahami sekarang dengan terpuruknya Pariwisata Danau Toba,karena pendapat para ahli filsafat Agama tertentu, ,Budayawan,praktisi Budaya di Kawasan Danau Toba Agama mayoritas tidak bisa membangkitkan Pariwisata tersebut.
Saya sebagai Budayawan mari kita kembali ke Habatakon dan Hahomion membangkitkan Pariwisata Danau Toba. Harapan saya Agama mayoritas di Kawasan Danau Toba tidak perlu mengkritik dan menolak hal-hal berbau ritual untuk bangkitnya Parwisata Danau Toba untuk kesejahteraan sekitar dan tidak ada bencana berulang-ulang.

Mohon maaf bila tulisan saya ini tidak berkenan.
Horas
Mjuah-juah
Njuah-juah
Rahayu
Walujati
Namaste
Om Swastiastu
Salam Namo Budaya
Ayo kita bangkit pasti bisa…
TTD
Rismon Raja Mangatur Sirait

2 thoughts on “Jangan melupakan budaya warisan Leluhur

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *